kamu sudah bahagia, belum?

79 15 9
                                    

Happy Reading.



Solar tersentak dari tidur nyenyaknya karna ia mendengar nada dering yang ajaibnya bisa menembus mimpi indahnya.

"Sial, baru juga merem" Solar yang awalnya menggerutu malas langsung melotot ketika ia melihat nama kontak orang yang menelfonnya
"Bang hali kalau gak diangkat telfonnya bisa copot kepala gw" Daripada kehilangan kepalanya mending diangkat saja kan??

"Halo abang, ada apa??" Solar mengawali pembicaraan, dan ia mendengar suara deheman dari sebrang sana
"Halo dek, abang mau kasih tau kabar baik" Nada halilintar nampak terdengar bahagia, membuat solar jadi ikut bahagia
"KENAPA BANG, ABANG MAU NIKAH??"  tebak solar asal yang tak ia sangka malah dibenarkan oleh si sulung
"Benar, dan pernikahan abang akan dilakukan bersamaan dengan pernikahan taufan" REFLEK RASA KANTUK YANG ADA DI DIRI SOLAR LANGSUNG LENYAP DIGANTIKAN RASA SYOK.

"Dek.??"
"Gapapa aku atuh, CUMAN SHIK SHAK SHOK DIKIT. DARI SEKIAN BANYAK HARI KENAPA HARUS BARENGAN!??"



Taufan yang baru pulang dari butik langsung tertawa gila melihat ekspresi saudaranya, ada yang datar ada pula yang matanya melotot sampai mau keluar bola matanya.

"Anak kembar ada aja gebrakannya" Gempa tersenyum kecil, dia sendiri kaget sewaktu mendapat telfon dari taufan
"Entahlah, INI SAMPE NIKAHANNYA MAU KEMBAR GITU??" Ice ikut angkat bicara mengundang tawa mereka, tapi diam diam mereka merasa tak rela bila ada orang yang tak bisa melihat pernikahan kedua putra sulung deanno itu.



Kak, ade bohong kalau ade bilang ade baik baik aja tanpa kakak.
Mana panggilan lucu yang tiap sebentar kakak ganti??
Mana usilnya kakak yang suka bukain pintu kamar ade cuman buat elus kepala ade??
Mana janji kakak yang katanya mau liat ade masuk universitas impian ade??
Kita semua gak rela kak, tapi kakak pasti kangen ibu dan ayah kan??
Jadi mulai sekarang, kami mau coba ikhlasin kakak pelan pelan, kami mau membuka lembaran baru.
Doa selalu kami panjatkan untuk kakak, ibu, dan ayah.

-selamanya, kisah ini abadi dalam ingatanku



Air matanya menetes disaat melihat kedua kakaknya tengah berbahagia di hari pernikahan mereka, ia harus tertawa juga kan??

"Selamat untuk abang, doain bang gempa cepat nyusul" Celetuk blaze jahil pada halilintar dan taufan
"Pastilah dek, yang jadi jodohnya gempa harus bersyukur atuh" Taufan malah menanggapi membuat gempa geleng geleng
"Nanti aja nikahnya, kalau udah berjodoh pasti dilancarkan." Ice angkat bicara setelah ia lama diam sambil makan es krim
"Iya iya, kalian nyusulnya kapan kapan aja" Istrinya halilintar tersenyum sambil memeluk tangan suaminya mesra, terasa cocok karna keduanya sama sama punya wajah yang rupawan.

"Buset bucin, bubar ges bubar" Blaze menarik ice kabur, ice sendiri juga menarik solar agar maniak kimia itu tak terkontaminasi perbucinan dan segala antek anteknya.
"Ada aja.." Halilintar dan taufan tertawa, agak berat rasanya jika harus meninggalkan rumah mereka serta segala kenangannya, tapi saat ini mereka sudah siap untuk membina sebuah keluarga
"Tidak apa, sayang.
Aku yakin mereka pasti bisa belajar mandiri, jika kamu masih merindukan mereka sering sering berkunjung" Istrinya taufan, berbicara seolah tau apa yang dirasakan suaminya.
"Ah iya, pasti...
Nanti kita bakal pergi kesana lagi kan halilintar??dia pasti marah karna kita sudah lama tak berkunjung.." Halilintar tersenyum tipis
"Pasti, dan dia akan senang dengan kehadiran 2 orang baru di keluarga kita. " Halilintar benar-benar merindukan netra emerald yang berkilau itu, cantik sekali jika dilihat lama.

Sayangnya, netra cantik itu sudah bersembunyi lama dan tak akan pernah menampakkan wujudnya lagi.

"Asekk, ayo dokumentasi bang!" Si tengil blaze malah ingin berfoto dan membuyarkan lamunan halilintar, kadang halilintar merasa kasihan pada jodoh blaze kelak.
"Kasian banget jodoh kamu nanti, dapet suami tengil kayak gini" Blaze mendelik kesal, masa orang seganteng dia dikatain tengil??
"Kak tengok suami kakak tuh, mentang mentang ganteng seantero jagat, malah songong dia" Istri halilintar tersenyum kecil, untung dia kalem
"Udahan aze, sini pose" Muak mendengar suara speaker rusak milik blaze, akhirnya ice menarik sang kembaran untuk berpose didekat dirinya
"Yeu orang ganteng mah gak butuh banyak pose juga ganteng" Blaze tersenyum tengil sambil melihat ke arah kamera ketika kameramen sudah menghitung mundur



"Hari yang bahagia untuk mereka disana" Duri tersenyum, dia menggandeng erat tangan (name) sambil terus mengawasi saudaranya yang dalam suasana bahagia itu
"Bahagia untuk kamu juga, duri??" Duri menoleh, netra emeraldnya bertemu netra gold milik (name)
"Sudah tentuu, kenapa kamu bertanya seperti itu??" Penasarannya, (name) tertawa kecil melihat ekspresi Duri yang selalu lucu
"Kamu sudah bahagia, belum?"
"Aneh ih, kok tiba-tiba nanya begitu?"
"Aku cuman nanya pertanyaan sederhana, selama ini bukannya kamu bahagia kalau orang bahagia?"
"Iya..?"
"Lalu, artinya selama ini kamu tak pernah bahagia yang benar-benar bahagia milik kamu sendiri dong??"
"Umm, iya.." Jawab Duri ragu, genggaman tangannya digenggam balik oleh (name)
"Menurut kamu, itu bagus??
Kamu selalu mengusahakan orang lain untuk bahagianya dibandingkan kamu sendiri. Menurut aku itu sama sekali tidak bagus."
"..ah, kamu benar.."
"Nah kalau begitu, mulai sekarang kejarlah bahagiamu sendiri.
Kamu gak perlu berjuang lagi, kamu gak perlu mikirin orang lain lagi karna disini, seharusnya kamu fokus pada dirimu sendiri." (Name) tersenyum manis, membuat Duri sadar bahwa yang sedari tadi (name) katakan benar adanya.
"(Name).." Duri memeluk perempuan manis itu, dalam pelukannya ia menangis kecil
"Nah, menangislah."

"Karna kamu berhak."










HelloOo
Hiatus nya nanti ah, nanggung ada draft ini :))


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIDE STORY ; DURI DAN LUKANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang