03 : Goodbye

443 59 3
                                    

Tangis Argitara menghiasi seluruh isi ruangan besar itu. Entah ke berapa kalinya Argitara mengucapkan kata ' maaf ' dihadapan peti Ariella.

" Ma, kembalilah. Aku tidak bisa tanpamu, Ma, maafkan Argitara... "

Kathrina tetap setia disamping suaminya untuk menyemangatinya, sedangkan kedua anak perempuan mereka dititipkan kepada ibu Kathrina yang juga ikut hadir dalam proses kremasi Ariella.

Michaela terduduk lesu di sebuah bangku yang tak jauh dari peti Ariella. Ia menatap peti itu yang didekap oleh Argitara, Michaela benar sudah mengikhlaskan kepergian neneknya, bahkan. Ia tidak menangis.

" Oma. Oma sudah tidak sakit-sakit lagi, ya? Aku sedih, tapi aku juga senang karena Oma sudah tidak merasakan rasa sakit itu lagi. Oma, untuk yang kedua kalinya aku melihat Papah. Oma, Papah sedih karena Oma pergi meninggalkan Papah untuk selama-lamanya, bukan hanya Papah. Tapi yang lainnya juga, termasuk aku. Oma, bantu aku dari atas sana, ya? Bantu aku untuk menemukan keberadaan Buna, bantu aku juga untuk membujuk Ama Shani agar memberi aku petunjuk tentang Buna, i love you, rest in peace Oma... "

Tak lama setelah Michaela bergumam seperti itu. Banyak orang yang ricuh, karena, Ariella akan segera masuk kedalam tempat kremasi. Sebelum itu, Michaela diminta Shani untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Ariella untuk terakhir kalinya.

" Oma, selamat tinggal! Sampai jumpa kembali. "

Mati-matian Michaela menahan tangisnya agar Ariella bisa pergi dengan tenang. Sampai, ia bersama keluarga kecil Argitara untuk menekan tombol. Ya Tuhan, rasanya Michaela ingin pingsan, tubuhnya begitu lemas sekali.

Sesuai perintah, mereka menekan tombol itu secara bersamaan. Setelah itu, tubuh Michaela jatuh ke pelukan hangat Shani. Tangisnya benar-benar pecah, hingga baju yang Shani pakai basah.

" Gapapa kok kalau kamu mau menangis, tumpahkan semua tangis mu dipelukan Ama, nak. Kamu hebat! Ama bangga. "

Michaela benar-benar kehilangan sosok Ariella. Ariella sudah merawatnya sejak ia bayi yang kulitnya masih kemerahan, sampai ia sudah berkepala dua. Entah apa yang dirasa hatinya, Michaela sudah ikhlas dengan kepergian Ariella, namun. Hatinya masih belum bisa menerima bahwa Ariella telah tiada.

Semua anggota keluarga akan segera beranjak menuju pantai, mereka akan melepaskan abu Ariella hari ini.

Michaela satu mobil dengan keluarga kecil ayahnya, tepat sebelah Michaela adalah Hillary, anak pertama dari pernikahan Argitara dan Kathrina.

Hillary masih bertanya-tanya siapa Michaela, pasalnya. Hillary tidak pernah melihat Michaela sebelumnya, saat ditaman kala itupun, ia tidak melihat jelas wajah Michaela. Hillary bertanya kepada ayahnya, tetapi. Argitara menghindari pertanyaan tersebut.

Sesampainya dipantai, mereka langsung melakukan proses pelepasan abu. Michaela tak kuasa untuk melihat proses-proses nya, tubuhnya sudah lemas, akibat menangis seharian ini.

Padahal, Michaela sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menangis. Namun, Michaela malah mengingkari janjinya sendiri.

Mereka semua akan segera menaiki perahu yang sudah disiapkan untuk pergi melepas abu ditengah laut.

-

Beberapa jam berlalu, mereka sudah melepaskan abu Ariella. Ada sebagian abunya tidak dibuang di laut lepas, sebab. Mereka akan menyimpan nya.

Sejak abu Ariella sudah dibuang, Michaela sudah tidak menangis lagi. Saat ini, Michaela mulai mengikhlaskan kepergian dunianya, sedikit demi sedikit pasti bisa. Karena mengikhlaskan nya itu benar-benar susah.

Michaela.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang