Hasil Itu Nggak Pasti, Sou

282 32 0
                                    

Aku baru saja pulang dari tempat jasa pengiriman barang. Mengirim beberapa lukisan untuk customer.
Aku berniat untuk mampir ke toko buku yang berada di pojok pusat perbelanjaan. Aku suka pergi ke sana karena tempatnya sepi dan jauh dari kerumunan. Meski begitu, buku yang disediakan cukup lengkap.

Ah, buku serial Sherlock Holmes yang dibelikan Mika itu dari toko lain di dekat kantornya. Mengingat itu aku jadi ingat hal lain yang serupa. Saat aku mengeluh karena tidak memiliki ide yang bagus untuk karya-karyaku selanjutnya dia membawakanku beberapa buku yang berhubungan dengan seni lukis, dia juga membawa buku 'Belajar Mewarnai' untuk anak-anak.

Bukannya tidak berguna sih, malah sangat berguna. Karena buku belajar mewarnai itu cukup tebal, sampai sekarang masih sering diwarnai oleh Mika kalau lagi bosan dan kutinggal menyibukkan diri di studio.

Melihatnya yang sampai tanpa sadar memanyunkan bibirnya saat mewarnai membuatku gemas.

Saat memilih buku pun aku terus terpikirkan ekspresinya kala itu.

Lalu, saat aku mengambil satu buku di rak mataku bertemu dengan mata seorang laki-laki yang ternyata kukenal lewat celah yang kubuat.

"Souta?" Aku reflek memanggilnya. Souta yang berada di sisi lain langsung berlari menghampiriku.

"Woh! Lama nggak ketemu, siapa sangka bakal ketemu di sini" Katanya cukup antusias. Meski usianya lebih muda dariku, tapi dia teman Mika.

Aku pernah bilang kan kalau Arion punya beberapa tongkrongan? Yah teman dia memang banyak. Tapi yang sering kutemui bersamanya hanya tiga, Harris, Souta, dan Gin.

Nah anak ini yang paling muda. Masih kuliah kayaknya sekarang.

"Terakhir ketemu kapan ya?"

"Setahun yang lalu, habisnya kita pada sibuk sih"

Aku mengangguk-angguk lalu berbasa-basi sebentar sebelum akhirnya memilih buku lagi sembari mengobrol.

"Iya, katanya Gin kemaren lagi mulai pendekatan sama cewek"

"Semoga aja yang kali ini berhasil ya"

"Iya. Eh ngomong-ngomong lagi sibuk nggak?" Tiba-tiba ia bertanya. Aku mengangkat kedua alisku lalu berpikir sejenak.

"Kayaknya nggak sih. Kenapa?"

"Mau minta saran sedikit. Mampir makan bakso dulu ya, Souta yang traktir deh"

Aku sedikit tergiur dengan tawaran 'traktir' itu. Tapi sebagai gantinya aku juga harus memberi saran yang sepadan untuknya.

"Saran tentang apa dulu nih?"

"Ada deh"

Akhirnya, mau tidak mau aku harus menunggu sampai nanti. Selesai dengan perbukuan, kami pergi ke mang bakso yang Souta maksud. Letaknya hanya berjarak sekitar lima puluh meter dari toko buku tadi. Tempatnya cukup sepi, jadi aku merasa sedikit ragu dengan rasanya.

"Ini enak kok. Langganan Souta" Katanya seolah tahu isi kepalaku.

Kami duduk dan mulai memesan. Sembari menunggu, Souta mulai dengan penjelasannya.

"Jadi gini. Menurut Kamu, mending pelihara ayam atau kambing?"

"Hah?" Aku benar-benar tak menyangka kalau itu yang akan keluar pertama dari mulutnya.

Setelahnya ia mulai tertawa.

"Bercanda, bercanda. Jadi gini-"

Souta mulai bercerita tentang dirinya yang sedang memiliki sebuah rasa pada gadis satu jurusannya. Mereka saling kenal, bahkan sering mengerjakan tugas bersama. Hanya saja, ia merasa tidak benar jika dia mengungkapkan perasaannya karena si gadis hanya menganggapnya teman.

Hello Baby! [Mikazuki Arion X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang