Kalau mau hasil yang bagus, salah satunya kita harus kompeten dalam melakukan sesuatu kan? Contohnya kerja.
Jadi, hari ini Arion mendadak tidak ingin berangkat bekerja karena harus meninggalkanku di rumah sendirian. Mama yang biasanya ke sini, hari ini tidak bisa ke sini karena harus mengunjungi kerabat bersama papa. Alhasil ya... Begitulah, kekhawatiran berlebih ia lontarkan pagi ini. Dia jauh lebih protektif dari biasanya.
"Hari ini Aku izin deh ya? Kamu sendirian di rumah, nanti kalo ada apa-apa gimana? Kalo tiba-tiba mual lagi gimana? Kalo mau ke kamar mandi terus nggak sengaja kepleset gimana? Terus—"
"Ssssstttt.... Kalo ada apa-apa Aku bisa minta tolong ke tetangga, Aku bisa hati-hati, Aku nggak akan gegabah dan ngelakuin sesuatu yang nggak perlu. Oke? Sekarang... Coba tenang dulu, ingat kerja juga sesuatu yang harus Kamu lakuin kan? Jangan rusak image 'pekerja kompeten' yang udah susah-susah Kamu bangun cuma gara-gara kekhawatiran yang nggak mendasar begitu"
"T-tapi kan.."
"Aku bakal kabari kamu setiap jam. Gimana?"
"Setiap menit...."
Aku tertawa sebentar melihat reaksi wajahnya saat mengatakan itu.
"No.... Yang ada nanti Kamu malah nggak fokus kerja""Aku lebih nggak fokus kerja kalo terus kepikiran"
Melihat bibirnya yang sedikit mengerucut, aku menghela pelan lalu berjalan ke arahnya. Rasanya aku sedang menjadi Arion yang biasanya menenangkanku.
"Hey... I'll be okay... Sini peluk dulu deh ya?"
Dia mengangguk lalu mendekat padaku. Aku menangkap tubuhnya, menepuk-nepuk punggungnya berusaha meredakan rasa khawatir berlebihnya.
Meski masih ogah-ogahan, ia tetap berjalan keluar.
Mobilnya berhenti sebentar di depan gerbang, melihatku dan memintaku untuk masuk sebelum akhirnya dia pergi.Aku hanya menurut, daripada kambuh lagi yang tadi.
Aku merasa sedikit lebih terbiasa dengan kondisi tubuhku yang sekarang. Meski masih sering melakukan sesuatu yang harusnya tidak dilakukan tanpa sadar, tapi selalu ada mereka yang menjagaku sih.
Jadi ya... hari ini lagi-lagi sendirian di rumah. Aku tidak ingin terlalu merepotkan siapapun lagi. Mama kan juga punya kesibukan sendiri, teman-temanku juga begitu.
Kalau dulu mungkin masih cukup mudah untuk meminta mereka datang. Tapi, karena sekarang semuanya sudah menemukan jalan mereka masing-masing, prioritas mereka otomatis berbeda. Senang mendengar mereka menikmati masa depan ideal menurut mereka dulu.
Tidak sepenuhnya sama seperti yang kita bayangkan. Tapi, aku yakin sesuatu yang baik akan selalu mengiringi mereka. Kalau terlalu sesuai harapan kurang asik pastinya.
Tapi aku pernah dengar, Tuhan tidak akan memberi cobaan yang besar tanpa mempersiapkan hal baik yang jauh lebih besar untuk kita.
Percaya aja, rencananya selalu yang terbaik.Masalahnya, hari ini aku mau melakukan apa? Haruskah aku memasak makanan kesukaan Mika? Haruskah aku menyiapkan beberapa pelayanan untuk Mika sebagai gift karena telah menjagaku dengan sangat baik selama ini?
Sebenarnya, ulang tahunnya hanya tinggal menghitung hari. Aku belum menyiapkan apapun untuknya.
Haruskah aku menyelesaikan lukisan itu? Saat aku melukisnya di ruang studio. Waktu itu tak sempat diselesaikan dan malah terhambat oleh pekerjaanku.
"This is gift for you"
"Hah? Mana?"
"Aku hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Baby! [Mikazuki Arion X Reader]
Roman d'amourKehidupan satu rumah yang masing-masing pondasi berusaha untuk selalu membuat rumah ini mampu berdiri dengan sempurna. Tolong jadilah pembaca yang bijak 😉 Beberapa chapter mungkin akan mengandung adegan dewasa❗ Kritik dan saran cukup dibutuhkan 🤝�...