loving someone was hard (Lei Wujie centric)

962 68 38
                                    

Halooo, ini oneshot untuk tes ombak wkwk. Di baca sampe habis yaaa, terus nanti di akhir jawab pertanyaan aku😋

Ini Lei Wujie jadi center-nya. Everyone around him was loving him unconditionally. But... he loves Xiao Se unconditionally too, while Xiao Se was not.

******

"Ayah, aku tidak ingin bersamanya. Ayah tau kan aku menyukai Qianluo?"

Xiao Se berdiri dengan penuh emosi, menatap ayahnya dengan tajam. Ini sudah kali keberapa sang ayah menyuruhnya untuk bersama Lei Wujie, putra dari Jenderal Lei.

Tapi Xiao Se tidak ingin, ada seseorang yang ia sukai, dan gadis itu juga menyukainya. Hubungan mereka juga berjalan dengan baik selama beberapa bulan ini.

"Tapi ini permintaan ibumu sebelum pergi," sang ayah berkata dengan pelan.

Xiao Se menggelengkan kepalanya, "aku tidak ingin percaya pada ayah."

"Xiao Chuhe, ayah tidak berbohong. Pergilah ke kamar ibumu dan cari sebuah surat yang terdapat gambar bunga persik di atasnya. Itu surat yang akan ia kirimkan pada Li Xinyue sebelum akhirnya ibumu meninggal saat melahirkan mu."

Xiao Se berusaha menutup telinganya, ia tidak ingin mendengar lebih jauh lagi. Ia sangat menyayangi ibunya yang rela mempertaruhkan nyawa agar ia bisa lahir. Tapi untuk yang ini, dia tidak bisa.

"Kalau begitu, temui dulu dia dan ajak dia berteman."

Akhirnya Xiao Se mengalah dan mengiyakan sang ayah. Dia hanya akan pergi menemui pemuda itu sebentar saja. Setelah itu ia akan pergi.

Tubuhnya berbalik dan menjauh dari pandangan ayahnya. Kaisar Mingde menghela nafas panjang, merasa bersalah pada sang istri karena tidak bisa memenuhi janji terakhirnya.

Sementara itu di tempat yang ingin Xiao Se kunjungi ada seorang pemuda yang tengah berlatih pedang bersama sang ibu.

"Xiao-jie bagus sekali," sang ibu mengelus rambut putranya dengan sayang.

"Terima kasih ibu! Ini semua karena ibu yang sabar mengajariku."

Anak bernama Lei Wujie itu memutar tubuhnya sambil memainkan pedang di tangannya. Benda panjang itu kini ia putar-putar.

"Xiao-jie, ibu akan pergi keluar sebentar. Jika paman Luo Xuan datang, berlatihlah dengannya."

Tubuh Wujie berhenti berputar untuk melambaikan tangannya pada sang ibu yang keluar dari gerbang. Ia membalikkan badannya dan berjalan ke arah pohon. Ia hendak memanjat tapi suara seseorang dari arah pintu masuk menghentikannya.

"Kau Lei Wujie?"

Wujie menolehkan kepalanya dan mengangguk, "iya, kau siapa?"

Pemuda yang ada di depan pintu gerbang masuk ke dalam dan berjalan ke arah Wujie, "aku Xiao Chuhe,"

Mendengar nama itu membuat Wujie menurunkan tangannya yang sedari tadi memegang dahan pohon.

"Ada apa kau kemari?" Wujie sedikit terintimidasi oleh tatapan tajam Xiao Se

"kau sudah tahu jika kita dijodohkan?"

"Aku tahu, memangnya kenapa?"

"Aku menolaknya, dan kau juga harus menolaknya."

Mata Wujie membulat, detik berikutnya ia menggelengkan kepalanya, "aku sudah bilang pada ibu dan ayahku tapi mereka bilang aku tidak boleh menolak permintaan seseorang sebelum meninggal."

Wujie kembali menghadap pohon, tangannya meraih dahan dan melompat naik ke atas. Kemudian duduk sambil bersandar di batang pohon.

Xiao Se terlihat kesal mendengar jawaban Wujie, "aku tetap akan menolaknya," katanya lalu pergi.

The story' of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang