♬ 9. retour

82 17 0
                                    

"Ngapain lo di sini?"

"Sebentar, gue mau ngomong." Laki-laki berambut blonde itu mencekal tangan gadis di hadapannya.

"Gue ga ada waktu."

"Aku tau kamu ngga lagi sibuk, Nala."

Sang gadis menghela nafas pasrah kemudian membalikkan badannya menghadap laki-laki itu.

"Apa?"

"Aku nyesel, i just want to get an apology from you."

"Stop using that word. We're no longer a couple."

"Okay okay, gue bener-bener nyesel Na, tolong lo dengerin dulu alesan gue ngelakuin semua itu." Eric kembali menggenggam tangan sang gadis.

Namun Nala kembali menghindari genggaman itu, "Apa? Apa yang bisa lo jelasin?"

Laki-laki itu tak menjawab, ia memperlihatkan sebuah ruang obrolan yang mungkin bisa menjelaskan semuanya.

Dengan malas Nala tetap membaca semuanya, chat demi chat ia gulir pada layar.

"So?"

"Udah baca semuanya kan? Mama yang nyuruh gue pindah ke LA."

"Yeah, and you enjoyed your trip, huh? Met a lot of bitches there."

"Bukan gitu Nala, that's just how i entertain myself."

"Oh, menghibur diri ya? Yaudah lanjutin, gausah repot-repot laporan sama gue lagi."

"Nala.." Eric masih berusaha untuk menggenggam tangan sang gadis, "Mama ga setuju sama hubungan kita, you remember that right?"

"Of course. Sekarang udah kan? Kita udah bebas. Ga perlu mikirin restu mama lagi."

"Tapi Nala, i still love you. I can't even forgetting all about you."

"But i can. Bukan urusan gue."

"Na.."

"Udah kan?"

Tanpa sedikitpun ragu gadis itu beranjak melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Eric.

"Binala!"

Nala sama sekali tak berminat merespon teriakan namanya itu, ia hanya terus melangkah.

"Na! Mama baru meninggal seminggu yang lalu, gue bener-bener butuh lo Nala.."

Kalimat mengejutkan itu berhasil mencekat langkah kakinya sejenak, namun gadis itu menepis segala keraguan untuk melangkahkan kakinya kembali. Ia tak ingin lagi mendengar suara sang mantan kekasih.

Dari kejauhan, Hawa mencegatnya.

"Udah?" Nala hanya membalas dengan anggukan singkat. "Ada yang nungguin lo."

"Siapa?"

"Tuh, di belakang. Yaudah gue duluan ya Na." Hawa menepuk pundak sang sahabat kemudian pergi.

Gadis berambut panjang ini beralih ke arah yang Hawa telah tunjukkan, penasaran dengan orang yang tengah mencarinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Deceit - Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang