Cap 7.Langit dan Biru

4 2 0
                                    

Jangan mencintai jika hanya ingin melukai,jangan peduli jika ingin mendapat balas Budi.Dan jangan pernah melepas jika tidak bisa ikhlas.

..     🖤🖤🤍🤍🤍

"Terlepas dari semua ini! Entah apa yang akan gue dapat setelah ini!Fokus gue hanya satu menjadi teman dan masuk ke geng motor itu." Ucap seorang pria muda yang tengah asik berjlan santai sembari bersiul ringan di akhir kalimat nya. Apa yang saat ini ia pikirkan hanyalah berteman dengan mereka. Mereka pemilik geng motor ternama di kota kecil itu.

.............

"Farhan!!! Cepat pulang nak.! " Teriakan itu memggema di sebuah telepon genggam milik seorang bernama Farhan. yang tengah bercengkrama dengan anak-anak geng motor disana.

Lari!

Ia bergegas bangkit dari tempat duduknya meninggalkan beberapa teman disana.

Cemas!

Brumm...

Pemuda itu bergegas mengendarai kuda besinya , meliuk-liuk menari dijalanan tak menghiraukan keselamatannya.

Iya tak sendirian tentu saja teman-temannya mengikutinya dari belakang ,mereka semua tak mau terjadi apa-apa dengan Ketua mereka .Setelah melihat raut wajah ketuanya yang menyimpan kepanikan Setelah telepon selesai di angkat.

Pagi itu memang cerah, Langit Biru dan matahari bersinar hangat di atas mereka namun berbeda dengan sosok laki-laki yang tengah menari-nari di jalanan dengan kuda besinya ,seperti menyembunyikan kesalahan dan kekhawatiran dari dalam sana.

Devan, dia menatap sembari ikut menari-nari mengendarai kuda besinya bersama Bara yang tengah duduk di belakangnya. Ia menatap dengan khawatir walau ia tau sahabatnya itu adalah raja jalanan.

Deg...

Kakinya terdiam matanya terbelalak tangannya menggenggam bak ingin melemparkan semuanya. Melihat di pintu rumahnya sudah tersegel tulisan disita oleh bank Iya tak tahu apa yang sebenarnya terjadi matanya mencari-cari sesuatu dan pada akhirnya kedua mata elang itu tertuju kepada satu wanita paruh baya yang bersimpuh lusuh di depan pagar sana. Tanpa ada yang memperdulikan, tanpa ada yang memperhatikan. Ia sendirian wanita itu sendrian. Membuat seorang yang di takuti di sekolah bahkan di sebut raja jalanan meneteskan air matanya.

Semua terdiam tertegun melihat keadaan Bos mereka yang terlihat begitu hancur. Mereka tak berani mendekat hanya memandang dari kejauhan bukan karena tak peduli namun ia tahu bahwa membiarkan Bosnya itu melepaskan emosinya mungkin adalah cara yang terbaik.

Bara melangkahkan kakinya perlahan ,berniat untuk berjalan ke arah sana. Namun, dengan Gesit tangan Devan mencengkram bara, menahan sahabatnya itu untuk tidak pergi ke sana terlebih dahulu.

Berjalan perlahan berusaha mendekati Permata indahnya itu .Permata Indah yang terlihat sedang bersedih dan terlihat sangat kacau di tanah apapun saat ini ia ingin membuat permata indahnya itu tidak merasa sedih atas apa yang dialami. Ia menahan emosi Ingin rasanya marah Ingin rasanya melampiaskan semuanya namun ia tak ingin membuat sosok yang ia cintai khawatir untuk saat ini.

"Ini semua bisa terjadi karena mereka ingin kamu balik Farhan. "Sembari terbata-bata wanita itu mencoba menjelaskan.

" Maksudnya.? " Tanyanya dengan wajah sedikit menahan sesuatu yang ada di hatinya.

"Farhan maafin ibu! Sudah saatnya Ibu jujur kepada Farhan Farhan bukanlah anak kandung ibu dan Sudah saatnya Ibu mengembalikan Farhan ke panti tempat di mana Ibu dulu mengambil mu nak.! "

"Rumah ini disita karena suami ibuk yang berulah, menjadikan rumah ini sebagai jaminan. " Tambahnya.

"Ibu tak ingin kamu jadi sasaran suami ibu , ibu gak ingin kamu terluka. Kembalilah kembalilah ke tempat dimana kamu akan aman disana. " Ujarnya dengan isak tangis yang menjadi.

Dia Farhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang