📍1643 wordsHappy Reading!
────⋆⋅☆⋅⋆──Di kamar tidur Mawar, cahaya keemasan yang lembut dari lampu samping tempat tidur memancarkan suasana yang hangat dan intim, menerangi karpet mewah dan seprai kusut di tempat tidur yang belum dirapikan. Udara kental dengan aroma lavender dan vanila, menguar dari lilin yang berkedip-kedip di atas meja rias, memancarkan cahaya romantis yang lembut pada pemandangan yang terbentang di hadapan mereka. Ruangan itu sunyi, satu-satunya suara yang terdengar adalah dengungan lembut dari pendingin ruangan, sebuah iringan lembut untuk suasana yang penuh semangat.
Mawar berlutut di depan Jay, tubuhnya yang ramping berada di tepi tempat tidur, lututnya terbenam ke dalam karpet yang empuk. Jay setengah berbaring dengan sikutnya sebagai tumpuan, matanya tertuju pada Mawar, dadanya naik dan turun dengan setiap tarikan nafas yang pelan, celana boxernya menjadi satu-satunya penghalang di antara mereka. Tangan Mawar yang halus, dengan jari-jari yang tampak menari-nari penuh antisipasi, mengulurkan tangan, matanya berbinar-binar penuh kenakalan.
"Coba godain om, Mawar," bisik Jay, suaranya pelan dan serak, matanya tertuju pada Mawar.
Tangan Mawar menggenggam pinggang celana boxer Jay, jari-jarinya menelusuri otot-otot perut Jay yang tegas. Dia menarik-narik kecil, menggoda Jay, matanya berbinar-binar karena geli. Kemudian, tangannya turun ke tonjolan besar itu, jari-jarinya melingkari tonjolan itu, meremasnya dengan main-main. Jay tersentak, matanya terpejam, wajahnya dimiringkan ke atas, seakan menikmati sensasi itu.
Mawar terkekeh, suara yang rendah dan serak, matanya berbinar-binar penuh kenikmatan. "Om suka?" bisiknya.
Mata Jay terbuka, pupil matanya membesar. "Yes" geramnya, suaranya pelan dan serak, kata-katanya nyaris tak terdengar seperti bisikan.
Tangan Mawar yang lentik perlahan-lahan menarik celana boxer ke bawah sehingga meluncur di atas kaki Jay, kain lembutnya berdesir di kulitnya. Antisipasi terasa jelas, udara terasa kental dengan ketegangan, saat tangan Mawar bergerak dengan lambat. Penisnya mencuat muncul, seperti sebuah kejutan, membuat Mawar sedikit kaget sebelum sebuah tawa kecil keluar dari bibirnya. Akhirnya, kain boxer hitam itu terjatuh, meninggalkan Jay yang kini telanjang bulat sama seperti Mawar. Tubuhnya tegang dengan antisipasi.
Cahaya lembut keemasan dari lampu di samping tempat tidur memancarkan cahaya yang intim di atas pemandangan itu, menerangi lekukan lembut perut Jay, otot-otot pahanya yang tegas, dan batang kemaluannya yang ereksi dan berdiri itu. Mata Mawar terkunci pada mata Jay, tatapannya membara dengan intensitas yang kuat, saat ia mendekatkan wajahnya ke penis Jay.
Mata Jay terpejam, wajahnya dimiringkan ke atas, saat nafas hangat Mawar membasahi kulit penis yang terdapat tonjolan urat-urat nadi. Dia merasakan lidah Mawar menjulur keluar, menyapu lembut di ujung rangsangannya. Efeknya mampu menggigil menjalar di tulang punggungnya, tubuh Jay jadi menegang karena kenikmatan.
"Mmm, kontol om gede," bisik Mawar, suaranya serak, kata-katanya nyaris tak terdengar seperti bisikan. "Ukurannya berapa cm, om?" tanyanya, matanya terkunci pada matanya, tatapannya berbinar-binar penuh rasa ingin tahu.
Mata Jay terbuka, pupil matanya membesar, saat ia menatap Mawar. "Keknya sekitar 18 sentimeter," jawabnya, suaranya pelan dan serak, kata-katanya nyaris tak terdengar seperti bisikan.
Lidah Mawar menjulur lagi, menjilati kembali kepala yang hampir seperti jamur itu, yang berwarna merah muda cerah dan berkilauan karena cairan pre-cum nya. Tubuh Jay tersentak, pinggulnya bergoyang ke atas, saat lidah Mawar menggodanya, mengirimkan gelombang kenikmatan yang mengalir di nadinya. Matanya terpejam, wajahnya dimiringkan ke atas, saat dia menikmati sensasi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WET IMAGINATION || ENHYPEN HYUNG LINE
Fanfiction-ˏˋ⋆ ᴡ ᴇ ʟ ᴄ ᴏ ᴍ ᴇ ⋆ˊˎ- Thank you for finding this book and for reading my fiction. And this fiction can only be read by readers aged 18+ and please read the rules first before entering into a wet imagination.