7. Khawatir

145 66 105
                                    

-Happy Reading-

"Bapak buka gerbangnya atuh, saya kan cuma telat lima menit." bujuk starla kedua tangan nya memegang pagar besi.

"Maaf ya neng starla, ini sudah menjadi peraturan sekolah. Jadi, saya tidak bisa menolong kamu. Ya sudah, saya mau keliling sekolah dulu." ujar pak satpam dari balik pagar besi.

"Yahh gimana sih ditingalin gitu aja, masa gue pulang kerumah lagi. Bang hasan sih tadi segala perutnya sakit, mana tadi harus nyari wc umum dulu."

"Ikut gue." ajak lelaki bersuara barinton itu,

"Astagfirullah. pagi-pagi udah bikin jantungan orang aja." starla terkejut saat bryan tiba-tiba sudah berdiri di samping nya.

Bryan tidak menghiraukan perkataan starla lelaki itu pun berjalan acuh.

"Eh, tunggu. Gue ikut." Teriak starla berlari menyusul bryan.

Mereka pun berjalan menuju belakang sekolah, dibelakang sekolah ada satu dinding yang bisa menerobos masuk. Bryan mempunyai ide untuk memanjat dinding itu.

"Lo duluan." bryan mempersilahkan starla.

"Gimana cara naiknya?" tanya starla bingung.

Bryan melebarkan kedua tanganya, "Injek aja tangan gue. Buat, pijakan."

"Yakali tangan lo gue injek. Kita pake cara lain."

Starla melihat sekeliling syukurlah ada satu bangku bekas yang nantinya bisa menjadi pijakan mereka berdua untuk masuk kedalam sekolah.

"Kita naik pake itu aja." Tunjuk starla, gadis itupun berjalan mengambil bangku nya.

"Tungguin gue." Kalandra dengan buru-buru menghampiri bryan.

Kalandra masih belum sadar dengan keberadaan starla. Sesudah mengambil bangku bekas, starla kembali ke belakang sekolah.

"Nambah orang lagi, tadi perasaan cuma gue sama bryan." celetuk starla.

Seketika ekpresi wajah kalandra menjadi bahagia. "Calon pacar telat juga? belakangan ini kita sering banget ketemu yaa. Apa jangan-jangan-"

Starla menutup mulutnya dengan satu jari telunjuk."Hustt, jangan berisik." Starla memotong perkataan kalandra.

"Gue duluan yang naik." Kalandra menawarkan diri terlebih dahulu.

"Harusnya ngedahuliin yang cewe ndra, kita bisa belakangan." Tangan bryan mengecah sahabatnya.

Kalandra terseyum tipis. "Iya tau bry. Gue mau ambil tangga dulu, biar nanti starla naiknya enggak kesusahan."

"Kelamaan, nanti keburu ketauan guru."

"Lo nurut aja ke gue starla, diem dulu disini sama bryan, ya?"

Starla menurut saja lagian jika dirinya membantah tetap saja dia kalah. Ketiga bocah itu terlebih dahulu melemparkan tas mereka masing-masing ke dalam area sekolah.

Kini kalandra sudah berada di area sekolah dengan sigap dirinya berlari mengambil tangga yang disampirkan ke pohon mangga. Kalandra pun kembali dengan cepat dirinya kembali menaiki dinding itu.

"Tolongin gue bry." ujar kalandra yang tersangkut di atas dinding.

Bryan pun mengulurkan tanganya menarik kalandra kembali keluar. Lelaki itupun berhasil menaruh tangga itu di halaman brlakang sekolah.

"Ayo, naik starla. Hati- hati ya."

Starla dengan ragu-ragu menaikan kaki kanan nya kemudian kaki kirinya menyusul kini kedua kakinya sudah menangkring di tangga. "Jangan diliatin."

Garis FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang