Cap 16.Janggal

6 2 0
                                    

Untuk menjadi sosok yang baik,terkadang perlu berlaga jahat.Sebenarnya menjadi jahat itu tidak salah!!karena orang baik kebanyakan lahir dari orang jahat yang sudah berubah..🤍🖤
     

                              🖤🤍🤍

"Lo dari mana saja Van..?Tanya Steve anggota termuda di geng Askara kepada Devan yang tiba-tiba datang menemui mereka semua di sebuah kantor polisi di kota sana.

"Ngantar nyokap chek up..!"Jawabnya dengan mata seolah mencari-cari keberadaan seseorang.

"Dimana pak bos.?"Tanyanya ke arah anak-anak Askara dengan mimik wajah yang menunjukkan sebuah kebingungan.

"Dia sama pak Anjas sedang menuju rumah sakit.Aurel pingsan melihat pertengkaran di depan sekolah tadi."Ujar Biru membuat mata kasar itu menyorot tajam.

"Lalu keadaan....?"

"Kita gak tahu!karena belum ada kabar juga dari pak Bos.!"Ujar Langit sembari menepuk pundak sahabatnya itu.

......

Kesedihan muncul disana,Anjas terdiam mematung melihat kondisi Puterinya yang masuk ruang ICU untuk sekian kalinya.Tentu saja saat ini dia tidak sendirian.Ada Farhan dan Kanya serta Lisa yang berada disana.

"Kenapa harus masuk ICU om?Bukankah Aurel hanya kelelahan?"Tanya Farhan polos ke arah sana.Matanya melihat pria parubaya itu dengan jeli,jelas disana ada raut kesedihan yang tergambar.

"Aurelia punya satu permintaan untuk papah.?"Pinta perempuan cantik itu dengan mata yang serius.

"Tentu saja,apa yang puteri papa ini minta?"

"Tolong pah, sembunyikan sakit Aurel ini dari siapapun termasuk...!"  Monolog itu kembali hadir didalam otak pria parubaya itu.Ia ingat sebuah janji ia ingat sebuah permintaan dari sang Puteri untuk menyembunyikan penyakit nya dari siapapun.Termasuk orang di sampingnya saat ini.

"Aurelia memiliki riwayat Magh!!!Jika dia drop yaa seperti ini kondisinya."Ia terpaksa berbohong untuk menjawab sebuah pertanyaan yang seharusnya ia jawab dengan gampang.kalau Puterinya itu sakit namun? mengingat kembali monolognya kemarin ia menjadi ingat kalau janji adalah janji.

Brag....

Tangan kekar itu menonjok sebuah dinding disana,membuat semua yang ada terdiam , namun sorot mata mereka seakan terkejut.

"Sudah Han!!! Serahkan semua kepada dokter!!Dokter tahu tugasnya kok.!"Ujar Lisa menenangkan Farhan yang tengah di landa seribu perasaan dan amarah itu.

"Gimana gue bisa tenang!!Lo lihat sendiri kesayangan gue ada disana!!"Teriak brutal seorang Farhan menunjukkan ke arah dalam sana dengan kaca sebagai pembatas bagi mereka semua yang ada di luar.

"Om harap kamu yang tenang Han!!ini semua di luar kehendak kita!! Dan kamu gak perlu merasa bersalah!!Om sudah percaya sama kamu,sama Lisa,Kanya dan juga sama geng Askara!ini semua bukan salah mu!"Ujar pria parubaya itu ,sedikit membuat kecemasan seorang Farhan mereda walau sorot mata itu tidak bisa berbohong tentang apa itu rasa bersalah.

                                    🤍🤍🤍

Alena:Temui gue nanti di gudang belakang sekolah!!Gue mau bicara sama Lo

Sebuah pesan masuk menghiasi layar ponsel yang tergeletak disana.

"Alena?Apa hubungan dia dengan cewek itu.?"
Gumam seorang pria disana yang tak sengaja melihat dengan jelas sebuah pesan yang mengambang di look screen handphone warna hitam yang sedari tadi tergeletak tanpa di sentuh oleh sang pemiliknya.Bukan ia lancang.Namun,ia sendiri merasa ada kejanggalan dibalik semua insiden ini.

Ia berjalan pergi mengabaikan apa yang baru saja ia lihat.Saat ini tujuannya hanyalah menengok bubos besarnya itu.

"Tancap!!!kita otw jenguk Bu boss....!" Teriak Langit yang kebetulan memimpin saat itu, seharusnya Devan tapi lagi dan lagi anak itu tak menapakkan batang hidungnya.Padahal Devan lah yang lebih layak memberikan aba-aba bagaimanapun dia adalah ketua ke dua mereka setelah Farhan.Namun,disaat seperti ini justru dia tidak ada.Mau tidak mau Langit sebagai anggota tertua nomor tiga itu harus mengambil alih.

"Mana  Biru.?"Tanya Berlin menyorot kan matanya kearah semua anggota gengnya, mencari-cari keberadaan nama yang baru saja dia sebut.

"Dia ntar nyusul.Dia masih ada kesibukan di ekskul nya.!"Jawaban yang menohok terdengar dari ujung sana.

Mata itu menyorot ke arah Alaza,berusaha menerima jawaban yang spontan keluar itu.

"Otw....!"Teriak Alaza yang baru saja datang dari belakang secara tiba-tiba.Semua akhirnya mengendari kuda besinya masing-masing bersiap untuk menjenguk Bu bos mereka.hanya ada dua orang yang tidak ada di barisan sana .Devan dan tentunya Biru yang katanya sibuk dengan urusan ekstra kurikuler mereka.

Semua menari meliuk di jalanan,tak ada yang menghalangi,saat itu ramai lancar.Seakan semesta mengerti apa itu solidaritas.

"Temui gue di gedung belakang sekolah.!"Pesan itu seakan menghantui pikiran Berlin yang fokus kejalanan,ia berusaha mengabaikannya dan tetap fokus mengikuti arahan sekelompok gengnya itu.

                                     🖤🖤🖤🖤🖤
Dia Farhan seseorang yang gue sayang melebihi apapun ,dia Farhan laki-laki sangar yang membuat gue jatuh cinta .

"Bagaimana bos keadaan Bu bos..!"Tanya mereka semua serentak Dengan wajah yang sulit ditebak.

"Aurel baik-baik saja,besok juga dia siuman.!"Sahut om Anjas dengan sedikit senyuman ketenangan,entah itu palsu atau bukan.Namun semua terdiam disana untuk saling menguatkan.

Alaza melirik Farhan yang tengah berada disana.Di depan sebuah kaca yang memisahkan antara raga mereka semua dengan raga gadis cantik yang Tertidur di Brangkar sana.Sendirian.

"Pak boss!Jangan lupa besok sebagian anak-anak Lo kumpulin di markas dan sisanya biar nemenin Bu bos.Katanya kita akan melakukan serangan besar-besaran ke markas Adipta.Sebelum pesta ulang tahun buboss tiba .!"Ujarnya pelan ,tak ingin ada orang lain yang mendengar.Bagaimanapun rahasia adalah rahasia .Bukan karena ingin menyembunyikan tetapi?Ada sebuah alasan yang menduduki puncak paling atas untuk saat ini.

"Tentu saja ..!"Jawab laki-laki itu singkat menyembunyikan kesedihannya di balik kata tegas.

"Gue gak ingin pesta ulang tahun orang yang penting dalam hidup gue hancur gara-gara si brengsek ketua geng mereka.!"Tegasnya dengan rahang mengeras."Semesta ku bertahanlah..!"Tambahnya dengan suara Lirih laki-laki sangar itu, bersamaan dengan anggukan Alaza.

              

Dia Farhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang