Setelah Seminggu-

267 30 0
                                    

Musim hujan datang lagi, hari-hari terkadang terasa berjalan lambat tapi terkadang juga terasa begitu cepat. Usia kandunganku sekarang sudah mulai masuk trimester 2, sekitar 13 minggu. Perutku sudah mulai terlihat lebih menonjol.

Sudah hampir satu minggu aku di rumah sendirian. Tadi mama ke sini sih, baru saja pulang.

Pekerjaan yang mengharuskan Arion pergi ke luar kota tidak bisa dihindari. Dia bilang, kemungkinan akan menghabiskan waktu satu minggu, dan sekarang aku sedang dibuat kepikiran olehnya karena tidak menguhubingi sekaligus tidak bisa dihubungi sejak pagi.

Beberapa pesanku pun tak kunjung dibacanya.
Sekarang mau memasak pun rasanya tidak bertenaga.

Sudah sore, gerimis pun mulai menunjukkan eksistensinya, suhu yang tadinya terasa panas kini mulai terasa dingin karena angin yang masuk lewat celah-celah rumah ini. Gelap, rasanya cukup menakutkan.

"Mika... Seenggaknya buka pesanku.."

Bukannya apa, aku mengkhawatirkannya. Takut sesuatu terjadi padanya. Sejujurnya dinas keluar kota dalam waktu yang lama cukup mengkhawatirkan sih.. Mm... Jujur saja aku takut Arion sejenak mempunyai pikiran yang tidak baik karena tidak bertemu denganku cukup lama. Boleh kan aku merasa begitu? Habisnya, tidak ada yang tahu hati manusia kan?

Aku mengusap wajahku lalu menghela napas panjang. Di temani televisi yang menyala, aku mencoba mengalihkan perhatianku dari ponsel. Meski sesekali mataku masih meliriknya.

Rumah jadi terasa sepi. Dipikir-pikir aku lumayan pemberani juga ya. Hmm...

"Awas aja kalo telpon nggak kuangkat!"

Drrtt Drrt
Ponselku berdering, tanganku langsung meraihnya tanpa berpikir panjang.

"Halo!"

"Sayang?"

Arion, agaknya dia terkejut karena aku berteriak. Mm... Aku tidak sengaja mengangkat telponnya, serius. Aslinya aku tidak mau, aku kan sedang kesal karena dia tidak menghubungiku.

"Kamu siapa ya?"
Tanyaku, mengutarakan sedikit kekesalanku.

"Ini Aku.. Mikazuki Arion,
suami kamu yang paling oke
punya~"
Nada bicaranya terdengar begitu yakin.

"Suami? Oh iya, Aku punya. Yang nggak bisa dihubungi dari pagi dan bikin istrinya kelimpungan sendiri di rumah. Kamu orang yang sama kayak dia kah?"

"Maaf.. Aku baru bisa hubungi. Udah makan belum? Lagi ngapain?"

"Masnya nggak bisa barang ngechat satu pesan doang ya? Dijambret ya hpnya tadi? Terus ngejar jambretnya sampe jam segini dan baru dapetin hpnya?"

"Ahahaha, maaf maaf.
Kayaknya kamu lebih marah
dari yang Aku kira ya?
Mau dengerin penjelasan Mas-mas ini nggak?"

Aku tak ingin menjawab.

"Halo? Kamu masih di sana?"

"Hm"

"Jadi, tadi pagi Aku bangun kesiangan
dan langsung ke tempat kerja
tanpa sempet buka hp.
Aku mikirnya, hari ini bakal fokus kerja, biar lebih cepet selesai.
Jadi aku bisa pulang lebih cepet. Aku salah karena nggak hubungi kamu barang sekali. Maaf karena udah bikin khawatir"

"Maaf ya?"

Aku hanya bisa menghela napas mendengarnya. Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi. Dia sengaja lebih fokus pada pekerjaannya agar bisa pulang lebih cepat dari yang diperkirakan. Tapi, kekhawatiranku masih belum hilang. Aku tidak ingin dia terlalu memaksakan diri.

Hello Baby! [Mikazuki Arion X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang