Bab 15.

25 9 8
                                    

teman-teman, jangan sungkan juga untuk mengkritik jika ada kesalahan yang aku perbuat, mohon bantuannya teman-teman, terima kasih❤️💫.

Happy Reading...

Saat akan pulang, Alessandra di kejutkan oleh kehadiran Reynal yang berada di parkiran motor, seperti menunggu seseorang. Langsung saja Alessandra menghampiri Abang Reynal-nya itu.

"Abang, lagi ngapain di sini?" tanya Alessandra setelah berdiri di hadapan Reynal.

"Nungguin kamu," jawab Reynal to the point. "Nungguin siapa lagi kalau bukan kamu, hm?" tanyanya pada Alessandra.

Alessandra sedikit tersipu karena ada yang terbaik hati menunggunya. "Ah, Abang bisa aja." Mati-matian menahan senyum yang ingin mengembang dengan lebar.

"Sebagai Abang yang baik harus menjaga adeknya sebagai bentuk perlindungan dari bahaya yang kapan aja bisa datang. Udah, ayo naik," ajak Reynal pada Alessandra. "Nih, pake dulu helmnya." Reynal menyodorkan helm itu pada Alessandra yang si sambut dengan suka cita.

Alessandra pun langsung memakai helm itu tanpa ragu, tapi seperti biasa, dirinya sedikit kesusahan dalam menyatukan pengait yang berada di helmnya.

"Sini Abang bantuin." Tangan Reynal sudah mau terulur kedepan, tapi Alessandra sudah berhasil duluan menyatukan pengait itu.

"Sudah. Hehe," timpal Alessandra di iringi kekehan kecilnya.

Reynal pun menarik kembali tangannya dan Alessandra mulai menaiki sepeda motor matic itu dengan mudah. Dirasa sudah siap, Reynal segera melajukan sepeda motornya itu dengan kecepatan normal. Jangan kebut-kebutan, sudah malam, nanti masuk angin.

Menyusuri jalanan yang lumayan ramai akan pengendara. Kepala Alessandra tidak berhenti diam, selalu menoleh ke sana kemari, memperhatikan objek yang menurutnya menarik untuk di pandang.

✩★✩

Setelah melambaikan tangannya pada Reynal yang sudah ditelan belokan jalan, Alessandra mulai berbalik untuk memasuki rumahnya.

Membuka pintu yang langsung di sambut dengan kedua adek laki-laki yang sedang tiduran di lantai beralaskan tikar. Meskipun ada kursi untuk di duduki, tapi mereka berdua lebih nyaman untuk duduk di lantai.

Namun, Alessandra tidak melihat Regina selaku adik pertamanya itu. Biasanya suka berkumpul bersama disini, mendengarkan cerita satu sama lain tentang kesehariannya.

"Wihh, lagi pada ngapain?" tanya Alessandra yang ikut bergabung untuk duduk bersama kedua adeknya itu.

"Lagi gabut kak, bosen banget," keluh Ragarja yang mulai bangun dari tidurannya.

"Kak Regina, ke mana? Kok, cuman berdua?" tanya Alessandra yang atensinya melirik ke arah tangga, berpikir Regina berada di kamarnya sendiri.

"Belum pu–… nah itu kakak!" Telunjuk Ragarja menunjukan pada Regina yang barusan saja masuk rumah

"Pulang jam segini? Ke mana dulu?" cerca Alessandra pada adek pertamanya itu.

Regina tidak berani menatap langsung wajah sang kakak yang nampak garang itu. "Tadi kerja kelompok dulu kak, terus main sebentar," ujarnya dengan sesekali menatap mata Alessandra.

Alessandra memincing curiga. "Yaudah, sana bersihin dulu badan. Habis itu makan," titah Alessandra pada Regina yang langsung angguki dan pergi dari tempat untuk membersihkan diri.

Sebenarnya Alessandra merasa ada yang janggal. Sudah dua kali Regina pulang malam seperti ini, dengan alasan yang sama. Kerja kelompok. Memang ada kerja kelompok dilakukan setiap hari?

Alessandra's Journey [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang