Prolog

624 78 8
                                    

///////////////

Jessi berlari dengan kencang menuju sebuah gedung yang sangat luas, yaitu; gedung sekolah. Sembari menenteng tas nya, ia berteriak mencoba mengentikan satpam yang terlihat segera menutup gerbang yang cukup besar itu.

"Pak Reno! I belum masuk, jangan di tutup dulu!" Teriak Jessi dari kejauhan membuat atensi satpam yang ia panggil 'Pak Reno' itu tertuju kepadanya. Saat menyadari keberadaan Jessi, Pak Reno pun menggelengkan kepalanya.

Saat Jessi sampai di depan satpam itu, ia membungkukkan badannya, meletakkan kedua tangannya pada lutut lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya. Setelah itu ia pun kembali berdiri tegak seraya menatap Pak Reno dengan tatapan menjengkelkan.

"Hahh! Akhirnya. Terimakasih, Pak Reno. Bapak cakep, deh!" Puji Jessi seraya tersenyum, tangannya bergerak naik menggaruk tengkuknya yang tak gatal membuat Pak Reno memandangi nya malas.

"Kamu lagi, kamu lagi, Jessica. Berapa kali kamu telat dalam seminggu ini?" Tanya Pak Reno, seketika itupun Jessi menunjukkan 5 jari nya kepada Pak Reno, dengan senyuman yang tak luntur.

"Lima, hehehe!" Jessi terkekeh seraya memiringkan kepalanya, lalu kembali menarik tangan itu. Apa yang Jessi lalukan membuat Pak Reno hanya bisa geleng-geleng kepala, mempersilahkan gadis itu untuk segera masuk.

"Yess! Makasih Pak Reno, i duluan yah, dadah!" Jessi pun berlari masuk, sembari berlari ia tak lupa memberi kiss bye kepada Pak Reno, dan hal itu lagi-lagi direspon gelengan heran dari satpam itu.

"Haduh, Jessica, Jessica. Anak itu emang kebiasaan." Satpam itu pun dengan segera menutup gerbang karena merasa tidak ada murid yang telat seperti Jessi barusan.

_

Sesampainya di dalam gedung, Jessi masih berlari menelusuri lorong sekolah, mencari kelasnya yang berada di lantai 2. Ia dengan terburu-buru menaiki tangga, tanpa khawatir dengan keselamatan dirinya sendiri.

Di lantai 2, Jessi melambatkan larinya seraya memperhatikan setiap kelas yang sudah ramai dengan murid-murid. Ia mendecis, masih berusaha untuk sampai di kelasnya, dengan tas yang berada digendongan nya.

"Duh, semoga gak ada guru, deh."

Saat sedang sibuk berlari, Jessi tak menyadari bahwa di hadapan nya ada seorang gadis yang juga sedang berjalan, sehingga terjadilah adegan yang tidak diinginkan.

Brukk!

Jessi menabrak tubuh gadis itu membuat masing-masing dari mereka terpental kebelakang dan terjatuh, awalnya Jessi meringis dan ingin segera memaki gadis yang bertabrakan dengan nya, namun saat ia menoleh ke arah gadis itu, tiba-tiba saja ia terpaku oleh paras gadis itu.

"Bisa gak sih? Gak usah lari-larian di depan kelas kayak gitu!" Lamunan Jessi buyar saat mendengar suara melengking dari gadis itu yang kini telah berdiri di hadapan nya. Ia pun mendongakkan kepalanya menatap wajah dari gadis itu.

Jessi kembali dibuat diam terpaku atas paras cantik dan rupawan milik gadis yang tak sengaja ia tabrak itu, namun diam nya itu membuat gadis yang berada di hadapan nya kini mengernyit heran.

"Heh! Kenapa bengong!?" Gadis itu melambaikan tangannya tepat di wajah Jessi, dengan perasaan kebingungan yang amat.

Mendapat bentakan itu, Jessi pun akhirnya sadar untuk yang kedua kalinya, lalu berusaha bangkit dan mulai berdiri tegap. Saat berdiri, rupa nya tinggi dari gadis yang berada di hadapan nya cukup berbeda jauh.

Gadis itu memiliki tinggi hanya sehidung nya, membuat Jessi harus sedikit menundukkan kepalanya demi melihat wajah gadis itu. Cantik, lucu, dan manis. Tiga hal yang berhasil Jessi dapatkan ketika memandang wajah milik gadis di hadapan nya.

Plakk!

"Awshh!" Jessi terkejut disaat tiba-tiba saja gadis dihadapan nya dengan tega melayangkan sebuah tamparan pada lengan nya. Ia menatap gadis itu dengan tatapan penuh tanya.

"Ada apa?" Tanya Jessi, ia cukup terkejut atas apa yang barusan terjadi secara tiba-tiba, padahal ia sedang sibuk memperhatikan wajah milik gadis itu.

"Pake nanya! Elo dari tadi gue tanyain gak nyaut-nyaut, gue kira elo kerasukan," Jawab gadis itu terdengar cerewet membuat Jessi tertegun, ia baru pertama kali bertemu dengan gadis seperti yang ada di hadapan nya ini.

"Y-ya maaf, I kan lagi mencerna apa yang terjadi," Balas Jessi mendapat lirikan tajam dari gadis itu. Dan persekian detik setelahnya ia dikejutkan lagi, lantaran gadis itu tiba-tiba saja menarik tas yang ia gendong.

"Elo telat?" Tanya gadis itu terdengar tegas membuat Jessi kebingungan, apa masalahnya jika dirinya terlambat? Siapa sebenarnya gadis didepannya ini?

"I-iya, emang kenapa?" Rupa nya Jessi salah langkah, karena tiba-tiba saja gadis itu menarik kembali tas miliknya lalu meletakkan nya pada lantai, setelah itu berkacak pinggang.

"Pake nanya kenapa, gak kenal gue?" Jessi dengan jujur menggelengkan kepalanya, karena ini adalah pertemuan pertama mereka dan Jessi bukanlah termasuk kedalam orang yang mempunyai banyak kenalan.

"Pantesan. Gue Freyana, waketos." Freya mengulurkan tangannya, mengajak Jessi untuk berkenalan. Tentunya dengan senang hati Jessi menerima uluran tangan itu.

"I Jessica, murid biasa."













ANJAYYY, GEBRAKAN FRECI IS RILL KAH? Wkwk, beneran buat FreCi karena kalian setuju 📈.

Jangan lupa komen dan vote ya guys, bantu kembangin cerita ini, bismillah dulu ya, kayaknya alur cepat deh.

Makasih, dadah! Sampai bertemu di part 1 nanti 👋🏻.

Kesayangan Jessica ( Revisi + Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang