08 : Melepas rindu

414 66 2
                                    

Di siang hari, Michaela sudah siap untuk berangkat menuju kampusnya. Tinggal menunggu Christian, yang akan menjemputnya.

Ditengah menunggu jemputan itu datang, Michaela mendapatkan pesan singkat dari nomor yang ia tidak kenal. Saat akan ia memblokir nomor tersebut, ia melihat ada satu kata yang membuat tangannya terhenti.

Kata tersebut adalah ' Buna '. Dan akhirnya, Michaela membaca pesan-pesan singkat itu.

" Hallo, selamat siang, sayang. "

" Apa kabarnya? Buna kangen banget sama adek, Buna selalu berharap untuk bisa berada satu atap sama kamu, nak. Akan tetapi, Buna selalu dihantui oleh perasaan takut dan bersalah, perasaan itulah yang membuat Buna menjauh darimu. Tujuan Buna mengirim pesan ini adalah, Buna ingin mengajak kamu untuk bertemu. Jika memang Michaela tidak ingin bertemu dengan Buna, tak apa. Buna hanya ingin memeluk tubuh yang sudah Buna keluarkan dari rahim ini 20 tahun lalu. "

Rasanya campur aduk, ada rasa marah, kecewa, senang, sedih. Semuanya ada dalam satu waktu itu. Ketika ingin menolak tawaran itu, hati kecilnya seperti berkata ' jangan '. Ini kesempatan, ia akan coba!

" Hallo, selamat siang, juga. Buna. "

" Kabarku baik, aku juga kangen. Buna, aku sempat ada rasa marah dan hampir benci sama Buna. Tapi, rasa sayang aku jauh-jauh lebih tinggi daripada rasa-rasa itu. Buna, Michaela mau bertemu denganmu! Michaela mau peluk Buna seerat-eratnya. Dan, Michaela tidak akan melepaskan pelukan itu, Michaela takut Buna pergi lagi. Buna, Michaela sangat-sangat menanti-nantikan kehadiran Buna. Buna, tahu? Aku sayang banget sama Buna. Mari kita bertemu dan melepas rindu yang amat sangat dalam ini. Buna. " Michaela meneteskan air matanya, doa yang ia panjatkan kepada Tuhan dari belasan tahun lalu, sudah terjawab oleh-Nya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana waktu nanti, Michaela harus mengajak Christian untuk bertemu dengan ibunya!

" Sayang! Kamu nangis, kenapa? "

" Christian... Satu persatu keinginan ku terkabul. Bertemu dan mengobrol dengan Papahku, dan esok hari, aku akan bertemu dengan ibuku setelah 20 tahun tidak saling menyapa.. "

" Oh My God, ini good news! Selamat sayang, keren banget sih kamu bisa sabar menunggu nya bertahun-tahun. I'm so proud of you! "

" Besok, kamu temenin aku, ya? Kamu harus minta restu sama Buna-ku! "

" Ay, ay, capten! " Tawa mereka lepas, bisa dibayangkan bagaimana bahagia nya pasangan muda itu.

Mereka pun segera beranjak dari apartemen, waktu semakin berjalan dengan cepat, mereka takut jika telat dari kelasnya.

-

Percikan air yang mengalir, membuat baju Elleesha basah. Michaela menumpahkan air matanya dipelukan sang ibu, setelah hampir 20 tahun tak bertemu dengan raga yang dipeluknya.

30 menit lamanya mereka berpelukan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, mengobati rasa rindu yang sudah tertahan bertahun-tahun.

Michaela bersyukur, karena ibunya tidak memiliki sifat seperti ayahnya. Sebenarnya, Michaela tahu bahwa Argitara juga menyimpan rasa rindu kepadanya, akan tetapi. Argitara memiliki sifat gengsi yang amat sangat tinggi.

" Melihatmu tumbuh dengan baik saja sudah membuat Buna bahagia. Setelah ini, Buna akan tebus semua kesalahan-kesalahan dimasa lalu. " Elleesha menatap lekat wajah Michaela, mimik wajah yang begitu mirip dengan Argitara, sang mantan suami.

" Bun. Terimakasih sudah melahirkan ku ke dunia ini, walau, dulu aku pernah berharap untuk tidak ingin lahir di rahim Buna. Saat itu, aku belum mengerti apa yang dirasa oleh Buna. " Matanya berkaca-kaca, menandakan bahwa sebentar lagi ia akan menangis.

" Wajar jika kamu menginginkan hal itu, nak. Kamu tumbuh tanpa adanya peran Buna dan Papahmu. Buna masih ingat, saat dimana Buna baru tahu kamu hadir. Buna marah, sedih, bingung harus bagaimana. Seakan-akan, Buna kehilangan arah, pernah berpikir untuk mengugurkan kandungan yang saat itu usianya masih sangat muda. Tapi, Buna tak tega, kamu anak yang sama sekali tidak bersalah, tidak tahu apa-apa. Berkat dukungan dari Oma dan Ama kamu, Buna dan Papah memilih untuk mempertahankan kamu, sayang. "

" Selama hamil, Buna selalu dihantui oleh perasaan takut, dan mengalami depresi. Dan saat dimana tangisan pertama mu terdengar, Buna sangat bersyukur. Kamu lahir dengan keadaan utuh dan tidak ada kekurangan apapun. Buna salut denganmu, kamu kuat, nak. " Keduanya kembali berpelukan, menghiraukan keberadaan Christian dan Jaegar yang sama-sama terharu dengan ucapan Elleesha tadi. Mereka saling menatap, dan akhirnya ikut berpelukan.

Bukannya Michaela ataupun Elleesha yang menangis kencang. Tetapi, Christian. Ia memeluk erat tubuh calon ayah mertua nya, keduanya memeluk erat.

Itu membuat Michaela serta Elleesha melepaskan pelukannya, dan tertawa melihat tingkah laku Christian.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC
HI!

Michaela.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang