Lebam Pembawa Keberuntungan

319 53 0
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

"Gausah gapapa mah, tadi Al sempet pingsan cuma karna darah rendah gara-gara lagi mens aja kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gausah gapapa mah, tadi Al sempet pingsan cuma karna darah rendah gara-gara lagi mens aja kok."

"Ck kamu tuh kebiasaan, suka nyepelein. Lagian bisa-bisanya kamu kejebak tawuran sih? Untung ada nak Abi sama temen-temennya. Pokoknya mama ngga jadi nginep. Nanti malem mama pulang."

"Ngga usah mah, Al udah ngga apa-apa. Kalo mama pulang nanti pasti capek di perjalanan. Bandung-Jakarta tuh ngga deket. Udah mama nginep aja, nanti Al nginep juga di rumah temen deh." terdengar helaan nafas kasar di seberang sana. Membuat Alice menggigit-gigit ujung kukunya gugup.

Ia tidak ingin mamanya pulang malam ini. Selain karena tidak ingin membuat mamanya kelelahan, ia juga tidak ingin membuat mamanya khawatir dengan keadaannya saat ini. Walaupun samar, lengan Alice mulai muncul lebam. Kepalanya juga masih terasa pusing karena jambakan dari orang-orang pengecut yang tadi sempat menggunakannya untuk mengancam Abi.

"Yaudah, tapi nanti langsung kabarin mama kalo udah di tempat temen kamu. Kirim juga nomor telfon dia sama orang tuanya biar mama tenang. Mama besok pagi langsung pulang."

"Iya ma, nanti Al kirimin nomor temen Al. Maaf ya ma, Al bikin mama khawatir."

"Kamu tuh kayak lagi ngomong sama siapa aja, ini mama kamu loh Al. Udah habis ini langsung pulang terus istirahat. Jaga diri. Masih di rumah sakit ini kamu?"

"Iya, nanti temen Al kesini buat jemput." setelah meyakinkan mamanya agar berhenti khawatir, Alice langsung berpamitan dan memutus sambungan telfon mereka. Ia masih terlalu kaget dengan kejadian siang tadi. Beruntung omnya Marlo yang bekerja di kepolisian segera datang dan mengamankan semuanya. Termasuk Abi yang kini masih berada di ruang rawat setelah mendapat beberapa luka di sekujur tubuhnya.

Delapan dari lima belas siswa Cakra Alam kabarnya tertangkap saat berusah untuk kabur. Sialnya mereka semua masih junior dan bukan dalang dari kasus yang akhirnya disimpulkan sebagai pengeroyokan itu.

Alice yang sedang melamun di salah satu brankar IGD dengan tangan yang terinfus pun dikagetkan dengan kehadiran Bara dan seorang kakek bertubuh tinggi tegap. Keduanya terlihat khawatir melihat keadaanya, namun tetap berusaha untuk memasang senyum pada wajah mereka.

"Hai Al." Alice tersenyum tipis sambil mengangguk sebagai balasan atas sapaan yang Bara berikan.

"Bara balik ke ruangan Abi ya kek?"

Alice in A TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang