Bab 9

995 90 56
                                    

-
-
-

call me pyin not author!
jangan lupa vote + komen
and sorry for typo

-
-
-

"satu roti fla susu nya." Ucap Riki pada Heeseung, Heeseung menoleh ke arah Riki yang sedang menatapnya dengan lembut, Heeseung tersenyum pada Riki lalu menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.

Riki membalas senyuman dari Heeseung dengan senyuman tulus yang terkesan sendu, tak seperti hari hari sebelum nya kali ini ia lebih berani menunjukkan tatapan kerinduannya.

Beberapa menit yang hening tanpa obrolan sama sekali, Heeseung fokus membuatkan pesanan untuk Riki sedangkan Riki fokus pada Heeseung, Heeseung menyodorkan pesanan Riki dari lubang kecil.

Riki menatap pesanan itu tapi titik fokusnya tak tertuju pada pesanannya melainkan bekas gigitan anjing yang berada di lengan Heeseung, bekas nya tak hilang namun hanya memudar, Riki mengelus bekas gigitan itu sedangkan Heeseung langsung menderyit karena bingung.

"bekas nya ternyata masih ada." Ucap Riki dengan menatap Heeseung yang sekarang juga menatapnya.

"siapa nama mu?" tanya Heeseung pada seorang anak laki-laki cantik yang memergoki nya sedang mencabik cabik seekor anjing.

Dia terkejut dan reflek memundurkan tubuhnya.

"Nishimura Riki dan kau?" Balas anak itu.

Heeseung tampak terkejut dan netra nya terlihat bergetar setelah mengingat Riki, Riki tersenyum dengan tipis, wajar dia tak ingat mereka sudah tak bertemu selama bertahun-tahun, mungkin Heeseung bisa melupakannya tapi Riki tak pernah bisa melupakannya.

"bodoh, kenapa kau tak memberitahu ku dari awal." Ucap Heeseung setelah mereka pulang ke apartement Heeseung dan bersantai di atas balkon.

"aku pikir kau akan mengingatnya dengan cepat tapi setelah hari kedua, aku jadi sadar bahwa kau belum mengingat ku." Balas Riki dengan tersenyum.

Heeseung menghembuskan asap rokoknya.

"aku sudah tau bahwa itu kau bahkan sejak awal pertemuan kita di kedai waktu itu, kau tumbuh menjadi pria yang tampan dan juga berkharisma." Timpal Riki dengan kedua pipi yang mulai bersemu.

Heeseung tersenyum.

"sedangkan kau tumbuh menjadi seorang pria cantik yang membuat ku sangat pangling." Senyum Heeseung.

"jangan melebih lebihkannya bajingan." Ucap Riki dengan salah tingkah.

"tidak dasar jalang." Balas Heeseung.

Riki dan Heeseung secara bersamaan tertawa.

______________________________________

"apa wanita itu masih sering memarahi mu dan juga memukuli mu?" Tanya Heeseung.

"ya, kemarin dia baru saja melakukan keduanya." Senyum Riki.

Heeseung menatap ke arah Riki yang juga menatapnya, tangan nya terulur untuk mengelus pipi mulus yang keindahannya berkurang karena memar keunguan di sana, surai keduanya sedikit tertiup angin tapi eye contact keduanya tetap tertaut satu sama lain.

"apa kau muak?" Tanya Heeseung.

"sangat.. aku sangat muak tapi aku tidak bisa berbuat apa apa." Balas Riki.

"kenapa kau tidak coba meluapkan semua emosi yang kau pendam selama ini?" Heeseung menopang dagunya setelah menghentikan elusannya di pipi si cantik.

"bagaimana caranya?" Tanya Riki.

Homophobic : HeekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang