"Ten.." sakura memanggil tenten yang jalan duluan tidak mau melihat sakura.
"Maafkan aku Ten, bukan maksudku merahasiakan ini tetapi kamu diawasi sama pelayan Nona Karin.."
Tenten masih kesal, ia tidak menggubris perkataan sakura.
"Ten.. " panggil sakura sekali lagi, tetapi rasanya tubuhnya semakin melayang.
Brukkk..
Tenten berhenti ia segera melihat kebelakang "nona!!!" Tenten segera berlari melihat sakura pingsan.
Tenten memanggil pengawal agar membantunya bawa sakura ke kamarnya. Ia juga menyuruh mereka segera memanggil tabib.
"Nona maafkan aku.. hikss..hiks.." tenten merasa sangat bersalah.
Tabib pun datang segera memeriksa sakura.
"Bagaimana tabib? Ada apa dengan nonaku?" Tanya tenten tidak sabar.
"Nona sakura sedang mengandung tetapi keadaan dia terlalu lemah karena sangat kelelahan"
Tenten menutup mulutnya "nona hamil?"
'apa aku harus ke tempat Raja, tetapi Raja sekarang sedang tidak mau di ganggu siapapun, bagaimana ini?' Batin tenten kebingungan dengan keadaan ini.
Tabib menyerahkan ramuan obat kepada tenten "berikan ini kepada nona sakura sekarang dan jika sudah sadar kamu harus memberikannya minuman ginseng ini agar stamina nona sakura kembali"
Tenten mengambil itu dan segera disulangkan pada sakura yang masih belum sadar.
Sejam.. Dua jam.. Tiga jam..
Sakura membuka matanya ia melihat kesamping wajah tenten yang sembab karena menangis.
Sakura tersenyum "kamu sudah memaafkan aku Ten.." lirih sakura pelan.
Tenten menangis sambil mengangguk "hmmmm..a..aku tidak m..arah"
"Air mata apa ini, aku hanya pusing saja jangan khawatir.." sakura mencoba bangkit.
Tenten mengambil air ginseng dan menyuruh sakura meminumnya sesuai arahan tabib tadi.
Sakura melihat tenten "ada apa?"
Tenten mengambil tangan sakura dan di letakan ke perut sakura, "usia kandungannya sudah 2 bulan" ucap tenten tersenyum lembut pada nonanya.
Sakura membelalakkan matanya ia melihat ke perutnya, "aku hamil?"
Tenten mengangguk "selamat nona.."
Sakura melihat tenten "apakah Raja tau?"
Tenten menggelengkan kepalanya "aku tidak berani menjumpai Raja nona, maafkan aku.." tenten menunduk.
"Raja sekarang sedang tidak mau di ganggu, sebaiknya kita jangan dulu memberitahunya.. aku tidak ingin menambah masalahnya lagi, semua terjadi karena aku Ten.."
"Nona.. aku mohon jangan pikirkan lagi mereka, karena tubuhmu masih lemah dan saran tabib tadi nona tidak boleh kelelahan.. hmm.." ucap tenten serius.
Sakura menghela nafasnya pelan, "aku akan mencobanya Ten.."
"Malam ini biarkan tenten menemani nona dan juga mulai sekarang aku tidak akan pernah membiarkan nona sendirian.." tenten memegang tangan sakura.
Sakura mengangguk, ia menarik bahu tenten dan memeluknya. "Terimakasih Ten..".
.
.
.
Seminggu Kemudian...
Sakura melihat pintu Sasuke masih tertutup, " Dia juga tidak mau melihatku.., atau Raja marah karena semua ini terjadi karena aku?"
"Nona.." tenten datang membawa ginseng.
Tenten melihat tatapan sakura ke pintu kamar Raja, ia menghela nafasnya pelan "jika nona khawatir kita bisa pergi kesana.."
"Jangan Ten. Aku tidak mau mengganggunya. Ayo kita kembali.." ajak sakura pergi.
Beberapa hari berikutnya...
Tetua-tetua Kerajaan Uchiha sibuk sekali, mereka berlalu lalang di pintu Aula dan kamar Raja.
Tenten yang mencari informasi dari pelayan yang lain terkejut mendengar gosip ini. Tenten berlari ke paviliun sakura.
Sakura yang sedang menyiram bunga ditaman agak terkejut melihat tenten yang berlari sangat tergesa-gesa.
"Tarik nafas lalu hembuskan.." ucap sakura pada tenten yang dadanya naik turun."No..nona.." ucap tenten terbata-bata.
"Pelan-pelan Ten,, jangan terburu-buru.."
Tenten menghirup udara panjang lalu di hembuskan ia merasa nafasnya sudah kembali, ia lekas melihat ke sakura. "Aku tidak tau ini kabar baik atau buruk nona.. te..tetapi.. aku me.. mendengar..Raja sudah membuat keputusan.."
Sakura melihat tenten serius "keputusan? Raja sudah keluar dari kamarnya??"
Tenten menggelengkan kepalanya "Raja masih berada dikamarnya tetapi tadi malam Raja memanggil Tuan Shikamaru, tuan itachi, tuan Neji, tuan sai dan tuan Naruto, Raja mengumpulkan orang-orang yang dipercayanya lalu mengeluarkan keputusannya"
Sakura mengerutkan dahinya masih bingung. "Keputusan untuk Ratu dan selir karin?"
Tenten mengangguk "Mereka akan diusir dari Kerajaan dan dijadikan budak rendah selamanya.."
"Apa!" Sakura terkejut, bagaimana pun shion dan Karin adalah putri bangsawan, di jadikan budak rendahan akan terlalu hina dan keluarga mereka juga kena dampaknya.
"Jadi itu keputusan akhir Raja.."
Tenten melihat sakura serius, "Nona tau keputusan kedua Raja yang membuat sekerajaan ini menjadi sibuk seperti ini.."
"Masih ada lagi Ten? Kenapa Raja sangat kejam sekali pada Ratu dan Selir" ucap sakura tak menyangka Sasuke sampai seperti ini.
Tenten menggelengkan kepalanya "ini bukan tentang Ratu dan Selir, sebenarnya ini karena nona.."
"Aku? Aku juga akan diusir keluar kerajaan dan di jadikan budak juga Ten???" Tanya sakura dengan cepat.
Tenten menutup matanya sesaat lalu melihat sakura serius " Raja memutuskan nona adalah Ratu selanjutnya, Jabatan Ratu yang kosong akan di gantikan dengan nona.."
Sakura sangat terkejut ia mundur dua langkah kebelakang "Ratu? Kenapa harus aku.."
"Aku akan menemui Raja..!" Sakura pergi.
Tenten mengikuti sakura dari belakang.
Semua tetua melihat sakura datang ke kamar Raja mereka menatap kebencian, "lihatlah selir ini, begitu bangganya dia sebentar lagi duduk di singgasananya" lirih Tetua itu pada sakura.
Sakura mendengar itu tidak peduli ia mengetuk pintu kamar Sasuke, Sai keluar dan menyuruh sakura kembali Raja sedang tidak mau bertemu dengan sakura.
"Aku mohon, sebentar saja. 1 menit, hanya satu menit" ucap sakura.
"Jika nona mengatakan 5 detik sekali pun aku tidak akan memberikan izin" ucap Sai membungkuk hormat pada sakura dan kembali menutup pintunya.
Sakura melihat tenten "bagaimana ini Ten.."
Tenten memegang bahu sakura dengan lembut dan menariknya dari sana "ayo kita kembali saja nona, ingat ingat janin nona.."
Sakura mengangguk ia pun kembali.
Tenten memberikan minuman ginseng lagi pada sakura " nona tenang saja semua akan baik-baik saja, kita harus percaya pada Raja nona.."
"Tapi lihat Ten, kerajaan ini jadi kacau karena keputusan itu, aku tidak menginginkan posisi itu"
"Tetapi nona sangat layak mendapatkannya" sahut tenten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Kematian ✔️✔️ END
Romance"HANCUR!!!" Ucap Sasuke dingin. Darah segar berserakan, bahkan kulit kedua orang itu hancur berkeping-keping di depan mata Hashirama dan semua orang di Kerajaan ini. Kizashi jatuh terduduk lemas, darah yang berserakan mengenai wajah Kizashi, Hashira...