blaze dan ice ; pahlawan {2}

94 20 2
                                    

Happy Reading.

—kangen DDL :(((

WARNING ⚠️

ADA ADEGAN YANG TIDAK PANTAS, MOHON BIJAK YAHH



Duri mengerjapkan matanya berulang kali, dia sekarang ada dimana??

Seingatnya ia pingsan di gang buntu dan sedikit lagi akan diperkosa oleh kedua kakak kelasnya tapi kenapa sekarang dia berada di ruangan gelap dengan kaki juga tangannya yang dirantai??

Duri mencoba melepaskan diri, dia takut dan dia pun merasakan rasa sesak disana.

"Halo jalang." Maniknya melebar mendengar hinaan itu, perlahan ruangan yang tadinya gelap berubah jadi terang benderang bahkan silau.
"Uhh!!" Duri menutup matanya, cahaya yang terlalu terang membuat matanya sakit.
"Hei, jangan menutup matamu" Entah kenapa duri malah menurut dan membuka matanya, dan ia kaget melihat dua kakak kelasnya—nova juga beliung yang berdiri tegak tepat di depan dirinya.
"Apalagi!??
Kalian tak puas setelah ingin mencoba mengotori ku!??" Bentak duri, dadanya makin sesak setelah berhadapan dengan dua manusia brengsek itu.
"Wah santai dong cantik~~
Masa mukanya cantik tapi galak" Beliung tiada habisnya menggoda duri yang ditanggapi tatapan menjijikkan dari sang empu.
"Jalang tetaplah jalang, ingat itu" Perkataan nova seolah menggema di telinga duri membuatnya makin tertekan, duri tak bisa bernafas dengan normal hingga akhirnya ia kembali kehilangan kesadaran.

"TIDAKKK!!" Duri bangun sambil berteriak, nafasnya tak beraturan serta keringat dingin yang membasahi tubuh nya.
"A—Aku dimana??" Duri memandang tempat ia bangun dan ternyata dia ada di kamarnya.
"Eh, kok.."

Ceklek

"Duri!!" Duri membeku sesaat ketika tubuhnya diterjang oleh kedua abang kembarnya—blaze dan ice.
"Abang.." Duri membalas pelukan itu, kalau boleh jujur sekarang ia bingung dengan keadaan.
"Duri, sekarang perasaannya bagaimana??" Mereka selesai berpelukan dan ice mencoba bertanya selembut mungkin.
"Gak tau bang, aneh..
Tadi duri mimpi.." Blaze mengelus surai duri dengan lembut.
"Duri ingin menceritakan mimpi nya??" Blaze membujuk duri untuk bercerita dan akhirnya duri setuju untuk bercerita.
"Tadi duri bangun di ruangan gelap sambil tangan dan kaki duri dirantai.." Ice mengelus punggung duri guna menenangkan sang adik yang rasanya ingin menangis terus menerus.
"Lalu tiba-tiba ruangannya jadi terang—ah bukan terang lagi malahan silau!! Dan mereka berdua datang dan berdiri di depan duri, duri sempet digodain sama dikatain jalang.." Air mata mulai membanjiri mata indah duri, reflek blaze dan ice memeluk nya agar dia tak merasa sendirian.
"L—Lalu gelap..
Duri itu emang jalang ya, bang??" Tanya duri setelah ia mengakhiri cerita singkat nya itu, nadanya pun terdengar pilu seolah sudah tak sanggup.
"Shtt, itu semua gak benar..
Kamu bukan jalang atau apapun itu, kamu tetap duri yang kami kenal dan selama nya akan selalu begitu.." Ice menepuk nepuk punggung duri, sementara blaze diam.

Dalam pikirannya ada berbagai opini yang ia sendiri tak tau benar atau tidaknya.

"Duri, maaf." Blaze mengeratkan pelukannya pada duri, dia benci tangisan tapi sekarang dia ikut menangis.
"Eh, bang blaze??" Duri mengusap air mata blaze yang jatuh, dia tak ingin blaze ikut sedih.
"Maaf, maafin abang..
Abang gagal jaga kamu, Duri.." Duri menggeleng, ia bergerak membalas pelukan hangat dari si kembar.
"Tidakk, tidak apa apa bang
Mungkin ini semua terjadi karna Duri kurang waspadaaa.
Tapi Duri bersyukur karna punya saudara pahlawan seperti kaliann"
"Pahlawan??" Kompak ice dan blaze diangguki si bungsu sementara.
"Iyaa, kalian bisa selamatin Duri dari orang-orang jelekk ituu"
"Dan terimakasih, berkat kalian Duri gajadi dilecehkan.." Lirih Duri sambil kembali memeluk si kembar.
"Terimakasih kembali adik"

SIDE STORY ; DURI DAN LUKANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang