BJDP 21

75 3 1
                                    

Suasana hari ini begitu cerah,seperti hati gadis yang sekarang tengah duduk di samping temannya, membicarakan hal hal yang berhubungan dengan pelajaran.

Alasan hatinya begitu cerah karena dirinya baru saja mendapat perhatian lebih dari suaminya,mengapa tidak? Setelah pernikahan mereka, keduanya tidak pernah berbicara secara langsung.

Apalagi saat ini hati gadis itu sudah mulai terbuka,memang,dahulu dia belum menerima laki laki itu karena menikahi nya secara langsung.

Karena hanya bersentuhan dan memangku nya saat pingsan,laki laki itu langsung menikahinya,tidak ingin menodai gadis itu.

Dia begitu bersyukur mendapati laki-laki seperti itu.

"Al,senyum senyum Mulu"goda temannya menyenggol lengan gadis itu dari samping.

Gadis itu tersadar dari lamunannya."eh?iya hehe"benar benar senang,itu yang saat ini dia rasakan.

"Pasti gara gara Atha ya?"tanyanya,sambil tersenyum menggoda temannya,dan hanya diberi senyuman manis oleh nya.

Para santri lain yang sudah bubar memutuskan untuk langsung pergi ke asrama,lain dengan kedua gadis itu,malah memilih belajar dan mengulang pelajaran.

"Segera tidur,saya gak mau kamu sakit"

Ucapan itu terus berputar di kepalanya, hormon dopamine nya begitu tinggi,sehingga merubah rubah suasana hatinya.

"Udah dulu ya belajar nya"ziza mengakhiri proses belajar nya dan langsung membereskan buku-bukunya.

"Syukron!"Alya berlari dan meninggalkan ziza,dirinya segera memasuki kamar asrama nya.

Ziza hanya bisa geleng geleng dengan kelakuan nya,berubah ubah.

"MasyaAllah"hanya kata itu yang bereaksi dari mulut ziza.

Sedangkan Alya hanya berlari lari ke kamar asramanya dengan riang gembira.

Gadis itu segera berwudhu dan memasuki alam mimpinya dengan sangat mudah,sama seperti ziza yang kini sudah menutup matanya memasuki alam bawah sadarnya.

Disisi lain,zay yang sudah merasa sembuh bergegas keluar dari ruangan yang berbau obat itu.

Entah kenapa dirinya ingin mencari udara segar dengan melamun di taman pesantren Al Musthofa.

Tanpa disadarinya seorang laki laki yang bergelar Gus,mendekatinya dan duduk disebelahnya dengan jarak yang lumayan jauh.

"Kamu sakit?"tanyanya,yang hanya diberi jawaban deheman dari gadis disampingnya.

"Sakit apa?"tanya nya lagi,zay tidak menjawab.

"Kamu tahu?"lagi, dirinya berusaha mengobrol dengan teman dari gadis pujaan hatinya.

Zay hanya menolehkan kepalanya,pertanda penasaran.

"Orang yang Allah cintai adalah orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur"

"Termasuk orang orang yang melawan penyakitnya,dan senantiasa menyertakan Allah dalam perjuangannya"lanjutnya.

Zay hanya memberikan tundukan kepala,pertanda merenungi semua yang dikatakan zizan.

"Kata pengurus,kamu sakit,sejak tadi sore,mukanya pucet banget"ucapnya lagi,hanya suara laki laki itu yang mendominasi percakapan nya.

"Syukron"kata zay singkat,ia sudah tahu maksud laki laki ini mendatanginya,bukan hanya untuk menasehati.

"Ya."

"Saya mau titip pesan sama teman kamu"ucapan laki laki itu langsung diberi anggukan oleh zay.

"Saya tahu,saya memang laki laki yang tidak berani mengungkapkan perasaan langsung didepan wanita yang saya cintai"

"Tapi, saya mengamanahkan seluruh ucapan rasa saya pada kamu untuk diberikan kepada temanmu"

"Ucapkan pada Azizah dalam bentuk sebaik baik nya,bahwa saya mencintai nya,saya mengamanahkan nya pada mu"

"Saya akan pergi mengemban ilmu ke Kairo Mesir"setelahnya laki laki itu pergi,membuat zay yang sedang melamun membulatkan matanya tidak percaya.

Bagaimana gadis itu menyampaikan kalimat terakhir dari zizan kepada sahabatnya itu?

...

Tidak terasa,masa masa nya menjadi santri akan berakhir,dia sudah menjadi senior disini.

Banyak pengalaman yang digelutinya,di pesantren ini.

Satu tahun lagi dirinya menunggu kelulusan nya di pesantren ini.

Atha,laki laki itu sudah mempersiapkan beberapa materi pelajaran untuk dipelajari nya,dan persiapan masuk perkuliahan.

Masa ini sedang sulit sulitnya,membagi waktu untuk  beberapa kegiatan yang dia siapkan.

Apalagi sekarang ekonomi keluarga nya sedang sulit.

Dia tidak berani mengutarakannya pada sang istri,yang memiliki keluarga kaya.

"Huhh.."lenguhan dari mulutnya terasa begitu panas,suhu tubuhnya mendadak panas sejak tadi.

Mungkin karena kecapekan.

matanya tetiba merasakan kantuk,dan menutup tiba tiba.

Dan tidak sadarkan diri.
***
Gatau,next gak?
See you,👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bertemu jodoh di pesantren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang