⚪⚪⚪
•••
Hari tidak berhenti, kehidupan terus berjalan. Semuanya nampak baik baik saja, di jalanan kota masih banyak orang berlalu lalang untuk melakukan aktivitas mereka masing masing.
Kakashi duduk terdiam di tengah ramainya taman kota di hari Minggu, hari liburnya para orang bekerja. Pula dengan Kakashi yang menatap dalam diam kesekitarnya, pikirannya berputar kembali lagi dimana masa masa itu dia lewati dengan perasaan tak bisa menerima sampai menyebabkan hal fatal.
Jika Kakashi memutar waktu, apakah kenangan itu akan terhapus juga? Kakashi tahu apa yang dirinya katakan itu tidak akan bisa dirinya lakukan.
Kakashi mengatakan ini hanya karna rasa bersalah, tak pernah terlupakan dalam benaknya. Untuk mempersulit dirinya, Untuk membuatnya hidup dengan keadaan yang tak nyaman. Tapi sebenarnya untuk Kakashi, dirinya tidak bisa hidup di luar Obito.
Obito Uchiha, alasan rasa bersalah ini yang tak akan pernah dirinya lupakan. Bagi Kakashi, hanya waktu yang diawali oleh Obito lah yang menjadi awal hidupnya, walau sudah berlalu. Dirinya tak pernah menyesal mencintai Obito, namun dirinya menyesali kebodohannya yang membuat Obito orang terkasihnya menjadi menderita, itulah sebab utama dirinya sangat merasa bersalah.
Jika Kakashi berpikir untuk kembali, apakah dirinya dapat menanggung hari dimana Obito belum menjumpainya? Dimana hari hari menyiksa di Joseon itu terus berlanjut sebelum Obito datang untuknya, semua masa sulit itu. apakah Kakashi bisa? Hanya untuk menghapus Obito dan mengubah sebuah takdir menjengkelkan seperti ini, ah Kakashi terlalu bodoh karena memikirkan ini.
Bahkan ketika itu semua hanyalah alasan untuk keserahan Kakashi, dirinya tidak akan melupakan Obito barang sekalipun dari hidupnya.
"IBU!"
Kakashi menoleh mendapati suara yang sangat dirinya kenali, senyumnya merekah mendapati bocah kecil bersurai hitam legamnya berlarian menghampirinya. di belakangnya ada pria itu, pria yang menjadi alasannya untuk terus menjalani kehidupan yang tiada ujungnya.
Pria jangkung yang kini tengah membawa bingkisan berwarna putih di tangan kirinya, pula tangan kanannya menyangga baby wrap yang ia kenakan untuk menggendong bocah kecil Bersurai dwiwarna perak bercampur dengan hitam. Nampak tertidur nyaman di gendongan sang Ayah.
"Kensuke, perhatikan langkah mu!" Suara baritone yang menurut Kakashi selalu menggema di telinganya itu, kini menjadi menghangat tidak lagi menyakitkan.
"Tidak mau dengan ayah jelek!" Kensuke, bocah kecil yang membuat senyum Kakashi melebar itu tetap berlarian menghampirinya.
Hap!
Bocah kecil itu tepat mendarat memeluk sang ibu yang sudah menunggunya.
"Dengarkan ayahmu, Ken sayang." Kakashi mengusap pelan surai hitam sang buah hati.
Kensuke, bocah kecil yang kini sudah berada dalam pelukan sang ibu hanya tersenyum. Kemudian menatap sang ayah dengan tatapan tidak suka.
Pada akhirnya Kakashi dan juga Obito duduk di bangku taman dengan di tengahnya ada kensuke yang tengah memakan sandwich strawberry. Kemudian Kakashi yang tengah meminum lemon tea miliknya, dan Obito yang sibuk dengan bocah kecil di gendongannya.
Terlihat sangat tenang, tapi memang begitulah kenyataannya. Obito merasa sangat lega, bahkan setelah bertahan dengan tertahan di dalam peti sialan itu selama berabad abad lalu lamanya. Dirinya dapat merasakan hal ini, hal yang dirinya inginkan. Hidup dengan tenang bersama dengan keluarganya, tentu saja dengan Kakashi terkasih hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevertheless
Romancekejadian di peradaban lalu itu tidak seharusnya di bahas, tapi ada kaitannya dengan semua kejadian janggal yang kakashi alami saat ia melakukan tugas penelitian yang di berikan oleh dosennya, niat hati hanya murni untuk melakukan tugas. tapi tugas p...