5

39 20 90
                                    

“Izinkan aku berjuang yaa?.” Samudra sudah berjanji, ia yakin perasaannya pada Ayuna itu nyata dan kekal, tidak akan pudar!.

Ayuna tak lantas menjawab, ia hanya memberikan senyum tipis, membuat Samudra bertanya-tanya, apakah diperbolehkan ia berjuang mengambil hati gadis itu?

“Ayy, boleh?” 

“Aku tidak tau, Sam.” 

Sudah dikatakan sedari awal, Ayuna itu masih ragu. Luka dimasalalunya begitu membekas hingga membuatnya terus meragu. 

Ayuna memang merasa nyaman ketika dekat dengan Samudra sedari awal bertemu, cara Samudra memperlakukannya terlihat istimewa, jelas terlihat jika Samudra peduli dengan dirinya.

“Kasih aku kesempatan ya, Ayy? Aku akan berjuang. Kalau nanti kamu ngga bisa terima, gapapa.” katakan saja Samudra sedikit memaksa. Tapi apa salahnya jika ia berjuang? Meminta sedikit kesempatan untuk cintanya? 

Ayuna belum menjawab, ia hanya menepuk bahu lelaki itu dan berangsur pergi dari hadapan Samudra. Membuat Samudra bingung, apakah ia ditolak? Jadi mereka hanya bisa berteman tanpa hubungan lebih kedepannya nanti?

Namun baru beberapa langkah Ayuna melangkahkan kakinya, ia berhenti. Kemudian berbalik kembali menghadap Samudra dan ia berkata “Sam, aku memberimu kesempatan!” dengan sebuah senyum lebar yang paling tulus ia berikan kepada Samudra. Ia berpikir tak ada salahnya memberikan kesempatan untuk laki-laki itu, lagipula ia tau Samudra adalah lelaki baik-baik, jika Samudra tak baik bukankah sesuatu yang buruk sudah terjadi padanya ketika pertama kali mereka bertemu malam itu?

Lalu ia langkahkan kembali kakinya menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk berbunyi, dan pasti Sabrina sudah menunggunya. 

Sepeninggal Ayuna, Samudra masih tak bergeming, perkataan Ayuna memberikan euforia tersendiri untuk tubuhnya. Ia tak menyangka Ayuna memberikan izin untuknya meluluhkan hati gadis itu. 

Perlahan senyum lebar terbit menghiasi bibir lelaki itu, bahkan matanya sampai menyipit saking lebarnya senyumannya ini, menandakan bahwa ia benar-benar bahagia. 

“Terimakasih, Ayy. Aku janji g akan sia-siakan kesempatan yang kamu kasih!” Samudra berkata penuh keyakinan.

“Udah gue duga, lo lagi suka sama cewe, Sam. Dan see? Ternyata bener, Lo suka sama Ayuna.”

Suara dibelakangnya itu membuat Samudra kaget, ia menolehkan kepalanya kearah asal suara itu dan ia dapati seorang lelaki dengan pakaian sekolah tak rapi dan tak lengkap sedang bersender pada pohon besar yang rimbun dibelakang tubuhnya. Arjuna Sena Wijaya namanya, lelaki urakan yang menyandang status sebagai temannya, teman barunya disekolah ini.

"Lo bikin gue kaget, Jun! Dari kapan lo disitu?" Samudra benar-benar tidak menyadari jika ada seonggok manusia yang mengintipnya sedari tadi.

"Dari tadi, pas lo minta kesempatan sama Ayuna." jawab Juna

"Ngga sopan Lo anjir!" Tuding Samudra, tidak benar-benar marah, Samudra hanya bercanda, itulah sifat seorang Samudra. Dia suka bercanda tapi jika menyangkut soal perasaannya kepada Ayuna ia sangat serius!

Juna hanya memutar kedua bola matanya jengah. Ia sangat hafal dengan tabiat manusia dihadapannya ini, lelaki tengil!

"Jadi dari kapan lo kenal Ayuna?"

"Kemarin?" Tidak salah kan Samudra menjawab kemarin? Kan memang benar, ia dan Ayuna berkenalan secara resmi itu kemarin.

"H-hah?!" Juna speechless, mulutnya sedikit terbuka, orang gila mana yang baru mengenal kemarin tapi langsung berkata jika ia jatuh hati?! Samudra benar-benar sudah gila! Itulah yang ada dipikiran Juna sekarang!

"Lo gila, Sam?!"

"Engga! Enak aja! Gue udah tau Ayuna dari lama, Jun. Sekitar 2 bulanan yang lalu kayaknya. Pas gue main ke pantai sore-sore, ada dia disana lagi nikmatin senja. Dia cantik banget, itu kesan pertama yang gue liat dari dia. Mau gue samperin tadinya, tapi ngga jadi, ngga enak aja rasanya nanti dikira sksd. Jadi akhirnya gue liatin aja sambil nungguin dia pulang, tapi ternyata sampe senjanya habis dia kayak belum mau pulang. Gue tetep nungguin dia karena khawatir, dia cewek dan posisinya lagi sendirian takutnya ada yang berniat jahat ke dia, sampe larut malem baru dia balik pake mobilnya."

Juna tak menyela sedikit pun, tetap mendengarkan cerita Samudra tentang Ayuna.

"Dan kejadian kayak gitu terus terulang, Jun. Tiap gue main ke pantai sore-sore pasti ada dia, dan kemarin itu gue baru beraniin diri buat nyamperin dia."

"Sam, Lo beneran suka sama Ayuna?"

"Jelas! Gue suka dia bahkan jantung gue kayak gak normal kalo deket dia. Rasanya mau meledak ini jantung, Jun!." Katanya sambil memegang dadanya yang gemeluruh ketika wajah ayu milik Ayuna terbayang dalam ingatannya.

"Ayuna itu sepupu gue, Sam. Dan lo harus tau, lo nyakitin dia sama aja lo nyari perkara sama gue!" Satu fakta kini terungkap, ternyata Ayuna dan Arjuna itu saudara, ayahnya Ayuna, Jagat Dewantara adalah adik dari papah nya Arjuna, Arsena Wijaya.

Pernyataan Juna cukup mengejutkan bagi Samudra. Kenapa ia baru tau sekarang?

"Lo tenang aja, Jun. Gue emang ngga bisa janji buat g nyakitin Ayuna. Tapi gue bisa berusaha buat ngga pernah sakiti dia dalam keadaan sadar. Dan kalau gue sampe sakitin dia, Lo boleh hajar gue habis-habisan, Jun. Pegang janji gue!"

"Gue percaya sama Lo, Sam." Katanya sambil menepuk bahu Samudra, isyarat bahwa ia benar-benar mempercayakan Ayuna pada sahabatnya. Semoga saja Samudra tak membuatnya kecewa!

"Tapi, Lo harus tau sesuatu tentang Ayuna, ini tentang masalalu dia."

Masalalu yang sampai sekarang masih membelenggu jiwa gadis itu.....

🌊🌊🌊

Konflik-konflik masalalu Ayuna bakalan muncul setelah bab ini. Soo, tunggu aja yaa....

Yang ngira cerita ini cuma tentang romance siapa hayoo😭😭✌️. Setelah kalian baca bab ini dan bab setelahnya nanti, apa masih bisa bilang ini cuma cerita romance anak remaja?👀

See you dipart selanjutnya guys. Ekhem jangan lupa vote+comen nya aku tungguuu😁👋

Laut Lepas (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang