Happy Reading!
────⋆⋅☆⋅⋆──Mata Mawar tertuju pada panggung, band favoritnya sedang membawakan lagu favoritnya. Namun, ketika dia mengamati kerumunan penonton, pandangannya tertuju pada sebuah pemandangan yang membuat jantungnya berdegup kencang. Matanya membelalak kaget, tubuhnya membeku di tempat.
Di antara kerumunan orang, Om Jay, sedang berpelukan mesra dengan seorang pria manis. Tangan pria berkulit putih susu yang lentik itu terjerat di rambut Jay, bibir mereka bergerak seirama. Kerumunan orang di sekitar mereka bersorak dan menari, tanpa menyadari momen intim yang sedang berlangsung di depan mata Mawar.
Pikiran Mawar terguncang saat dia berjuang untuk memproses apa yang dia lihat. Omnya, pria yang ia kenal dan cintai sepanjang hidupnya, sedang mencium pria lain.
'Gak, gak, gak mungkin,'
bisik Mawar dalam hati, matanya tertuju pada pasangan itu. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Omnya, seorang gay? Itu adalah fakta yang membuat dadanya terasa sesak, jantungnya berdegup kencang dengan perasaan kaget dan bingung. Ia tidak membenci tindakan itu sendiri; ia memiliki teman-teman yang gay, dan ia menerima mereka apa adanya. Tapi mengapa harus omnya sendiri?
Saat dia berdiri di sana, membeku karena terkejut, pasangan itu akhirnya berpisah, mata mereka saling bertatapan dengan tatapan penuh kekaguman. Hati Mawar hancur, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan emosi.
Sampai di rumah, Mawar tak berkutik. Ia terus terdiam bahkan saat Jay tiba dirumah pukul 11 malam dan memberikan Mawar sebuah dus makanan berisi pancake favorit gadis itu, Mawar hanya mengucapkan kata 'makasih' dengan ekspresi datar, membuat Jay mengangkat alisnya karena kebingungan tiba-tiba Mawar seperti tak bersemangat dan....menghindari Jay, sepertinya.
"Kamu kenapa?"
Satu pertanyaan yang tadi terus melayang di otak Jay, kini lolos keluar dari bibirnya. Mawar sedikit terkejut di dalam hati dan ia tersenyum sedikit. Menjawab dengan suara yang tenang meskipun matanya menatap layar TV dengan kosong, dengan niatan tak mau berkontak mata dengan Jay.
"Gapapa, om. Emangnya aku kenapa?"
Jay menghela napas dan duduk di sofa, disebelahnya lalu mencubir gemas pipi Mawar itu. Jay sedikit cemberut ketika Mawar tak menunjukkan reaksi apapun saat Jay mencubit pipinya. Biasanya Mawar memunjukkan reaksi dengan terkekeh atau senyuman.
"Kamu ada masalah?"
Sempat diam diantara mereka. Mawar yang terdiam menonton TV sedangkan Jay menunggu respon darinya. Ya, Mawar ada masalah dan masalah itu ada pada om nya sendiri. Ada perasaan asing yang menyakitkan saat tahu dengan mata kepalanya sendiri bahwa Jay itu pria yang hanya tertarik kepada sesama jenis.
Mawar pun kemudian hanya menggelengkan kepala. "Enggak ada."
Jay mendengus, ekspresinya skeptis. "Jangan bohong lho ya. Kamu gak bisa banget kalo soal bohong. Udah ketara banget." Sindirnya dan Mawar terkekeh kecil.
Keraguan Jay terlihat jelas, namun Mawar terus menolak untuk berkata jujur. Dia tetap memusatkan pandangannya pada TV, matanya menghindari tatapan sinis Jay.
Jay menghela nafas, rasa frustasinya terlihat jelas. "Mawar, aku tahu kamu kayak nahan sesuatu. Please, kasih tahu ke om kalo kamu punya masalah apa. Siapa tahu om bisa bantu kamu."
Genggaman Mawar pada remote control mengencang, buku-buku jarinya memutih karena tegang. Dia tidak bisa membawa dirinya untuk melihat Jay, tidak tahan memikirkan untuk mengkonfrontasi Jay tentang apa yang telah dilihatnya. Bayangan Jay dan pria berkulit putih susu itu membekas di benaknya, menolak untuk dihapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
WET IMAGINATION || ENHYPEN HYUNG LINE
Fanfiction-ˏˋ⋆ ᴡ ᴇ ʟ ᴄ ᴏ ᴍ ᴇ ⋆ˊˎ- Thank you for finding this book and for reading my fiction. And this fiction can only be read by readers aged 18+ and please read the rules first before entering into a wet imagination.