9. Perahu Kertas

109 39 95
                                    

-Happy Reading-

"Titip anak-anak saya ya menantu." ujar Arif ayah Kalandra. Yang sedang bersalaman dengan abi Hilman.

"Insya allah."

Kirana mengelus pucuk kepala kalandra. "Jangan bikin ulah disini ya ndra, jangan bikin malu bunda sama ayah. Belajar yang bener biar bisa kaya kakamu."ucap Kirana lembut.

Kalanda terseyum kepada sang bunda."Siap bunda, ayah." memberi hormat kepada kedua orang tua nya dengan semanggat.

Di teras rumah abi hilman sekarang kalandra bersama ketiga anggota nya yaitu Zayyan, Raden, dan Aftar sudah siap menjadi santri baru di pesantren Al-Ikhlas. Sementara Bryan tidak ikut karena dia menganut agama yang berbeda.

"Ayok. kalian ikut saya." titah abi Hilman kepada mereka berempat.

Merek bertiga pun mengekor di belakang abi Hilman sudah pasti mereka menjadi perhatian santri putra maupun putri yang berada di pesantren.

"Itu siapa, Meuni kasep pisan atuh." celetuk Aca santri putri yang sedang piket bersama Starla dan Azkia.

Starla melihat sekilas. "Ganteng doang akhlak nya minus." Starla yang masih fokus dengan sapu ditangan nya.

"Itu yang di samping pak kyai, ngeliat kesini," yang dimaksud Aca ialah Kalandra.

Reflek Starla menoleh melihat mereka, ketika Starla melihat mereka sudut bibir lelaki itu terseyum kepada dirinya.

"Bahaya nih manusia." Batin Starla.

"Inget, jaga pandangan kalian." Azkia mengingatkan mereka berdua

^.^

Adzan terdengar di pesantren Al-Ikhlas santri putra maupun putri berbondong-bondong menuju masjid untuk melaksanakan sholat berjama'ah. Starla sudah berada di masjid terlebih dahulu bersama Azkia dan Aca mereka bertiga memilih duduk di shaf belakang.

"Kebelet pisan uy."

"Kebiasaan kamu mah."

Aca pun berlari menuju kamar mandi yang berada di lantai bawah. Peraturan pesantren santri putri sholat di lantai atas sedangkan santri putra di lantai bawah untuk menghindari interaksi antara mereka.

"heh, Mukena ijo." Panggil Kalandra dari balik jendela.

Aca menoleh melihat sumber suara. "Nama saya aca, bukan mukena ijo." ujar aca tak terima.

"Iya itulah, lo temen nya Starla kan? titip ini buat Starla ya." Kalandra memberikan kertas origami berwarna biru muda berbentuk perahu melalui jendela.

"Siap aa kasep." Aca menerima kertas tersebut sembari mengedip-ngedipkan kedua matanya dengan cepat Aca memang agak centil.

"Aca kembali ke shaf perempuan." Hafiz memberikan peringatan kepada Aca, mereka berdua pun ditegur oleh Hafiz.

"Kamu santri baru, kembali ke shaf laki-laki. Kita akan melaksanakan sholat berjamaah." ucapnya dia pun berjalan menuju mihrab untuk menjadi imam sholat.

"Iya-iya, ustad magang."

Hafiz salah satu santri teladan di pondok pesantren Al-Ikhlas. Hafiz juga salah satu teman akrab bang Hasan seumuran dengan starla dan kalandra namun pemikirannya sedikit dewasa dari usianya, tidak heran dia sering dijadikan tangan kanan Hasan untuk urusan pondok pesantren terutama pondok putra. Ciri khasnya jika bicara bahasanya terlalu formal Starla memberi dia julukan si kanebo kering.

Aca sudah kembali dengan membawa perahu kertas kalandra yang akan di berikan kepada Starla.

"Nih, dari aa kasep." tangan kanan gadis itu Memberikan perahu kertas kepada Starla.

Garis FinishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang