"please, kita makan bareng. gak enak soalnya kalo makan sendiri, inikan titipan dari tante yang harusnya lo juga makan" jelas devi yang takut afan salah paham
"okay."
tanpa penolakan afan duduk di bangku yang sebelumnya aza duduki.
"memang sebenernya nyokap gue nyuruh kita makan bareng dev, cuma gue gak akan bilang itu ke lo" ucap afan sekali lagi hanya di dalam hati
"yah sendoknya cuma satu" gumam devi
"memangnya kenapa? lo bisa'kan suapin gue?" tanya afan spontan
tentunya pertanyaan afan membuat devi terkejut, tidak biasanya afan seperti ini pikirnya
"lo yakin?"
"hm"
devi mengambil sesendok nasi goreng itu dan perlahan mengarahkan kepada mulut afan yang sudah terbuka. setelah suapan pertama, afan meraih sendok yang devi pegang dan mengisi sendok tersebut dengan sesuap nasi goreng.
"buka mulut lo" perintah afan.
devi tercengang hingga mulutnya mengaga ia sangat heran akan sifat afan sekarang kepada dirinya. melihat devi yang sudah membuka mulutnya dengan segera afan menyuapkan nasi, yah walaupun suapan itu terkesan sangat kasar bagi devi.
"pelan-pelan dong, fan!" ucap devi yang mulutnya masih penuh dengan nasi.
afan hanya diam tak membalas perkataan devi. ia mengeluarkan handphonenya dari saku dan,
cekrekk!
satu jepretan berhasil afan dapatkan.
"kok lo foto gue?"
"nyokap gue yang minta. devi, nyokap gue khawatir sama lo dari semalem jadi dia minta foto lo di sekolah ini"
devi tersenyum kala afan menceritakan mamanya, ia sangat beruntung bisa kenal dengan keluarga afan.
"titip salam ke tante, bilangin makasih nasi goreng buatan tante enak banget 100% buat tante!" ucap devi seraya mengeluarkan kedua jempolnya.
"hm, nanti malem lo kosong gak?"
"kosong kok, kenapa?" ucap devi sambil menyuapi afan nasi goreng.
"ikut gue."
"kemana?"
"ada yang mau gue kasih tau ke lo"
"kenapa gak sekarang aja?" bingung devi
"gak aman."
"jam delapan malam ini lo harus stay di depan caffe kemarin"
"tapi nanti lo gak apa-apain gue kan?" tanya devi yang langsung dibalas dengan tatapan membola afan.
"ya enggak lah! gak mungkin gue mau gituin lo! gak ada n4fsu."
"n4fsu? maksud gue lo gak bakalan sakitin gue, fan! gue ngomong gak ngarah kesitu!" ucap devi yang meluruskan perasaan afan.
"berarti kalo gue ngelakuin hal itu ke lo boleh dong? asalkan gak nyakitin lo, bisa'kan?" tanya afan sambil tersenyum miring.
prakk!
satu tamparan kuat mendarat di pipi lelaki tampan tersebut.
"ssh..!" afan meringis seraya memegang pipi kirinya yang terasa panas.
"eh fan?! sorry! sorry! gue gak sengaja, gue reflek!"
kepanikan menghantui gadis ini, sesegera mungkin ia mengusap-usap lembut pipi afan dan juga sesekali ia tiup agar sakit di pipi afan mereda.
pandangan kedua sejoli ini bertemu, jarak keduanya hanya sebatas beberapa senti bahkan deru nafas dari keduanya bisa dirasakan satu sama lain.cekrekk!!
tanpa disadari mereka berdua, rayen dan aza kini berada di dekat mereka, senyuman lebar terpampang di bibir aza.
"widih! mantep nih" ucap aza yang melihat layar handphonenya.
"aza! gue mohon hapus foto itu za!" ucap devi yang mencoba meraih hp aza.
"kalo gue gak mau?" ucapnya nya yang beriringan masuknya benda pipih tersebut di kantung jaketnya. "kenapa lo kelihatan takut, devi? bukannya ini berita baik kalo seorang gadis cantik kaya lo bisa meluluhkan hati afan?" lanjut aza yang tersenyum miring ke arah devi.
"ini gak baik za! okay fine kalo lo mau simpen foto itu. tapi please jangan di sebarin ke siapapun! cukup kita aja yang tau tentang ini. please! gue mohon!"
aza tak menjawab permohonan sang devi, ia hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis yang sedang memohon kepadanya.
sebenarnya afan tidak peduli jika aza akan menyebarkan fotonya, namun yang membuatnya bingung adalah mengapa sifat devi seperti ketakutan? bahkan ia rela memohon-mohon agar foto itu tidak disebarkan."dari pada lo bikin anak orang nangis, mending lo hapus foto itu sekarang juga" ucap lelaki yang lain adalah rayen yang memasang wajah dinginnya kepada aza yang terduduk dimeja tempat rayen duduk.
"lo gak ada berhak untuk ngatur gue" membalas tatapan dingin dari sang rayen.
tidak mau ambil pusing afan beranjak dari kursi yang akan ditempati aza.
"remember, eight o'clock tonight." ucap afan yang sekarang duduk di bangkunya.
"minggir" ucap rayen yang akan duduk di bangkunya.
"okay" ucap aza yang langsung turun dari meja tersebut.
kringg!
bel sekolah berbunyi, menandakan bahwa jam istirahat sudah habis. kini semua para murid berhamburan ke arah kelasnya masing-masing begitu juga dengan lea dan teman-temannya.
lea masuk kedalam kelas dengan senyuman lebarnya yang mengarah kepada aza, aza yang melihat itu hanya membalas dengan senyuman miringnya.
devi yang melihat kejadian itu sukses membuat gadis itu menjadi panik. apakah aza adalah orang suruhan lea selanjutnya yang akan menggantikan posisi pembvlly sebelumnya yang menind4s devi?"aza." panggil devi
"why?" tanya aza seraya senyum yang tentunya membuat devi semakin takut dengan lawan bicaranya.
next?
waduh! kira-kira aza mau ngapain yaa? apa bener dia bakalan menjadi pembvlly selanjutnya untuk devi?
pantengin terus cerbung #Perfect_Love 🤩