Baca ini sambil dengerin lagu die with a smile coba, soalnya aku dengerin lagu itu sambil nulis.
Xiao Se & Lei Wujie
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
******
Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa dua insan yang tengah saling memeluk di tengah padang bunga. Angin sore ini terasa begitu sejuk, membuat keduanya merasa tenang.
Mereka sudah cukup lama berada di sini, duduk bersama sambil berpelukan. Tidak ada satupun yang bersuara, mereka hanya diam menikmati keindahan alam di depan mata.
Memang aneh, tapi itulah yang terjadi. Keduanya tak tahu harus membicarakan apa, sebab ada terlalu banyak permasalahan yang mereka alami.
"Xiao Se, aku senang karena bisa bersamamu hari ini." salah satu di antara keduanya akhirnya memberanikan diri bersuara. Memecah keheningan yang sedari tadi menguasai sekitar.
Yang di panggil berdehem pelan seraya mengelus rambut kemerahan sosok yang bersandar di dadanya. Ia menumpukan dagunya di atas kepala merah itu.
"Wujie, aku juga senang bisa bersamamu." balasnya.
Mereka berdua adalah Lei Wujie dan Xiao Se. Seorang tuan dan pengawal yang kemana-mana selalu bersama. Keduanya juga merupakan sepasang kekasih yang saling mencintai. Hubungan keduanya tidak diketahui oleh siapapun karena terlalu beresiko jika ada yang tau.
Keduanya jarang bermesraan seperti ini jika berada di kediaman mereka, terkecuali di dalam kamar. Mereka akan selalu mendatangi padang bunga ini untuk menikmati senja sambil berpelukan.
Hubungan seperti ini memang memiliki banyak resiko, jika terbongkar mereka bisa saja dibunuh karena hubungan sesama jenis jelas-jelas dilarang.
Mereka sudah menjalani hubungan mereka selama 2 tahun. Beruntungnya orang-orang melihat kedekatan keduanya hanya sebatas tuan dan pengawal yang seperti saudara.
"Xiao Se, apakah kita harus mengakhiri hubungan ini? Aku takut jika kau akan tersakiti, kau adalah seorang pangeran-"
Kalimat Wujie terpotong karena Xiao Se menempelkan telunjuknya di bibir Wujie. Perlahan Wujie mengangkat kepalanya menatap Xiao Se.
Kepala Xiao Se menggeleng, "aku tidak ingin kau mengatakannya. Aku tidak bisa melepaskan dirimu bahkan jika aku mati, aku akan memelukmu sampai ujung nafasku."
"Xiao Se, ayahmu tidak akan pernah setuju dengan hal ini, semua juga tidak akan setuju."
Xiao Se membawa tangannya memegang wajah Wujie, "dengarkan aku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku tidak peduli dengan penilaian orang-orang sebenarnya, aku hanya takut kau yang akan tersakiti di sini."
Setelah menyelesaikan kalimatnya Xiao Se mendekatkan wajahnya dan mencium Wujie. Gerakannya yang begitu lembut membuat Wujie tanpa sadar meneteskan air matanya.
