#02

391 37 8
                                    

。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。



Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar nyaring melewati lorong demi lorong koridor kelas yang tampaknya belum terlalu ramai. Langkah kaki pemuda itu mengayun cepat dengan pandangan yang senantiasa lurus ke depan, mengabaikan tatapan aneh dari beberapa siswa yang sedang berbincang ria disana.

Upacara baru saja selesai beberapa menit yang lalu, dan siswa diberi waktu 30 menit untuk istirahat makan sebelum acara MPLS bagi siswa baru dimulai. Di saat yang lain menyerbu kantin, Ia justru langsung bergegas menemui sang adik yang sejak tadi membuatnya khawatir.

Mengapa tempatnya terasa begitu jauh?

Langkahnya melambat ketika ia akhirnya sampai di depan sebuah ruangan yang bertuliskan UKS. Ia segera masuk kala melihat pintu sudah terbuka lebar. Matanya menelisik setiap sudut ruangan berwarna putih itu. Dia tak melihat siapapun kecuali dua orang siswi seumurannya yang tengah membereskan sesuatu dengan posisi membelakanginya.

Ia melihat betul tadi orang-orang itu membawanya ke sini. Apa mungkin sudah kembali ke kelasnya?

"Ehm, permisi, murid cowok yang tadi dibawa kesini sekarang kemana ya?"

Dua orang siswi yang merupakan anggota PMR itu serentak berbalik menatap seseorang yang barusan bertanya.

"Mmm, maksud Lo Agasthya?"
(Orang ini adalah salah satu kembaran Aga yang tadi ia obati bukan? Sudah pasti yang pemuda didepannya ini cari adalah saudaranya.)

"Iya."

Aksa menatap penuh harap pada dua siswi di depannya.

"Udah dibawa pak Usman barusan, iya kan Ra?"
Perempuan itu kembali bersuara, yang kemudian mendapat anggukan setuju dari temannya.

"Thanks ya." Aksa hanya mengangguk sekali sebagai tanda berpamitan. Ia berbalik, kemudian berlalu pergi.

"Iya, sama-sama," jawab gadis itu seraya tersenyum manis.

Aksa dan kedua saudaranya memang cukup terkenal di sekolah. Walaupun tidak semuanya, tapi teman seangkatannya rata-rata tau mereka. Bukan hanya karena tampan, tapi juga karena prestasi. Satu saja sudah membuat heboh, apalagi tiga, bagaimana tidak gempar satu sekolah.

Setelah memastikan Aksa benar-benar pergi, ia kembali berujar pada temannya.
"Eh Ra, yang ini agak beda ya auranya, cool gimanaa gitu hihi!

"Bisa aja lu, tapi bener juga sih. Kayak lebih rapi aja. Eh btw itu tadi kembaran yang mana? Ady atau Aksa?"

"Ngga tau lah, yang penting sama-sama ganteng hehe."

"Dih!"

☁️☁️☁️

BaswaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang