••••
Pagi hari yang sedikit mendung ini tidak menyurutkan semangat semua orang untuk mengikuti bazar yang diadakan oleh Enemy Internasional School sebagai salah satu acara ulang tahunnya.
Terdapat banyak sekali stand-stand yang berdiri di lapangan upacara Enemy, mulai dari stand makanan sampai baju-baju. Bazar ini untuk umum, warga sekitar boleh hadir untuk menikmatinya. Tentunya dimeriahkan juga oleh band dari ekskul musik Enemy.
Band dari ekskul musik Enemy memulai penampilan mereka dengan lagu yang energik. Suara gitar dan drum yang berpadu meramaikan suasana, membuat para pengunjung ikut bergoyang mengikuti irama. Beberapa siswa dan warga umum tampak bersorak sambil mengangkat tangan, sementara yang lain sibuk berkeliling mengunjungi stand-stand yang menarik perhatian mereka.
Di sudut lapangan, stand makanan yang menjual jajanan khas lokal seperti bakso bakar, sate, dan es cendol dikerumuni oleh pengunjung. Aroma sedap yang tercium di udara membuat perut siapa pun langsung lapar. Tak jauh dari situ, stand baju yang dipenuhi berbagai pakaian trendi juga ramai dikunjungi, terutama oleh para remaja yang ingin tampil modis.
Vara dan Zahra berdiri di dekat stand minuman sambil menikmati es lemon dingin. Shania, Nuella dan Via menyusul mereka, masing-masing membawa kantong berisi camilan.
“Wah, rame banget ya!” ujar Via, matanya berbinar melihat keramaian bazar. “Kita harus muter-muter nih, siapa tahu ada sesuatu yang menarik.”
“Setuju,” sahut Shania. “Oh, dan jangan lupa, setelah ini kita harus ikut joget didepan. Pasti asik banget!” tambahnya sambil melirik panggung.
"Boleh deh. Kalo gitu gas kita keliling!" ucap Vara semangat.
"Gass!" timpal yang lainnya. Akhirnya Vara dkk. berkeliling sesekali menikmati jajanan yang ada dan foto bersama.
Sementara itu, dari kejauhan, Anggota inti Artsiv terlihat sibuk mengawasi jalannya acara, memastikan semuanya berjalan lancar. Tiba-tiba Bara menghentikan langkahnya. Matanya tertuju pada seseorang yang sedang berdiri di pinggir lapangan dengan sikap mencurigakan.
“Siapa itu?” gumamnya pelan, tapi cukup untuk membuat yang lain menoleh
“Kenapa, Bar?” tanya Andra.
“Enggak, cuma... orang itu liat deh agak aneh. Panas-panas gini pake baju tertutup banget,” jawab Bara, sorot matanya tidak lepas dari sosok tersebut yang kini perlahan bergerak menjauh, menghilang di kerumunan.
"Positif thinking aja mungkin dia albino jadi tertutup," ucap Chiko
"Nah bener apa kata Chiko. Mending kita lanjut aja sekalian jajan pasti makanan di bazar ini enak-enak," ucap Andra.
"Bener juga baunya enak," tambah Kayden.
"Ikut aja," ucap Evan.
Evan dkk. pun berkeliling juga menikmati acara sekaligus mengawasinya.
••••
Matahari semakin tinggi, meski tersembunyi di balik awan mendung. Suasana bazar semakin ramai seiring dengan bertambahnya pengunjung. Tawa, musik, dan suara obrolan bercampur membentuk keramaian yang hangat. Di tengah riuh rendah itu, Vara dan teman-temannya terus berjalan, sesekali berhenti untuk mencicipi jajanan atau berfoto di depan stand-stand unik. Shania menggoda Nuella yang terlihat antusias membeli kerajinan tangan dari stand seni.
"Aurel! Sini!" Teriak Andra di salah satu Photobooth memanggil Nuella.
"Apa sih No teriak-teriak malu tau," ucap sebal Nuella setelah di depan Andra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elvara! (END)
Roman pour Adolescents#Transmigrasi 01 ••••• Entah harus bahagia atau sedih dengan kejadian yang dialaminya. Kejadian yang sangat diluar nalar manusia. Transmigrasi!! "Huh.. Emang takdir Tuhan gak ada yang tau" Seorang gadis bernama Elvara, lebih tepatnya Elvara Angelia...