Di lorong sunyi, langkahku terhenti,
Mencari bayang diri, yang kian menjauh pergi.
Topeng-topeng kehidupan, menutupi wajah asli,
Meninggalkan jiwa hampa, terlunta dalam sepi.
Di cermin retak, kulihat bayang samar,
Mencoba meraba jati diri, yang terkubur dalam samar.
Suara hati teredam, oleh riuhnya dunia,
Mencari makna hidup, yang kian sirna.
Di antara hiruk-pikuk, kucari keheningan,
Menyelami kedalaman jiwa, mencari penerangan.
Luka masa lalu, masih membekas perih,
Mencoba merangkai kepingan hati, yang tercerai-berai.
Di persimpangan jalan, kuberhenti sejenak,
Memilih arah tujuan, yang tak lagi samar dan pelik.
Melepas belenggu masa lalu, melangkah dengan pasti,
Menemukan diri sejati, dalam perjalanan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Hati Turun ke Pena
Poetry"Dari Hati Turun ke Pena" Kumpulan puisi ini mengajak pembaca menyelami berbagai nuansa kehidupan, dari riak-riak cinta hingga renungan mendalam tentang eksistensi. "Dari Hati ke Pena" merangkai kata-kata menjadi lukisan perasaan, menghadirkan penga...