**Chapter 5: Pertemuan Tak Terduga**

217 35 2
                                    

Hinata Hyuuga sedang duduk di sebuah ruangan yang familiar, namun tetap saja hatinya tak tenang. Ini bukan kali pertama ia dipanggil ke ruangan Mikoto Uchiha, dosen Fakultas Ekonomi yang juga ibu dari Sasuke Uchiha. Meskipun begitu, Hinata masih merasa gugup setiap kali harus berhadapan dengan Mikoto, terutama karena alasan pemanggilan kali ini tidak begitu jelas.

Ruangan Mikoto bernuansa elegan dengan furnitur kayu yang memberi kesan hangat. Di dinding, beberapa penghargaan dan foto-foto keluarga Uchiha terpasang rapi. Mikoto sendiri duduk di belakang meja, tersenyum hangat kepada Hinata yang duduk di seberangnya.

"Terima kasih sudah datang, Hinata. Maaf jika panggilan ini mendadak," kata Mikoto dengan nada lembut.

"Ah, tidak apa-apa, Mikoto-sensei," jawab Hinata pelan, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

Mikoto tersenyum, lalu mulai berbincang dengan Hinata mengenai berbagai hal—mulai dari perkembangan akademisnya hingga rencana masa depan. Seiring waktu berlalu, obrolan mereka menjadi semakin santai, dan Hinata mulai merasa nyaman. Mikoto memiliki cara berbicara yang menenangkan, dan Hinata merasakan kehangatan seorang ibu dari sosok yang duduk di hadapannya.

"Aku selalu bangga dengan kemajuanmu, Hinata," puji Mikoto dengan tulus. "Kamu adalah mahasiswa yang cerdas dan berbakat."

Wajah Hinata memerah mendengar pujian itu. "Terima kasih, Mikoto-sensei. Itu semua berkat bimbingan Anda juga."

Mikoto tertawa kecil, lalu tanpa sepengetahuan Hinata, ia mengambil ponsel dari laci mejanya dan diam-diam memotret gadis yang duduk di hadapannya. Setelah itu, ia mengetikkan pesan singkat dan mengirimkan foto tersebut kepada Sasuke.

_Lihat siapa yang sedang bersama Bunda saat ini ☺️_, tulis Mikoto.

***

Di tempat lain, Sasuke Uchiha sedang nongkrong bersama teman-temannya di sebuah kafe kampus. Di meja itu ada Shikamaru, Naruto, Sai, Gaara, dan beberapa teman lainnya. Suasana di meja mereka sangat santai, penuh canda tawa dan percakapan ringan.

Tiba-tiba, ponsel Sasuke bergetar. Ia mengambilnya dan membuka pesan instan dari ibunya. Saat melihat foto yang dikirimkan oleh Mikoto, mata Sasuke membesar. Foto itu menampilkan Hinata yang sedang duduk di ruangan ibunya, tampak tenang dan bersahaja. Sasuke, yang tidak menyangka akan melihat wajah Hinata tiba-tiba, tersedak dan menyemburkan minuman yang baru saja diminumnya.

Naruto, yang duduk di seberang Sasuke, langsung bereaksi. "Oi, Sasuke! Ada apa? Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.

Shikamaru, yang duduk di sebelah Sasuke, mengintip ke layar ponsel Sasuke dan melihat pesan yang diterima Sasuke dari ibunya. Setelah melihat foto Hinata di ruangan Mikoto, Shikamaru tidak bisa menahan tawa. Ia menepuk pundak Sasuke sambil terkekeh.

"Santai saja, Sasuke. Tidak perlu seheboh itu," kata Shikamaru dengan nada menggoda.

Sasuke langsung berdiri dengan canggung, berusaha menyembunyikan rasa malunya. "Aku… aku harus pergi. Ada urusan penting," katanya cepat-cepat, lalu pamit kepada teman-temannya.

Sikap Sasuke yang mendadak itu menimbulkan tanda tanya besar di kalangan teman-temannya, terutama Naruto yang selalu penasaran. "Tunggu, Sasuke! Urusan apa? Hei, Shikamaru, kau tahu sesuatu?"

Namun, Shikamaru hanya tersenyum misterius dan tetap bungkam, membuat Naruto semakin bingung. "Merepotkan," gumam Shikamaru dengan senyum di bibirnya.

Sementara itu, Sasuke berlari cepat meninggalkan kafe, menuju gedung fakultas tempat ruangan Mikoto berada. Jantungnya berdetak kencang, bukan karena kelelahan, tetapi karena kegugupan yang aneh. Ia tidak tahu mengapa ibunya memanggil Hinata, tetapi ia tidak bisa membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja.

***

Di dalam ruangan Mikoto, Hinata sedang menikmati perbincangan dengan Mikoto saat pintu tiba-tiba terbuka. Hinata menoleh dan terkejut melihat Sasuke yang berdiri di ambang pintu, terengah-engah, dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Sasuke-kun?" Hinata berseru pelan, merasa heran sekaligus gugup. "Kenapa kau ada di sini?"

Sasuke tidak langsung menjawab. Ia melirik ke arah ibunya yang tersenyum penuh arti, lalu kembali menatap Hinata. "Aku… kebetulan lewat dan melihat ruangan Bunda terbuka," jawab Sasuke dengan sedikit gugup, meskipun jelas-jelas itu alasan yang dibuat-buat.

Mikoto menahan tawa melihat putranya yang biasanya tenang menjadi begitu canggung di hadapan Hinata. "Ah, Sasuke, kebetulan sekali. Hinata baru saja selesai berbincang dengan Bunda. Mungkin kalian bisa mengobrol sebentar," ujarnya dengan nada menggoda.

Sasuke hanya mengangguk, merasa tidak ada pilihan lain. Hinata, yang masih belum mengerti sepenuhnya apa yang terjadi, tetap berusaha tenang. "Baik, Mikoto-sensei. Terima kasih atas waktunya," kata Hinata sambil berdiri dan membungkuk hormat.

"Sama-sama, Hinata. Sampai jumpa di kelas nanti," balas Mikoto dengan senyum hangat.

Setelah berpamitan, Hinata berjalan keluar ruangan bersama Sasuke. Suasana canggung antara mereka berdua terasa begitu nyata, terutama karena Hinata tidak tahu apa yang harus ia katakan. Sasuke, di sisi lain, masih mencari kata-kata yang tepat untuk memecah keheningan.

Saat mereka melangkah keluar dari gedung fakultas, akhirnya Sasuke berbicara. "Hinata, kau tidak perlu gugup di hadapan ibuku. Dia sangat menyukaimu."

Hinata menoleh, sedikit terkejut mendengar itu. "Ah, benarkah? Aku selalu khawatir tidak bisa membuat kesan yang baik."

Sasuke menggeleng, kali ini dengan senyum yang lebih tulus. "Kau sudah melakukannya dengan sangat baik. Ibu jarang memuji seseorang, tapi dia selalu berbicara baik tentangmu."

Wajah Hinata memerah, merasa terharu sekaligus malu. "Terima kasih, Sasuke-kun. Itu sangat berarti bagiku."

Mereka terus berjalan, dan tanpa mereka sadari, keheningan di antara mereka sudah tidak lagi canggung. Malah, ada perasaan nyaman yang muncul di antara percakapan-percakapan singkat mereka.

Di belakang mereka, Mikoto tersenyum puas dari balik jendela kantornya. "Sepertinya semuanya berjalan dengan baik," gumamnya pada diri sendiri sebelum kembali ke meja kerjanya.

**To Be Continued...**

-Sasuhina- Campus Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang