07

149 24 2
                                    

____________
___________
__________
________
_______
_____
__
_

Sebulan telah berlalu sejak Jessi dan Freya pertama kali pulang bersama. Hubungan mereka semakin dekat, hingga tak ada satu hari pun di sekolah di mana mereka tidak bersama. Setiap kali jam istirahat tiba, Jessi dan Freya selalu terlihat berjalan berdua menuju kantin, saling bercanda dan berbagi cerita. Senyuman mereka begitu alami, hingga teman-teman lain mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Apakah mereka hanya sahabat, atau ada sesuatu yang lebih dari itu?

Freya yang sebelumnya dikenal selalu dekat dengan Callie, kekasihnya, kini tampak lebih sering bersama Jessi. Perubahan itu begitu mencolok. Freya yang dulunya selalu berbagi momen-momen penting dengan Callie, kini tampak acuh. Callie yang awalnya tidak terlalu memikirkan perubahan ini, mulai merasakan sesuatu yang salah. Setiap kali dia mendekati Freya, Freya seringkali teralihkan oleh Jessi, seolah kehadiran Callie tak lagi begitu penting.

Di setiap kesempatan, Jessi dan Freya selalu terlihat tertawa bersama, berbagi cerita, dan semakin terikat satu sama lain. Bahkan saat pulang sekolah, mereka hampir selalu berdua, mengabaikan siapapun yang mencoba bergabung. Callie, yang mulai merasa terasing, beberapa kali mencoba berbicara dengan Freya, tapi selalu mendapat jawaban singkat atau ditinggalkan begitu saja tanpa penjelasan.

Suasana semakin aneh. Jessi sendiri, meskipun senang bisa semakin dekat dengan Freya, mulai merasakan kegelisahan. Dia tahu bahwa Freya punya hubungan dengan Callie, tapi dia tidak bisa menahan perasaannya yang semakin tumbuh. Freya, di sisi lain, tampak tidak begitu peduli dengan perubahan sikapnya terhadap Callie. Fokusnya kini hanya pada Jessi, yang kini menjadi pusat dari dunianya.

Banyak teman yang memperhatikan dinamika ini mulai berbisik-bisik, bertanya-tanya apakah hubungan antara Freya dan Callie akan bertahan, ataukah Jessi yang diam-diam menggantikan posisi Callie di hati Freya. Tapi yang paling terasa adalah, baik Jessi maupun Freya tak lagi mempedulikan apa kata orang. Mereka seolah menciptakan dunia mereka sendiri, di mana hanya ada mereka berdua.

Kebersamaan itu terus terjadi sampai sekarang.

Di bawah pohon rindang di tengah lapangan sekolah, Jessi dan Freya duduk berdampingan, menikmati semilir angin yang membawa kesejukan di tengah hari yang hangat. Pohon besar itu telah menjadi tempat favorit mereka sejak beberapa minggu terakhir, tempat di mana mereka bisa menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan.

Freya menyandarkan kepalanya ke bahu Jessi yang lebar, matanya terpejam, menikmati momen kebersamaan yang tenang. Jemarinya dengan lembut menyentuh tangan Jessi yang terletak di pangkuannya. Ada keheningan yang nyaman di antara mereka, seakan-akan kata-kata tak lagi diperlukan untuk mengungkapkan perasaan yang sudah jelas terbaca dari tatapan dan sentuhan.

"Kalau saja kita bisa begini setiap hari," gumam Freya pelan, suaranya hampir seperti bisikan. Ia membuka matanya perlahan, menatap dedaunan hijau yang bergerak pelan tertiup angin.

Jessi tersenyum kecil, menatap langit biru di atas mereka. "Siapa bilang kita gak bisa?" jawabnya lembut, sambil mengencangkan genggaman tangannya di tangan Freya.

Freya terkekeh pelan. "Maksudku, tanpa ada tugas, tanpa ada jadwal yang padat... hanya kita berdua dan waktu yang terasa melambat."

Jessi menunduk sedikit, memandang Freya yang masih bersandar di bahunya. "Kita bisa menciptakan waktu seperti itu sesering mungkin. Aku akan selalu menyisihkan waktu untukmu, Frey."

Kesayangan Jessica ( Revisi + Hiatus )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang