The King Of The Veilstead Kingdom [Minsung]

9. visits outside the palace

Happy reading ~
Kalo ada typo maap yee

"Yang mulia, bisa kah aku mendapatkan sedikit kebebasan?"

Dahi dari si bangir yang kini tengah duduk membaca buku di sofa sudut ruang kamar, mengernyit, "Tahanan mana yang berani menuntut hal seperti itu?"

Eh? Benar juga sih, "Tapi bukan seperti itu yang mulia, hanya saja aku merasa sangat suntuk disini. Bisakah aku pergi keluar. Setidaknya izinkan aku keluar dari kamar ini untuk mengelilingi Obsidian Spire" suara dari si chubby yang kini duduk di tepian ranjang itu terdengar memelas, ayolah sangat membosankan terus berada di kamar ini sepanjang waktu, "Aku janji tak akan kabur Yang Mulia. janji!" Ia mengangkat jari kelingkingnya, mengangguk ribut dengan ekspresi wajah serius.

Namun tanpa mengalihkan atensi dari buku yang dibaca, sang raja menggedikan bahu seolah tak perduli, "Tak masalah jika kau memang ingin kabur, toh kau tak akan bisa melakukan nya. Jadi Berhenti mengoceh dan kemarilah, aku tak bisa menghabiskan dua cangkir teh ini sendiri" Lihat bagaimana manik tajam itu tak teralih sedikit pun. Benar benar menjengkelkan. Bukan kah dia sendiri yang mengatakan harus menatap sang lawan bicara ketika sedang berbicara, dasar bodoh! Raja vampir bodoh!

Meskipun di dalam hati terus melontarkan umpatan umpatan kasar, putra mahkota kerajaan vardentia dengan marga Han itu tetap menuruti perintah yang diberikan. ia bangkit dari posisinya, mendekat untuk duduk di sofa hadapan sang Raja kegelapan. Mendengus, sebelum kemudian meraih cangkir teh milik nya, "Apa kau pernah punya kekasih sebelumnya yang mulia?" Akui saja lah, tak usah mengelak lagi, pasti si galak ini tak pernah memiliki kekasih kan. Bodoh, orang bodoh mana yang mau dengan nya. Lihat betapa menyebalkan dan cueknya raja kegelapan satu ini. Ah sungguh, ia jamin orang itu akan menjadi satu-satunya orang tak beruntung di seluruh dunia.

Namun diluar dugaan, Celetukan asal-asalan barusan sepertinya sukses membuat sosok dominan yang sejak tadi fokus pada buku seketika mengalihkan atensi dengan sebelah alis terangkat, "Ada apa dengan pertanyaan tiba-tiba ini, kau mau jadi kekasih ku?"

"Uhuk!— Apa?!—" Jisung meraih selebaran kain yang ada di atas meja dan menyeka bibirnya tak santai, tak dapat dipungkiri bahwa wajahnya pun ikut memerah campuran antara kekesalan dan rasa malu. "Tolong berhenti mengatakan hal aneh seperti itu yang mulia, tentu saja bukan itu maksudku. Aku hanya bertanya saja. Sebab kau punya sifat pemarah, acuh tak acuh, dan arogan, jadi kufikir seharusnya tak ada yang mau berkencan dengan mu meski kau punya paras yang tampan. Kau harus merubahnya, bersikaplah sedikit lembut!"

Sebagai respon spontan, lelaki bangir pemilik aura dominan itu memiringkan kepalanya, "jadi kau ingin aku bersikap lemah lembut dan memberikan mu seluruh perhatian ku, putra mahkota? Seperti itu maksud mu?" Pertanyaan itu tentu menimbulkan reaksi delikan dari sosok yang kini duduk tepat di hadapan nya, jisung menggeleng ribut, "tentu saja tidak seperti—

"Lalu, Apa kau pernah memiliki nya?" Jisung benar-benar dibuat terdiam dan mati kutu begitu Manik tajam Minho mulai memberikan tatapan lekat, seolah menuntut jawaban, "Kekasih, Kau punya?"

Dengan perasaan tak nyaman ia pun mengalihkan atensi nya kearah sekitar, mendehem pelan untuk menghilangkan rasa gugup yang ada, "U-untuk sekarang aku memang tak punya, tapi untuk sebelum nya T-tentu saja aku pernah memiliki nya!"

Mendengar pengakuan barusan, Minho nampak sedikit terkejut. Hal itu terlihat dari bagiamana ekspresi menggoda yang sebelumnya ditampilkan kini berubah menjadi raut tak suka, tak hanya itu sang empu bahkan sampai menegakkan posisi tubuhnya dari sadaran sofa, "Kau pernah punya sebelumnya?, Kekasih?"

Jisung mengangguk angkuh, "T-tentu saja! ketika aku melakukan studi sekolah di kerajaan Salvador aku pernah beberapa kali berkencan dengan gadis disana. Tapi semua itu tak berjalan lama, seperti aku mudah merasa bosan dengan mereka semua"