blaze & ice ; pahlawan {1}

131 20 21
                                    

Happy Reading.



DISCLAIMER

ADA SEDIKIT ⚠️ PELECEHAN ⚠️ READERS DIHARAPKAN BIJAK DALAM MEMBACA, ADA KATA KATA TAK PANTAS JUGA NGILU.

(TRIO SULUNG ; 19 DAN 18 TAHUN
DUO TENGAH ; 17 TAHUN
DUO BUNGSU ; 16 DAN 15 TAHUN)

--Timelinenya setelah kejadian supra dan duri--



"Serius gapapa kak??" Solar yang sebentar lagi akan berangkat keluar kota-untuk Olimpiade terus saja bertanya pada duri, membuat yang diberi pertanyaan jadi pusing sendiri.
"Gapapa lho sol, kamu berangkat lagi"
"Kaka ngusir ni??" Duri sedikit tersenyum, kemudian ia mencubit pipi gembul si bungsu dengan geram.
"..Adekk, kamu udah nanyain itu dari kemarin ya.." Solar sedikit memberontak karna kesakitan.
"Ueue sakit kak.." Duri sedikit panik, dia melepaskan cubitan kecilnya itu.
"Makanya.." Solar tersenyum manis, dia salam pada duri sebelum akhirnya ia berpamitan dan pergi menuju mobil milik sekolah yang sudah menunggu nya.

"BYE SUNSHINE!!"

Solar dapat mendengar teriakan duri yang memanggilnya dengan sebutan 'sunshine'

Bagi solar, duri itu spesial dan dia beruntung karna dia mendapatkan saudara seperti duri.

"Kakak lo ternyata bisa selucu itu" Solar disambut ujaran dari supra-mereka sudah baikan dan dengan ajaibnya jadi bestie.
"Iyalah, kakak gw kan emang lucu imut nan menggemaskan" Pede solat membuat anak Olimpiade yang lain terhibur dengan kekonyolan nya.

Duri yang sudah siap dengan seragamnya sedang membantu gempa memasak untuk bekal mereka, halilintar juga taufan sudah berangkat sejak dini hari dan si kembar masih di kamar.

"Udah selesaii~~" Ucapnya girang, gempa terkekeh sambil mengacak rambut halus adiknya itu.
"Terima kasih ya, duri."
"Hehe sama samaaaa"

"DUARR!!" Blaze muncul dengan ice yang ia rangkul erat.
"Ya Tuhan, lepaskan kembaranmu blaze.." Gempa berucap pasrah, dia capek melihat kelakuan adik kembar nya itu.
"Hehe, maaff~~" Ice memberontak dan setelah lepas dari rangkulan sang kembaran ia memberikan jari tengah nya untuk blaze.
"Udahhh jangan bertengkarrr" Lerai duri mengundang tawa mereka.
"DURI MARAH NI!??"
"ololo, adik manis kita ngambek cerita nya??" Gempa menoel pipi duri yang digembungkan.
"IYAA, SEMENTARA INI KAN DUYI JADI BUNGSU" Blaze tak kalah jahil nya dan dengan penuh harap duri menatap ice, berharap kulkas berjalan itu tak ikut menjahili nya
"Dedek mau diantar kan??~~" Duri belajar hal baru pada pagi ini, seharusnya dia tak mengharapkan pertolongan dari saudara saudara jahilnya itu.

"Haha, ayo segera bersiap siap jika tidak ingin telat" Mereka pun mengangguk kompak dan keempatnya segera bersiap siap menuju sekolah



"ZAYYANN" Duri yang baru saja datang diterjang oleh sori.
"Sabar dulu vean, aku baru sampai"
"Hehe~~
Habis nya aku kesepian, sean pergi olim sedangkan yang lain sibuk dengan urusan nya masing-masing.."
"Ya, bagaimana jika kita jalan jalan saja??"
"Tidak apa apa??"
"Tentu, guru sedang rapat jadi seluruh kelas kosong." Duri meyakinkan sori untuk jalan jalan bersama.
"Okayy, ayo pergiii"

Mereka jalan jalan mengitari sekolah sambil mengobrol random (walaupun kebanyakan ngobrolin tanaman).

Tanpa mereka sadari disaat mereka duduk di bangku kantin, ada dua orang yang mengawasi salah satu dari duo hijau itu.

"Woi" Panggil si surai oranye pada si surai biru tua.
"Sopan kah bgitu??"
"Bacot ah, lo tau gak cowok serba ijo itu??" Bukannya mendapat jawaban malah pukulan telak yang ja dapatkan.
"Heh otak udang, dua duanya serba ijo bangsat!!" Ambara rasya beliung menatap tajam sahabat baiknya itu.
"Santai lah" Drake ambertu nova cengengesan sambil kembali bertanya.
"Ini serius anjing, gw kan baru pindah kesini" Nova menyender pada dinding kantin, pandangannya masih saja tertuju pada duri.
"Si anjir mau nyobain varian baru.." Beliung sedikit memicingkan matanya hingga akhirnya ia menjentikkan jarinya.
"Duri zayyanda deanno." Ujar beliung
"Oh, kelas 10 ya??"
"Hooh, 10-2 atau 10-3"
"Hmm, dia cantik" Puji nova
"Cantik??"
"Iya, gak lo liat itu??
Kulitnya putih, badannya ramping, ama manik hijaunya gemerlap banget." Puji nova kembali
"Ginian aja melek mata lo bangke." Protes beliung
"Huh, lo juga tertarik kan??" Beliung tertawa sambil mengangguk.
"Yakali si cantik disia siain." Sang pemilik surai biru tua itu masih dalam tawanya.
"Kalau gitu ayo kerja sama, rasya."
Nova masih saja memperhatikan duri yang sibuk sendiri bersama sori, beliung menyeringai karna dia tau kerja sama yang dimaksud.
"Okay lah, pulsek."

SIDE STORY ; DURI DAN LUKANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang