17.Siuman

11 2 0
                                    

Terkadang semesta itu lucu, dimana dia mempertemukan yang lemah dengan yang kuat🥀Semesta itu penuh rahasia, dimana harapan selalu bergantung disana. Harapan yang mungkin aja terwujud atau? Hanya sebuah harapan tanpa perwujudan. Aku disini degan segala kelemahan berharap semua baik-baik saja . Harapan ku adalah? Dimana semua orang yang sayang kepadaku, bisa hidup dengan damai dan hidup dengan sejuta senyuman yang indah. Untukmu Farhan

Sebuah lembar buku diary yang terbuka disana adalah isi hatinya. Atau bahkan, bisa di sebut catatan permintaan sebelum ke pergian-nya.

Sebuah nama yang tertulis di akhir kalimat indah itu, Menjelaskan harapan dan sebuah doa untuk seseorang yang berharga untuk dirinya.

Menit delah berganti dengan jam.Dan detikan waktu itu telah berlalu.Aurelia?Dia masih lemah tertidur pulas di atas brangkar lengkap degan alat medis yang masih tertancap disana. Miris, hanya itu kata yang bisa mendefinisikan semuanya.Bunyi suara khas ICU itu tentu saja membuat orang yang berada di luar sana memiliki kecemasan masing-masing.Bagaimana jadinya jika Aurelia disana tidak sadarkan diri lagi? Sebuah pemikiran dangkal terkadang muncul dari benak beberapa orang di luar sana. Seolah meragukan semangat hidup seorang Aurel.

.......

"Bu bos sudah sadar.!!!"Teriak laki-laki disana. Alaza melihat dari balik kaca yang ada disana, melihat dengan jelas sebuah pergerakan kecil yang ia sadari tiba-tiba.

Semua yang ada disana berdiri bersamaan, melihat dari sebuah kaca yang menjadi penghalang.Disana  ada bu bos mereka yang terlihat masih terkapar lemah di atas brangkar menyiksa itu.

Sebuah anggukan kecil datang dari orang didalam sana. Sesorang yang semalaman menjaga perempuan cantik disana. Ratunya semestanya. Dia Anjas ayah tercinta yang selalu menjaga bidadari nya.

"Akhirnya bidadari papa sadar juga."Gumam lirih Anjas tepat di samping telinga Aurelia yang tentu saja masih lemah disana.Senyuman indah itu terlukis indah di wajah imut  Aurelia,bahkan ketika alat bantu pernafasan itu menghalangi,ia masih terlihat cantik ketika di pandang.

   
"Akhirnya...!!! " Ucap Langit dengan tatapan leganya.yang masih berdiri di luar sana.

*gue tunggu lo di gedung belakang sekolah.* Sebuah kalimat seperti menghantui untuk kesekian kalinya. Ia ingin mengabaikan. Tapi, seperti ada sesuatu yang mengganjal.

"Heii!!! Ngelamun mulu jadi orang..! " Tegur Kanya yang Tiba-tiba saja datang dari belakang mereka. Menegur salah satu dari mereka yang terlihat melamun seperti tak memiliki arah dan tujuan hidup.

"Dari pada lo bawell di sini , mending lo sana kabarin dokter kalau Bu bos sudah sadar.! Cetus Langit mengusir perempuan di sampingnya iti.

" Hah!!! Yang bener? Sahabat gue.... Syukurlah..! "Teriaknya histeris membuat mereka yang ada disana menyorot tajam kearah perempuan disamping mereka. Memberi sebuah isyarat supaya tidak membuat kegaduhan.

Suasana yang kemarin-kemarin hening disana sekarang mulai ada sedikit kebisingan. Kebisingan yang tentunya mengisyaratkan sebuah rasa lega bagi mereka.

Aurelia Vaganza. Perempuan istimewa bagi mereka, perempuan yang  dijaga sebaik mungkin. Kini, perempuan itu memberikan sebuah rasa lega bagi mereka semua yang berdiri disana.

Sebagian dari mereka yang ada di luar menatap melalui sebuah jendela, jendela kaca yang sedari kemarin memisahkan jarak antara mereka dan bu bos mereka.!

Sebelum salah satu dari mereka datang. Datang dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak!.

"Akhirnya bos lo dateng juga..!Tuh bini loh udah siuman..! "Langit dengan candaannya berusaha membuat wajah di depannya itu sedikit tersenyum.Dia tahu jika ada sesuatu yang bosnya itu sembunyikan. Bagaimanapun, Farhan adalah seorang ketua bahkan pendiri Askara. Tidak mungkin mereka semua yang ada di Aksara termasuk Langit tak mengerti dan tak memahami sifat ketuanya itu.

"Lo gak masuk? " Tanya Gabriel yang ada di antara Langit dan ketuanya.

Langkah itu terhenti sebelum sepatah kata terucap jelas.

" Gue bersyukur kalau dia sadar!! Tapi gue  takut jika dia seperti ini lagi gara-gara ngelihat kita tawuran kayak kemarin."Sebuah perasaan takut itu ternyata bisa muncul dari dalam diri seorang Farhan. Bukan takut karena harus menghadapi musuh tapi? Takut jika sesuatu hal terjadi kepada kekasihnya. Bukankah kelemahan dia saat ini adalah Aurel?.

"Setiap luka ada obatnya. Dan, tentu saja setiap rasa takut pasti ada jalan keluarnya.! "

Sebuah nasihat indah dari sahabatnya itu sedikit membuat senyuman kecil terlihat disana. Saat ini dia hanya ingin menghabiskan waktunya bersama orang yang da didalam sana. Seseorang yang menjadi kelemahannya. Dan seseorang yang selalu menjadi tempat bersandar ketika lelah datang menghampiri.

Sekitar Lima orang berpakaian biru muda keluar dari ruangan itu, lengkap dengan catatan medis yang ada di tangan mereka. Tak lupa stetoskop yang melingkar di leher. "Keadaab Aurel sudah stabil."Secuil kata terucap dengan singkat sebelum mereka semua melangkah secara bersamaan lalu meninggalkan ruangan itu. Rasa syukur terlihat di masing-masing dari mereka. Lega dan tentunya bahagia ikut menghiasi mereka semua.

" Lo boleh masuk..!! Aurel nyariin lo. "Ucap seseorang yang tiba-tiba keluar dari dalam sana. Kanya.

Lagi da lagi semesta mempertemukan mereka dengan caranya. Laki-laki itu berdiri di ujung sana di depan sebuah pintu yang sudah terbuka. Sedangkan dirinya? Hanya bisa menyambut laki-laki istimewa itu dengan sebuah senyuman. Senyuman indah namun dengan wajah pucat.

Perlahan tubuh kekar itu menuju kearahnya. Membawa sejuta rindu yang terkubur di dalam hatinya. Cinta memang saat ini membuat mereka mengerti satu hal. Yaitu sebuah rasa dan kenyamanan.

"Are you okay.! " Ujarnya singkat, namun dengan raut wajah yang memancarkan sebauh kelegaan.

"I'm oke.. Karena kamu ada disini. " Balasnya ,bukan dengan sebuah senyuman namun dengan sebuah air mata yang jatuh perlahan.

"Jangan menangis!! Aku yakin kamu pasti sembuh! Dan kita bisa jalan-jalan lagi. " Ujarnya menenangkan. Namun? Dengan wajah seribu bahasa.

"Apakah dia tahu penyakit ku. " Hati itu  bergumam dengan sendirinya , tangisan itu berubah menjadi sebuah kebingungan. Ia tak tahu harus bagaiamana menghadapi kenyataan kalau. Farhan... Sudah tahu tentang hidup nya.

"Gue ada disini!! Selalu ada disini! Menjagamu dan akan tetap bersamamu, walau Gue tahu, gue bukan seseorang yang begitu sempurna di mata siapapun. "
Tangan kekar itu mengusap sisa air mata yang ada disana. Ia berusaha menenangkan dirinya dan tentu saja menghibur kekasihnya.

Melihat sebuah senyuman itu hadir dengan singkat saja sudah membuatnya bahagia. Walau dirinya tahu sebuah senyuman terkadang hanya di gunakan seseorang untuk menutupi kesedihannya.

"Terimakasih Farhan!! Lo selau ada untuk gue!! Dan terimakasih untuk semua hal yang lo berikan pada gue Han.! " Balasnya dengan mengucap punggung tangan kasar itu yang masih melelat di pipi bakpao nya.

"Biarkan gini aja dulu, sampai aku tertidur."Pinta kekasihnya itu, yang hanya di belas dengan anggukan dan senyuman ringan dari wajah kasar seorang Farhan.

Bolehkah laki-laki itu menagis? Tentu boleh!! Apalagi menangisi orang yang terpenting dalam hidupnya. Saat ini, dia sendirian tidak ada orang tua bahkan hidup sebatang kara setelah kenyataan yang ia Terima beberapa waktu yang lalu. Bahkan sangat jelas di benaknya sampai saat ini. Yang dia punya saat ini hanyalah? Askara muda dan sosok cantik yang mulai terlelap di hadapannya. Aurelia. Air mata itu lolos begitu saja dari sosok laki-laki berwajah sangar.Namun, mencoba ia tahan agar tidak mengganggu titik kelemahannya yang sedang tertidur lelap tepat di hadapannya.

"Boss.. Boss..!" Teriak lirih seseorang dari ujung sana. Membuat Farhan menoleh pelan.

"Apa..? " Ucapnya sangat pelan. Ia tak mau membangunkan kekasihnya yang sudah terlelap itu.

"Ada pengkhianatan di Askara muda.! " Ujar Langit pelan dari sana.

Deg...

Mata itu menyeringai tajam dari sana. Satu tangan terkepal begitu kuat memperlihatkan sebuah amarah yang mungkin saja berusaha ia pendam.

"Anjg... " Umpatnya pelan. Namun terbaca oleh seseorang dari ujung sana.

Dia Farhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang