Pisang Ambon Jepang

272 30 5
                                    

Ini hari libur, Arion berpikir untuk menghabiskan waktu santai bersamamu. Beberapa hal juga ia bayangkan saat menuruni tangga hendak menghampirimu di dapur. Jalan-jalan di taman, belanja camilan, cuddle, atau hanya sekedar menonton tv bersama.

Hatinya sedang dalam suasana yang bagus pagi ini. Apalagi saat mendengarmu bersenandung sambil mencicipi hasil makananmu, membuatnya tambah yakin bahwa hari ini akan banyak hal yang menyenangkan terjadi.

Sebelumnya, Arion melarang sepihak bahwa kamu tidak boleh melakukan pekerjaan rumah termasuk memasak. Sikapnya yang menurutmu berlebihan, membuatmu kesal setengah hari. Akhirnya, keputusan bersama diputuskan malam harinya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau, asal jangan melakukan sesuatu yang berat, harus selalu meminta bantuan kalau ada yang sekiranya sulit atau ragu untuk melakukannya. Intinya, kalau ragu nggak boleh nekat!

"Love~ masak apa?" Tanya Arion begitu sampai di belakangmu.

Tanpa berbalik, kamu menjawab pertanyaanya.
"Sayur sop sama tempe goreng"

"Enak tuh"

"Iya dong, kan Ak— huek" Wajahmu yang semula sumringah, begitu melihat Arion rasa mual kembali menyerang.

Arion yang melihatnya tentu langsung mendekat, siap  untuk berkontribusi dalam meredakan rasa mualmu. Tapi semakin mendekat, rasa mualmu malah semakin menjadi-jadi. Rasa tidak nyaman  sampai membuatmu emosi saat melihat wajah Arion di dekatmu.

"Aaahh, Kamu jangan deket-deket.. Huek" Kamu mendorong Arion pelan, lalu berjalan menuju toilet. Meski kamu memintanya untuk menjauh, Arion membuntuti di belakang dengan rasa khawatir yang kentara di wajahnya.

Setelah mencuci muka, rasa mualnya mulai mereda. Tapi itu kembali lagi saat kamu melihat pantulan Arion di kaca toilet.

Arion yang jadi bingung harus berbuat apa, memilih untuk mendekat dan melakukan apa yang biasanya ia lakukan saat kamu mual-mual. Tapi yang Arion dapat hanya dorongan dari tanganmu lagi.

"Pergi duluu, Kamu bikin Aku muaallll" Katamu sedikit kesal, merasa bahwa pria di belakangnya itu sangat tidak peka.

"Tapi, Love..."

Melihatmu yang sedikit kacau karena mualnya, mau tidak mau harus pergi dari hadapannya. Bersembunyi sembari memantaumu. Tapi kamu yang masih bisa mencium baunya, kembali merasa mual meski tidak separah sebelumnya.

Dengan suasana hati yang berubah-ubah tak menentu,
"Mikaaaa, pergi dulu tolong. Aku mual banget tau! Nggak ngerti-ngerti ya dari tadi?"

Arion merasa tenggorokannya tercekat, kaget sekaligus merasa sakit saat mendengarmu berbicara seperti itu. Ia yang sedang bersembunyi akhirnya memunculkan dirinya, kembali mendekatimu yang duduk membelakanginya. Wajahnya masih kentara akan kekhawatiran, tangannya juga ragu untuk menyentuhmu.

"Tapi nanti Kamu sendirian.. Aku nggak bisa pergi"

"Mama mau ke sini, maaf ya tapi Aku nggak mau liat kamu. Nggak tau kenapa rasanya mual, udah gitu mukamu rasanya jadi nyebelin banget"

Kamu terdengar sangat serius saat mengatakannya, tapi Arion hanya menganggap itu dipicu oleh kehamilannya. Ia mulai berjalan menjauh dengan muka lesunya, berjalan keluar dengan perasaan campur aduk, mengingat ucapanmu tentang dirinya yang terlihat menyebalkan.

Meraih ponselnya di saku, Arion mengirimimu pesan.
"Kasih tau kalo udah mau liat Aku ya"

Tujuannya adalah rumah Harris. Lalu di tengah perjalanan, ia melihat mama dengan ojek yang biasanya mengantar kemari. Berhenti sejenak saat melihat Arion berjalan dengan wajah kecutnya.

Hello Baby! [Mikazuki Arion X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang