3. Queen Veloce

201 101 73
                                    

-Happy Reading-

^.^

"Dua minggu lagi kita akan mengadakan khatam al-qur'an, teruntuk santri wati yang hafalannya sudah mencapai halaman terakhir, ustadzah minta untuk melapor kepada ustadzah. Ditunggu sampai hari minggu, untuk pendataan nama santriwati."

Starla menghela nafasnya panjang, starla harap dia bisa segera menyelesaikan hafalanya agar bisa mewujudkan mimpi kedua orang tua nya menjadi hafidzah. Tapi dia sadar dengan dirinya yang lebih suka mendengarkan musik dari pada mendengarkan lantunan ayat suci al-qur'an membuat ia susah untuk menghafal di tambah lagi dengan dirinya yang lebih suka menghafal lagu boyband korea kesukaannya.

"Starla. Sudah siap untuk khatam?" tanya ustadzah safa.

Starla tersadar dari lamunannya saat ustadzah safa memanggil namanya.

"Belum ustadzah, insya allah tahun depan." starla merenges memperlihatkan gigi gingsulnya.

Para santri wati yang berada di satu ruangan bersama starla pun menatap gadis itu dengan tatapan tajam. Mereka tau bagaimana sifat starla yang suka membolos mengaji belum lagi suka tidur jika di suruh menghafal, membuat mereka heran dengan sikap gadis itu kenapa putri seorang kyai pemilik pesantren tersohor di kofa memiliki sikap seperti dirinya.

"Mereka semua pada kenapa sih?" batin starla heran dengan tatapan para santriwati.

^.^

Kini starla sudah berada di rumah nya, dia sedang duduk di sofa ruang tamu sembari membaca buku novel yang baru saja ia beli beberapa hari lalu.

"Mi, haris jadi pulang minggu depan?" tanya abi hilman secara tiba-tiba. Haris merupakan anak pertama mereka.

"Jadi katanya bi. Tadi haris ngabarin suruh umi bilang ke calon istrinya." ucap umi hanum seraya memberikan satu gelas kopi hangat kepada abi hilman.

Starla yang sedang serius membaca pun mulai tertarik dengan obrolan abi hilman dan umi hanum.

"Bang haris mau nikah? Kok starla enggak di kasih tau sih." starla mengkerucutkan bibir nya.

"Anak kecil enggak perlu tau urusan orang dewasa."

Starla memukul bahu hasan yang baru saja duduk di samping nya.

"Abang mah nyebelin, enggak mau ngasih tau starla." starla duduk membelakangi semua orang yang berada di ruang tamu.

"Sini-sini. Anak bontot nya abi, umi." hasan merangkul pundak adik kesayangan nya.

"Enggak mau. Abang nyebelin bau ketek." starla menolak rangkulan hasan.

"Sudah-sudah jangan ribut, starla sengaja enggak umi kasih nanti kamu jadi sedih." umi hamun menghampiri starla, starla langsung luluh dia pun memeluk umi hanum dari samping.

"Dari kecil kamu kan paling enggak terima, kalo abang-abang mu menikah." ucap abi hilman sembari menyeruput kopi buatan umi hanum.

Benar saja mata starla sudah berkaca-kaca sejak tadi mendengar haris akan menikah. Dulu waktu starla kecil dia sangat dekat dengan kedua kaka laki-laki nya. Gadis kecil itu tidak mau abang nya menikah katanya nanti kalo mereka menikah, gadis itu di lupakan.

"Umi. Tapi kan itu dulu, justru sekarang kalo bang haris atau bang hasan menikah starla seneng um."

Abi hilman mengusap air mata starla yang masih berada di pelukan istrinya itu. Starla memang memiliki dua kpribadian jika dirumah dia di kenal anak yang manja, sedangkan jika di luar dia di kenal gadis yang cuek.

Garis FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang