Damian masuk ke dalam gedung, sejak tadi dia mencengkram senjata miliknya, menatap sekitar dengan waspada, dia tidak tau gedung seperti apa yang dirinya pijak, dan ini tidak memiliki persiapan sama sekali.Damian menghidupkan senter kecil, jalanan yang berbentuk seperti terowongan itu begitu gelap, banyak reruntuhan kayu dan puing-puing bangunan yang sejak tadi Damian injak hingga menimbulkan bunyi "jika begini terus aku tidak akan menemukan lokasinya, bangunan ini sangat luas." Gumamnya.
Dia mengarahkan pistolnya yang tersimpan pada kantong kecil ke arah kaca, dia menembakkan kaca tersebut beberapa kali, Damian menunggu hingga para kelompok itu mengepung dirinya dengan senjata yang di arahkan pada Damian.
"Ikut kami."
Damian menurut, dia berjalan dengan kedua tangan yang berada di belakang kepala, dia melangkah ke salah satu ruangan yang tersembunyi, pintunya samar dan menyatu dengan dinding tersebut.
Damian masuk dan matanya langsung menatap ke arah Jaemin dan idol lainnya, tangan mereka tengah terikat ke belakang tubuh dan duduk pada lantai.
Tubuh Damian terdorong hingga dia tersungkur, dia mengumpat dalam hati. Sedangkan Jaemin yang melihatnya hendak mendekat namun pistol langsung menodongnya tepat pada kepalanya.
Damian tersenyum kecil "tak perlu na, tetap di tempatmu." Damian hendak berdiri namun punggungnya lebih dulu diinjak hingga dia kembali tersungkur, emosinya semakin melonjak naik sampai ke ubun-ubun, tapi sayangnya Zach belum kunjung datang.
"Apa kau kemari untuk menyelamatkan Jaemin itu? Ah kalian memiliki hubungan sesama jenis, menyedihkan sekali." Ujar orang yang menginjaknya, "tapi maaf, kau harus mati nantinya, ya aku apresiasi karena kau dengan berani datang hanya untuk menyelamatkan cintamu itu."
"Ada apa ini?" Zach tiba dengan pakaian jasnya, terdapat luka memanjang pada wajahnya itu. Dia menatap pada Damian yang masih saja berada di lantai dengan punggung yang terinjak, "oh apa ini? Seorang mayor datang untuk menangkapku?" Ujar Zach yang terdengar seperti ejekan, "hei, kenapa kau tidak sopan pada mayor Damian, singkirkan kakimu itu."
Anak buahnya itu langsung menyingkirkan kakinya dari tubuh Damian "apa kita langsung membunuhnya saja pak?"
"Tidak, aku memiliki keperluan dengannya, menyingkir."
Damian bangkit, Zach dan Damian saat ini saling berhadapan "kawan, bagaimana kabarmu?" Tanya Zach membuka percakapan.
Damian mendengus "apa kau tak malu masih menganggap dirimu sebagai temanku Zach?"
"Ayolah Damian, kenapa kau terlalu serius, kita pernah menjadi teman dekat."
Tangan Damian terkepal "ya, kita memang pernah menjadi teman dan aku menyesalinya, gara-gara dirimu beberapa rekanku mati, kau bersekongkol dengan para teroris."
"Tentu saja, bekerja sama dengan para teroris lebih menguntungkan dari pada bekerja menjadi tentara. Ah ya, apa kau kemari untuk menyelamatkan Jaemin? Apa hanya dia?"
"Aku seorang tentara gabungan, tugasku untuk membebaskan semua tahanan termasuk Jaemin."
"Jika saja kau mampu kau bisa membawa mereka pergi atau kau melihat semua mayat para idol itu." Zach menunjuk seluruh sudut pada ruangan, "aku menanam banyak bom, bahkan pada tubuh Jaemin."
"ZACH!!" Geram Damian, "kau sialan!" Lanjutnya.
Zach kecil mengeluarkan sebuah remote kecil "kau melihat ini?" Dia menggoyangkan remote tersebut ke kanan dan kiri, "jika aku menekan satu tombol ini maka ruangan ini akan hancur dan kau pasti bisa membayangkan bagaimana bentuk tubuh Jaemin setelahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
one-twoshoot
Short Storyini tempat buat kumpulin semua oneshoot yang saya buat (bxb) (gxb)