07 : Rindu

416 67 6
                                    

Separuh jiwanya saat ini adalah Shani Indira. Neneknya, ia belum siap jika kehilangan Shani dalam hidupnya. Mungkin, hidupnya hampa jika tiada Shani.

Apa artinya hidup Michaela jika tidak ada Shani Indira? Ibunya hanya melahirkan Michaela ke dunia ini, tapi tidak merawatnya. Kali ini, Michaela akan berubah. Ia berjanji untuk tidak akan pernah menangis lagi karena hal tentang Argitara ataupun Elleesha, sang ibunda.

Kali ini, Michaela harus bangkit. Tidak mungkin ia terus begitu-begitu saja, ia harus membuktikan bahwa ia bisa kepada Argitara dan juga Elleesha.

Sejak kecil, Michaela selalu mengharapkan kehadiran orangtuanya. Tetapi, itu tidak pernah terjadi. Bahkan, matanya pernah melihat Shani dan Ariella memohon-mohon kepada Argitara dan Elleesha untuk menjenguk Michaela. Dulu, ia tidak kasihan melihat akan hal itu, namun. Jika itu terjadi sekarang, ia tidak akan membiarkan Shani dan Ariella memohon-mohon seperti itu.

Shani sudah menceritakan beberapa informasi tentang Elleesha. Ia memberitahu Michaela, bahwa Elleesha telah memiliki buah hati kembali. Kali ini, Michaela tidak bersedih hati.

-

Rasa rindu yang tak kunjung lepas, menghantui seluruh isi bagian di kepala, seolah tak menemukan obatnya. Rindu yang teramat dalam, kepada seorang remaja perempuan yang telah lama ia tinggalkan.

Tak hanya rasa rindu yang menghantuinya, tetapi, ada rasa bersalah yang teramat sangat dalam daripada rasa rindunya. Ingin sekali ia menghampiri remaja itu, namun. Ia belum sanggup untuk berhadapan kembali dengan seseorang tersebut.

Ia selalu mencoba untuk melupakan semua tentang gadisnya. Walau sudah berusaha sekeras mungkin, rasa cinta dan kasih sayang itu tidak akan pernah hilang dari benak hatinya.

Setiap doa yang ia panjatkan pada Tuhan, ia selalu menyelipkan nama gadis itu. Mau bagaimana pun juga, gadis itu adalah darah dagingnya.

Bintang bersinar terang, mengelilingi bulan yang juga tak kalah terang nya untuk menyinari bumi dibawah. Banyak sekali orang-orang yang memotret mereka karena keindahannya, namun. Ada wanita yang terduduk diatas balkon rumahnya, ia memandang langit malam itu, diiringi tangisannya yang sejak tadi tak henti-henti.

" Adek, Michaela... Maafin, Buna, sayang. " Pintu balkon itu terbuka, terlihat bayangan milik seorang lelaki dewasa jangkung besar dan juga kekar yang sekarang sedang memeluk wanita dari belakang.

" Sudah. Jangan menangis lagi, ya? Besok akan ku temani engkau untuk kembali bertemu dengan anak gadis kita. " Seketika, wanita itu membalikkan badannya, ia memeluk erat tubuh pria jangkung itu. Ia mengangguk, seakan menyetujui bujukan suaminya.

" Aku, masih takut untuk bertemu dengannya. "

" Untuk apa kau menakuti hal yang tidak berguna itu, sayang? Bukanlah engkau merindukan gadis cantik, mu? Akan ku temani engkau sampai saat dimana kau sudah benar-benar terlepas dari rasa takut mu itu. " Dua insan itu bernama Elleesha dan Jaegar. Mereka juga orang tua Michaela.

" Aku memberikan luka yang teramat dalam kepadanya, aku yakin, dia pasti tidak akan pernah memaafkan aku. Aku gagal menjadi ibu, sayang! "

" Tidak. Kau tidak gagal menjadi ibu. Hanya saja, kala itu, jiwamu belum siap untuk mempunyai seorang anak."

" Ya! Besok akan ku temui dirinya dan meminta maaf kepada nya, walau, mungkin aku tidak akan dimaafkan, tetapi. Setidaknya aku sudah memberanikan diriku untuk bertemu dan meminta permaafan kepada anakku. "

" Diriku akan terus disamping mu. Semangat, istriku! "

Michaela.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang