10. Salah Sandera

259 122 30
                                    

Di ruangan persegi sempit yang terlihat begitu gelap—meskipun hari sudah siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Di ruangan persegi sempit yang terlihat begitu gelap—meskipun hari sudah siang. Seorang pria yang sedang duduk di kursi dengan tangan yang terikat. Tatapannya menatap bengis pada dua pasutri yang ada di hadapannya tersebut.


"Kenapa kau melakukannya?" Jungie bertanya dengan begitu sarkas.

"Saya butuh kebebasan." Pria itu menjawab dengan begitu kesal.

"Kebebasan? Apa kamu kira kami sedang membicarakan kamu yang tiba-tiba saja kabur dari dalam penjara?"

"Jadi ini bukan tentang itu?"

Gigi Jungie bergemelutuk mendengar pertanyaan dari Robert. Bagi Jungie, Robert hanya sedang berpura-pura tidak tau apa-apa saat ini.

Victory yang menyadari gelagat Jungie langsung saja mengusap pelan bahunya. Victory juga marah pada Robert, tapi dia lebih pandai menyembunyikan ekspresi itu semua.

"Tenang," bisik Victory tepat di samping telinga Jungie.

Jungie mencoba nenarik napas pelan guna menenangkan emosinya. Jungie merasa dirinya memang harus belajar banyak tentang trik ketenangan. Namun, saat Jungie bertatapan dengan Robert, emosi itu kembali muncul pada dirinya.

"Mengapa kamu melakukan penyerangan di hari pernikahanku?" Jungie masih emosi, tapi kali ini dia bertanya dengan emosi yang mulai sedikit stabil—meskipun nada sinis itu tak pernah bisa Jungie sembunyikan.

Kali ini Victory membiarkan Jungie bertindak. Victory lebih percaya bahwa Jungie akan melakukan interogasi dengan sangat baik. Lagi pula, Victory juga merasakan rahangnya seperti akan pegal karena banyak berbicara.

"Apa maksudmu?"

Robert semakin menunjukkan ekspresi kebingungannya. Mendapatkan pertanyaan itu membuat Robert tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Ke mana arah perbincangan ini? Penyerangan apa yang dimaksud? Robert sedang memikirkan semua itu sekarang.


Tatapan kebingungan yang dipasang itu membuat Jungie semakin kesal. Jungie masih mengasumsikan bahwa Robert masih berpura-pura tidak tau. Percayalah Jungie lebih membenci orang yang berpura-pura bodoh, dari pada orang yang memang terlahir begitu bodoh.

Victory kembali menyadari ekspresi kesal Jungie. Untuk menghentikan kekasaran yang mungkin saja terjadi, Victory memutuskan maju ke arah Robert—dengan menyerahkan sebuah kertas beberisikan catatan bukti tepat di pangkuan Robert. Victory melakukan itu agar Robert bisa membacanya dengan sendiri.


Mata Robert seketika membulat dengan sempurna saat melihat tulisan yang berada dikertas-kertas itu. Mengapa semua bukti itu bisa ada di sana? Robert tentu saja terkejut karena mereka bisa mendapatkan buktinya, tapi Robert lebih terkejut lagi kenapa bukti itu mengarah padanya.


POLICE LOVE CUFFS (TAEKOOK'GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang