Lee Heeseung || Anak Kos 2

707 15 0
                                    

📍1470 words

Happy Reading!
────⋆⋅☆⋅⋆──

Udara di kamar kos Ethan terasa kental dengan ketegangan. Perasaan frustasi hampir menyelimuti Ethan saat beban keinginannya yang tidak terpenuhi. Saat dia berdiri di depan cermin lemari, pandangan Ethan tertuju pada bayangannya, matanya membara dengan campuran frustrasi dan nafsu. Tubuhnya yang bertelanjang dada tampak bergetar karena ketegangan, otot-ototnya melingkar kencang.

Tangan Ethan bergerak dengan sendirinya, melucuti celana jinsnya dan memperlihatkan tonjolan di balik celana boxernya. Kain itu tampak tegang, tidak memberi ruang pada ereksinya yang semakin membesar, pemandangan itu membuat mulutnya kering dan jantungnya berdegup kencang. Dengan geraman frustrasi, Ethan melucuti boxernya dan menggenggam penisnya yang berdenyut, sentuhan itu mengirimkan sentakan listrik ke seluruh tubuhnya. Dia mulai membelai dirinya sendiri, gerakannya lambat dan disengaja, seolah-olah mencoba membayangkan sebuah tangan mungil mengelus miliknya.

Bayangan Rena, telanjang dan menggeliat di bawah kekasihnya, seakan membakar otaknya, memicu fantasinya dan membawanya lebih dekat ke tepi. Nafas Ethan semakin memburu, gerakannya semakin cepat, saat dia mengejar pelepasan yang sepertinya menghindarinya.

Udara dingin dari AC ruangan mengefek kulit Ethan merinding di dalam ketegangan yang memuncak saat dia meraih alat bantu seks yang bernama trail cup dengan warna bendanya bening. Ethan meletakkan benda itu di tepi meja belajar, tangan Ethan satunya menutup penisnya, jari-jarinya melingkari penisnya saat ia meluncur ke dalam benda itu. Sensasi itu seperti sentakan listrik, percikan api yang menyulut badai hasrat di dalam dirinya. Dia memejamkan matanya, imajinasinya menjadi liar saat membayangkan wajah Rena, matanya terpejam dalam ekstasi saat dia menyetubuhiya.

Mainan sex itu mulai bekerja, meremas dan melepaskan penisnya dalam gerakan berirama, membayangkan bagaimana dinding vagina Rena menjepit penis Ethan. Nafas Ethan semakin memburu, pinggulnya bergerak seiring waktu dengan benda itu saat dia membayangkan dirinya terkubur jauh di dalam kedalaman Rena yang hangat dan basah.

"Anjing...bangsat...memek mu enak banget, sayang...." Ethan mendesah dengan suara yang serak dan dalam.

Ruangan di sekelilingnya terasa melebur saat Ethan semakin bergerak sedikit cepat. Ethan tersesat di dunia ciptaannya sendiri, dunia di mana dia adalah penguasa kesenangan Rena, di mana dialah yang membawanya ke ambang orgasme dan seterusnya.

Saat benda itu terus menjepit penis gemuknya, tubuh Ethan mulai menegang, otot-ototnya melingkar semakin kencang saat dia mendekati tepi. Dia dapat merasakan tekanan yang meningkat, yang membawanya ingin sekali meledakkan sesuatu dari dalam tubuhnya. Ethan semakin bersemangat menggenjoti mainannya itu, bergerak dengan semakin cepat dan terburu-buru membuat meja belajarnya bergoyang.

"Ahhh...anjing Rena......" suara desahan Ethan memenuhi ruangan kamarnya dan ia menjadi merinding saat mendesahkan nama gadis mungil yang biasanya sering ia ganggu.

Dan kemudian, dalam sekejap, Ethan mencapai klimaksnya. Tubuh Ethan bergetar, penisnya berdenyut kencang saat ia menghujam keras ke dalam objek. Ethan membuka matanya, dadanya naik turun dan napasnya terengah-engah karena kelelahan, dan menatap ke bawah ke arah benda itu, yang sekarang licin dan penuh dengan air maninya sendiri.

Untuk sesaat, dia hanya berdiri di sana, pikirannya terguncang oleh sisa-sisa orgasmenya. Dan kemudian, perlahan-lahan, sebuah senyuman mengembang di wajahnya, senyuman kepuasan dan pelepasan. Ethan tahu bahwa ini hanyalah perbaikan sementara. Keinginan untuk Rena masih membara di dalam dirinya.

────⋆⋅☆⋅⋆──

Di hari minggu dan kos menjadi sepi karena penghuni kos kebanyakan sedang pergi sehingga Ethan memutuskan untuk membantu ibu kos yang kebetulan sedang ingin masak opor ayam kampung. Jadi, Ethan lah yang membantuk bapak kos untuk menyembelih seekor ayam kampung dan mencabuti bulu-bulu ayam setelah disiram air panas sedangkan Ibu kos sedang menyiapkan bumbunya.

WET IMAGINATION || ENHYPEN HYUNG LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang