Peter dan Gala baru saja memasuki ruang kantor divisi kriminal tempat mereka bekerja, saat seluruh anggota tim disana sudah berkumpul seperti sedang menonton sesuatu dalam sebuah laptop yang ada di atas meja kerja Rey.
"Hei Pete, Gala, sini kalian." panggil Johan saat menyadari kehadiran pasangan yang hanya berdiam sambil menatap mereka heran dari ambang pintu.
"Eh Pete cepet." Rey ikut memanggil.
"Ada apa sih?" tanya Peter sambil bergegas menghampiri setelah sebelumnya meletakkan tasnya di atas meja kerjanya sendiri.
"Rey berhasil dapat salinan rekaman CCTV jalan yang di lalui Jenderal Ronald hari itu, satu satunya dalam jarak satu kilometer," jelas Johan sambil mempersilahkan Peter melihat rekaman itu lebih dekat.
"ini mobil Jenderal Ronald, liat aja plat nomer nya sama."
Peter memperbaiki posisinya, dengan serius pria itu memperhatikan rekaman jalan raya yang menunjukkan tanggal yang sama dengan hari kematian sang ayah angkat.
"Terus? Ada yang janggal nggak?" tanya Peter serius. Matanya bahkan tak berkedip menatap layar.
"Ini..." Rey mengarahkan kursornya pada sebuah mobil dan dua sepeda motor yang berada tepat beberapa meter di belakang mobil Jenderal Ronald. "ketiganya nggak punya plat nomer."
"Udah minta polisi lalu lintas buat periksa?" Gala buka suara.
"Udah tapi belum ada hasil, katanya mereka juga kesulitan kalau nggak ada plat nomernya."
"Kalau dilihat dari situasi jalan yang lengang, sepertinya ajudan Jenderal Ronald udah sadar kalau mereka di buntuti, dia melajukan kendaraan nya dengan kecepatan tinggi kan?" ucap Johan sambil menatap anggotanya bergantian, dan hanya dibalas anggukan oleh mereka.
"Kalau orang orang ini benar ngikutin Jenderal Ronald, berarti beliau di keroyok setidaknya lebih dari lima orang, tapi..." Peter menggantung ucapannya, seperti memikirkan sesuatu.
"Tapi apa Pete?" tanya Johan penasaran.
"Sersan Leo dibekali senjata kan? Tapi tidak ada satupun peluru yang ditemukan ditembakkan, bahkan senjata Sersan Leo saat itu di temukan di dalam mobil, dengan sidik jari beliau. Lalu? Kenapa Sersan Leo seperti tidak punya andil apa apa dalam melindungi atasannya?"
Semua orang di ruangan itu terlihat semakin serius, mereka diam, mungkin memikirkan pendapat Peter yang terdengar masuk akal.
"Tunggu sebentar, Bang bisa putar kembali dari awal?" pinta Galaksi saat matanya menangkap sesuatu yang janggal.
Galaksi memperhatikan rekaman itu, sambil meminta Rey mengulang beberapa kali.
"Ada apa Gal? Apa kamu menyadari sesuatu?" tanya Johan.
"Mobilnya di sabotase Ndan."
Ucapan Galaksi membuat semua orang di ruangan itu menatapnya kaget, termasuk Peter.
"Maksudmu?"
"Seseorang mungkin sudah menyelinap kedalam mobil itu dan mengambil alih kemudi dari sersan Leo, liat saja cara mobil ini melaju, tidak seperti biasanya, dan dari hasil pemeriksaan, sersan Leo negatif alkohol dan obat obatan," Galaksi menatap yakin rekan rekannya.
"Tapi siapa yang bisa menyabotase mobil Jenderal Ronald yang saat itu berangkat dari rumah pribadi Beliau? Lagipula pasti banyak anak buahnya yang saat itu berjaga," ucap Johan.
"Tidak komandan, Jenderal Ronald tidak punya istri dan anak, rumah pribadi beliau selalu kosong. Kalau beliau sedang tidak ada, maka tidak ada ajudan yang diperintahkan berjaga, lagi pula ada titik buta di taman belakang rumah itu sampai ke garasi mobil, Pak Peter juga tau itu." ucap Gala meminta konfirmasi Peter soal pendapatnya.
YOU ARE READING
A SECRET [POOHPAVEL]
Fanfic"Berlututlah sebelum timah panas ini menembus kepalamu" ~Peter Jayden