••••
"Hati gue rasanya sakit banget saat liat orang yang kita sayang terluka"
~ Varania Queenzy••••
Di pagi hari yang cerah EIS sudah ramai murid-murid padahal masih jam 06.50 dan bel masuk jam 07.15, termasuk inti Artsiv yang sudah nongkrong di parkiran dengan 1 ulat bulu yang menempel di lengan wakil ketua Artsiv, siapa lagi kalo bukan Si cupu, Fani.
"Gak pegel tuh tangan nempel mulu ke Kayden," ucap Shania yang baru saja tiba bersama Zahra dan Via.
"Namanya juga ulat bulu maunya nempel mulu," ucap Via sarkas dan Fani cepat-cepat melepas tangannya.
"Ah i-iya aku le-lepas. Maaf kak ka-kalo tangan kakak pe-pegel," ucap Fani.
"Enggak papa," ucap Kayden dengan suara lembut dan mengusap kepala Fani yang membuat Fani blushing.
"Cih najis," ucap Zahra. Ingin sekali dia langsung pergi dari sana tapi apa boleh buat dia harus menunggu bestienya yang satu. Hari ini dia juga sudah menghapus make up nya.
Brumm
Brumm
10 menit kemudian Vara datang. Vara turun dari mobilnya dan menghampiri sahabatnya tanpa menoleh ke arah inti Artsiv dan si cupu.
"Akhirnya dateng juga lo, udah eneg gue disini mana liat wajah dia yang burik," ucap Shania.
"Bener juga kata Lo Shan haha," ucap Zahra dan tertawa, ternyata menular ke Via.
Vara tersenyum, "kenapa gak masuk aja dulu?" Tanya Vara.
"Gak tau si Zahra," kesal Shania.
"Gak papa lah nunggu Lo sekali-kali," jawab Zahra.
"Yaudah yuk masuk," ucap Vara. Meninggalkan parkiran bersama Sahabatnya tanpa melihat sekitar.
"Yok lah mas- ASTAGA EVAN MUKA LO PUCET BANGET!," kaget Andra dengan teriak.
Teriakan Andra membuat para siswa bahkan Vara dkk. yang belum jauh dari parkiran berhenti dan menoleh. Semuanya kaget melihat wajah Evan yang sangat pucat. Apalagi Vara yang tidak memperhatikan Evan sedari tadi dia berangkat.
"Ih iya pucet gitu"
"Ahh my bebeb Evan sakit"
"Kok bisa ya sepucet itu"
"Astaga!" Kaget Vara dkk. Vara langsung lari ke arah Evan meninggalkan Sahabatnya.
"Lah VARA!" teriak Via dan ingin ikut berlari, tapi ditahan oleh Zahra.
"Udah biarin aja gak inget apa kemarin," ucap Zahra.
"Hooh biarin aja kita ke kelas 20 menit lagi bel," ucap Shania.
"Masih lama itu. Tapi yaudahlah yok kelas," jawab Via.
Mereka akhirnya masuk ke kelas masing-masing. Vara dan Via ada di kelas 11 IPA 1, Zahra dan Shania ada di kelas 11 IPA 2. Sedangkan untuk Evan dkk. 12 IPA 1 dan Fani 10 IPA 4.
"Apakah ini adegan yang itu," batin Vara disaat dia berlari dengan perasaan yang tidak enak.
"Benar nona adegan Evan dicambuk oleh ayahnya terjadi tadi malam"
Mendengar ucapan Exe, Vara menambah kecepatan berlarinya. Alur untuk tokoh Evan ini memang tidak berubah sama sekali kecuali endingnya nanti. Mungkin. Tapi Vara tidak tau jika adegan muka Evan pucat itu hari ini, karena cambukan terjadi tadi malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elvara! (END)
Teen Fiction#Transmigrasi 01 ••••• Entah harus bahagia atau sedih dengan kejadian yang dialaminya. Kejadian yang sangat diluar nalar manusia. Transmigrasi!! "Huh.. Emang takdir Tuhan gak ada yang tau" Seorang gadis bernama Elvara, lebih tepatnya Elvara Angelia...