05

154 35 4
                                    

_________
______
____
__
_

Jessi duduk di sudut kafe, aroma kopi yang hangat dan manis mengisi udara di sekelilingnya. Dia memandangi jam ponselnya, menunggu kedatangan Freya. Hari ini adalah hari spesial bagi Jessi, karena ia dan Freya telah merencanakan untuk pertemuan ini, setelah perbincangan di area parkir sekolah beberapa jam lalu.

Jessi memesan secangkir cappuccino, sambil sesekali melirik ke pintu masuk kafe. Setiap kali pintu terbuka, harapannya meningkat, berharap Freya akan muncul dengan senyuman yang biasa Jessi lihat, yang selalu bisa membuat hati nya berdegup.

Sambil menunggu, Jessi mengambil buku yang dibawanya, tetapi pikirannya terus melayang. Dia membayangkan bagaimana Freya akan datang dengan senyuman nya, dengan wajah yang terlihat sangat cantik dan lucu, walau terkadang sedikit judes. Jessi tersenyum sendiri dibuat oleh pikirannya.

"Gak sabar lihat senyumannya."

Jessi tersenyum setelah berucap seperti itu, dan beberapa saat kemudian, bunyi lonceng pintu kafe menarik perhatian nya. Jessi menoleh, dan hatinya berdebar saat melihat sosok yang dikenalnya. Freya masuk dengan langkah sedikit ceria, rambut pendeknya berkilau di bawah cahaya kafe. Jessi melambaikan tangan, dan Freya menyambutnya dengan senyuman lebar. Oh, tentunya kalian bisa membayangkan bagaimana Jessi sekarang mendapati senyuman itu.

"Hai, Jess. Maaf ya, gue terlambat! Macet banget tuh jalan, jir," kata Freya sambil mendekat

"Gak apa-apa, i udah pesan cappuccino untuk kita," jawab Jessi, merasa bahagia melihat kehadiran Freya, terlebih lagi saat melihat senyuman lebar yang gadis itu berikan, seketika itu pun ia melenyot dibuatnya

Freya tersenyum mendengarnya, mereka berdua pun duduk dan mulai berbincang, tertawa, dan berbagi cerita, seolah tidak ada waktu yang terbuang. Kafe yang ramai itu seakan menjadi milik mereka berdua.

Setelah cukup lama mengobrol, Jessi akhirnya sadar akan tujuan pertemuan mereka di kafe ini, ia pun dengan segera menyela ucapan Freya, membuat gadis berambut pendek itu kebingungan.

"E-eh, bukan berniat untuk mengakhiri, tapi i mau tanya, tujuan you ngajak i ketemuan itu untuk apa, ya?" Tatapan Freya yang semula nya terlihat sinis kini terlihat biasa saja, dan perubahan itu membuat Jessi merasa lega, takut jika gadis yang tengah bersama nya ini akan berubah pikiran

Dengan helaan nafas, Freya menjawab, "Cuman pengen ngajak lo ketemuan doang, sekalian ngobrol. Ternyata lo orang nya asik juga," jawabnya seraya meminum cappuccino yang telah dipesankan oleh Jessi barusan. Mendengar jawaban itu, Jessi hanya bisa tersenyum, merasa senang karena Freya tak merasa bahwa Jessi adalah orang yang membosankan

Setelah itu juga Jessi memperhatikan wajah Freya, dan mulai tertawa kecil ketika menyadari bahwa di sudut bibir Freya, terdapat busa Cappuccino yang menempel.

Dengan langkah ringan, Jessi mendekati meja Freya, "Eh, Freya," katanya sambil menunjuk arah bibirnya," Sepertinya you punya sedikit 'teman' di sana." Freya menatap bingung, lalu menyentuh sudut bibirnya dan menyadari ada busa Cappuccino yang menempel

Jessi tak bisa menahan tawanya, "Sini, i bantu," ujarnya sambil tangannya bergerak mengelap sudut bibir Freya dengan lembut, menggunakan ibu jari nya, menghapus jejak busa yang menganggu. Freya tertawa, merasa malu dengan apa yang terjadi

"Sudah," ujar Jessi tersenyum manis

"Ah iya, makasih ya J-" Ucapan Freya terhenti, ia diam sejenak, matanya terfokus pada Jessi yang dengan santai menjilat ibu jarinya setelah mengusap sisa busa Cappuccino di bibirnya. Detik itu, suasana seolah melambat, dan perhatian Freya tertuju sepenuhnya pada momen kecil yang tampak sepele namun penuh makna

Kesayangan Jessica ( Revisi + Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang