Bab 04. Masalah

62 35 14
                                    

Guys, aku bukan tipe orang yang mudah tersinggung, jadi gak papa komentar aja kalo ada dari dialog atau narasi aku yang salah.
Kalo ada kata-kata yang typo tolong ditandai juga yaa, maklum lah aku selalu typo entah itu di hal yang kecil atau di hal-hal yang luar biasa 😭🙌🏻.
Intinya aku udah sadar diri, kalo ada yang ngoreksi ya berarti aku harus perbaiki, bukan PikeMe ya!!
Agak ngeri, apa-apa dikatain PikeMe, disangkut pautkan sama PikeMe, muak sebenernya sama orang yang suka ngomong gitu😭🙏🏻 tapi gimana ya, diluar kendali diri sendiri itu mah, ey😔🙌🏻.

Happy Reading...


"Reynal Ajendra," gumam Alessandra dengan senyuman malu-malu yang ia tunjukkan. "Ah, gue harus cari sosial medianya," ucapnya lagi.

Buru-buru mencari tahu tentang sosial media milik Reynal. Mengetikkan nama Reynal di kolom pencarian, sampai Alessandra menemukan user @rynl_jndra langsung meng-klik ikuti akun itu, menunggu dengan sabar pemberitahuan jika akun Alessandra di perbolehkan mengikuti. Iya, akun Reynal bersifat pribadi.

Sudah satu jam lamanya Alessandra menunggu pemberitahuan itu, ternyata belum muncul juga. Sepertinya memang sedang tidak online, yasudahlah kalo begitu, lebih baik dirinya segera pergi tidur. Cape juga seharian keliling mall yang cukup luas itu, meskipun hanya berkeliling tidak membeli.

Tapi jika dirinya tidak nge-mall seharian disana, Alessandra tidak akan mengetahui siapa nama laki-laki yang suka melukis di sérénité Kafé itu. Merasa beruntung karena bertemu tidak sengaja walaupun hanya bisa menatap dari jauh.

Tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk dari luar, disaat Alessandra mulai merebahkan diri di kasur untuk pergi tidur.

"Kak, udah tidur?" Di susul suara Mama Viviana dari luar kamar.

"Belum, mah. Kenapa?" jawab Alessandra seadanya.

"Mama masuk, ya." Pintu kamar Alessandra pun terbuka, memperlihatkan mama Vivian yang ikut masuk ke dalamnya.

"Kenapa, mah?" tanya Alessandra penasaran. Tumben sekali mamanya tiba-tiba datang ke kamar larut malam begini.

"Mama ... boleh pinjem uang punya kakak?" Mama Viviana berucap sedikit merasa ragu, lantaran harus meminjam pada anak sulungnya.

"Ya ampun, ngapain harus minjem mah? Uang aku juga uang mamah," ucap Alessandra, segera mengambil dompetnya dimeja belajar, samping tempat tidur. "Aku ada lima ratus ribu mah, cukup ?" ujar Alessandra yang menyodorkan uangnya ke hadapan sang mamah.

"Mama minta sedikit aja kak, buat besok sama lusa. Dua ratus ribu juga cukup kak, nggak perlu banyak-banyak," ucap mama Viviana.

"Nggak papa mah, ambil aja. Sekalian buat pegangan."

"Tapi kakak sendiri gimana?"

"Aman, aku ada pegangan buat seminggu kedepan sebelum gajian. Nih mah, ambil aja." Alessandra mengambil tangan mama untuk diletakkannya uang merah itu di sana.

"Terima kasih, ya kakak. Nanti mamah ganti."

"Apaan sih, mah. Kaya sama orang lain aja, anak sendiri juga. Udah nggak perlu diganti, itu buat mamah aja, sekarang mama istirahat, udah malem. Besok masih kerja kan?" tanya Alessandra mengalihkan pembicaraan agar mamahnya mau menerima uang itu.

"Tapi kan kak-"

"Udah, udah. Sana mama pergi ke kamar, aku mau tidur." Terpaksa Alessandra mengusir dengan cara mendorong pelan sang mama dari kamar, jika tidak pembahasan ini bisa lama selesainya.

"Udah ya, Mah. Aku udah ngantuk." Terlihat Alessandra menguap di sela-sela bicaranya itu.

Alessandra pun langsung menutupkan pintu kamarnya tanpa menunggu balasan dari sang mamah. Selalu mempermasalahkan uang yang di terimanya, padahal Alessandra tidak masalah sama sekali, toh dirinya bekerja juga untuk membantu keuangan dirumah ini, belum lagi uang saku untuk ketiga adeknya yang masih bersekolah.

Alessandra's Journey [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang