memendam rasa (bxb lokal)

149 4 0
                                    

Kairo sub
Abizar Dom

"Kai, lo gak mau berhenti?"

Kairo atau yang memiliki nama panjang Abyasa Kairo Bagaskara, nama yang indah namun memiliki kisah cinta yang rumit.

Kairo mengernyit bingung "apa yang berhenti sat?"

Satya Abizar, temannya itu mendengus "berkali-kali gua bilang panggil gua Abi bukan sat."

"Aneh manggil lo abi, kek umi abi." Dia menyeruput es cekek yang ia rebut dari Abi, "jadi, berhenti apa?"

"Sama si Nesa, lo gak cape nunggu orang yang gak pasti?"

"Berkali-kali juga gua bilang kalau gua gak akan nyerah sampai dia bisa lihat gua sebagai pacar."

"Tolol." Gumam Abi.

"Gua tau, tapi rasa cinta gua kaga bisa di ganggu gugat, gua cinta mati sama dia."

"Lo jangan fokus sama satu orang sampe orang lain yang suka sama lo malah kaga keliatan."

Kai mengedikkan bahunya acuh "pulang yok, gua nanti ada janji sama Nesa."

Abi mengangguk, dia menghidupkan mesin motor miliknya "naik." Kairo menurut, dia naik pada motor tersebut.

Sore harinya, Kairo telah siap dengan pakaian rapinya, dia menyemprotkan parfum pada seluruh pakaiannya hingga ruang kamarnya tercium harum semerbak.

Dia keluar dan berpamitan pada kedua orang tuanya, tiba saat dia membuka pintu, di samping rumahnya banyak beberapa anak laki-laki yang seumuran dengannya tengah berkumpul di rumah Abi, rumahnya dengan Abizar berdempetan, mereka tetangga.

"Mau nongkrong di mana lo sat?" Tanya Kai.

Abi yang sibuk dengan rokok pada tangannya mengepulkaj asap rokok tersebut "biasa warung depan, lo udah siap pergi ternyata."

"Iya, do'ain lancar."

Kairo dengan motor maticnya mulai menjauhi komplek perumahan, dia menjemput Nesa perempuan incarannya semenjak dia pertama kali masuk sekolah SMA Taruna Bangsa.

Nesa adalah perempuan yang lembut, memiliki senyuman lebar hingga matanya tak terlihat, begitu anggun dan indah bak dewi. Itulah mengapa Kairo mengejarnya mati-matian walaupun sering kali dirinya di kata bodoh, karena Nesa menerima dirinya di kala dia masih belum melupakan masa lalunya, Kairo rela menjadi pelampiasan oleh Nesa, dia akan berjuang sampai dirinya lelah dan muak.

Dia setelah menjemput Nesa, membawanya berjalan-jalan, membawanya untuk menonton dan membeli suatu barang, tak tau berapa yang ia keluarkan untuk kekasihnya itu, dia tidak peduli.

Setelah mereka menghabiskan waktu Kairo mengantarnya pulang, padahal dari lubuk hatinya dia tak rela, tapi bagaimana lagi jika Nesa yang meminta berasalan belajar karen esok akan ujian.

Kairo menatap pada jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, pukul 20:00 terlalu cepat untuk kembali ke rumahnya, dengan begitu dia memilih datang menemui Abizar teman kecilnya itu.

Kedai kopi yang hanya terlihat seperti gubuk itu di penuhi dengan motor yang terparkir di depannya, suasana juga begitu remang, hanya terdapat lampu di beberapa sudut.

Kai masuk ke dalam dan tersenyum tipis saat melihat beberapa orang yang tengah tersenyum padanya, dia berhenti saat tiba di ruangan yang ujung, terdapat sofa panjang yang telah berisi dua orang yang tengah berciuman, Abizar.

Sudut mata Abizar yang melihat kedatangan Kairo langsung menghentikan ciumannya, dia mengusap bibirnya dengan ibu jarinya dan mengusir perempuan panggilan temannya "kenapa Kai?" Dia menepuk sofa di sampingnya.

one-twoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang