02

246 42 10
                                    

______
_________

Jessi dan Muthe telah berada kembali di dalam kelas mereka, dengan wajah Jessi yang nampak pucat dan gadis keturunan Chinese itu terlihat memandang kosong ke arah pintu masuk. Muthe yang menyadari itu lantas kebingungan, ia mengayunkan tangan nya tepat di hadapan Jessi.

"Hei! Kenapa kamu tiba-tiba gini?" tanya Muthe namun tidak ada jawaban dari Jessi, membuat nya menjadi sedikit panik dan mulai mengguncang tubuh dari gadis dengan kulit putih bersih itu.

Akibat guncangan yang Muthe berikan kepada tubuh Jessi, akhirnya gadis itu tersadar dan mulai terkesiap, menerjapkan matanya berkali-kali setelah itu menatap Muthe dengan tatapan kebingungan. Ia mengernyitkan keningnya.

"Ada apa, The?" Muthe yang mendengar pertanyaannya dari gadis keturunan Chinese itu hanya bisa menghela nafasnya, lalu kembali menarik kedua tangannya dan merebahkan tubuhnya pada kursi miliknya. Setelah itu mengusap wajahnya dengan perlahan.

"Aku kira kamu kenapa bengong, takut kerasukan hantu China," jawab Muthe membuat Jessi bergedik ngeri dengan apa yang gadis tomat di hadapan nya katakan kepadanya. Namun, persekian detik kemudian ia juga tersadar dengan perilaku nya barusan.

"A-ah, iya ya? I kayak gini sedari balik dari kelas Christy, i gatau apa yang i pikirkan, mumet, Thee!" Jessi merengek lalu dengan segera menidurkan kepalanya pada meja miliknya, menatap ke arah Muthe dengan tatapan sedih, dengan kedua bibirnya melengkung kebawah.

"Lagian, emang ada hal apa sih yang ngeganggu pikiran kamu?" Muthe kini menatap lekat Jessi dengan kedua alis yang menyatu, menatap gadis di depan nya dengan kebingungan yang luar biasa, ada rasa khawatir yang juga ikut menyelimuti perasaan nya.

Mendapati pertanyaan dari Muthe membuat Jessi hanya bisa terdiam, ia juga ikut menatap lamat-lamat wajah gadis tomat yang berada di hadapan nya. Kini pandangan mata mereka saling bertemu, dari pandangan mata itu Muthe bisa menebak bahwa Jessi sedang memikirkan sesuatu yang membuat dirinya menjadi seperti ini.

Satu menit pandangan mata mereka bertemu, akhirnya Jessi pun memalingkan wajahnya demi memutus kontak mata tersebut. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, enggan menatap Muthe kembali.

Menyadari gerak-gerik dari sahabat nya membuat Muthe menghela nafas sekali lagi, ia hanya bisa diam seraya menunggu jawaban dari Jessi atas pertanyaan yang ia berikan, selain menunggu jawaban Jessi, ia juga memperhatikan setiap teman-temannya yang sibuk dengan masing-masing.

"I-i ..." Jessi mulai bersuara mengalihkan perhatian Muthe yang kini menoleh ke arahnya, menatap dengan rasa penasaran. Jessi mulai bangkit, dan menempelkan punggung nya pada kursi lalu menatap langit-langit ruangan kelas. Setelah itu, terdengar suara helaan nafas dari gadis keturunan Chinese tersebut.

"... I cuman p-penasaran, siapa pacar Freya?" Muthe membelalakkan matanya mendengar apa yang barusan Jessi katakan, kini ia menatap gadis itu dengan tatapan tak percaya, jadi alasan mengapa ia diam selama ini adalah karena penasaran dengan kekasih Freya?

"Cuman karena itu!?" pekik Muthe sehingga membuat Jessi terkejut bukan main, bergegas menutup kedua telinga nya menggunakan kedua tangan nya. Ia menatap Muthe jengkel, terlebih lagi kini tatapan gadis itu seakan marah dengan nya.

"Ada apa tuh!?" Salah satu murid ikut menimbrung, ia berteriak dari arah bangku nya duduk, menatap heran ke arah Jessi dan Muthe. Melihat itu, Muthe hanya memutar bola matanya malas tanpa mau merespon pertanyaan itu.

Kesayangan Jessica ( Revisi + Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang