Pandangan Nindya tak lepas dari nampan makan siangnya yang ada di tangan Argan. Lelaki itu sibuk mengisi sendoknya dengan berbagai macam menu yang ada diatas nampan itu. Wajahnya tampak serius dan fokus, sedangkan Nindya sedikit mengerucutkan bibirnya kesal.
Bukannya ia patah tulang atau tidak bisa menggerakkan tangan, tapi lelaki itu dengan keras kepala ingin menyuapinya, membuat kedua tangan Nindya kini menganggur dan terletak cantik diatas pangkuannya.
Makanannya telah habis setengah dan semuanya disuapi oleh Argan. Ia kembali mengangkat tangan dan mengumbar wajah galak, Nindya mencoba meminta nampan makanan itu darinya. Namun tangan Argan lebih dulu melayang dengan sesendok makanan yang mengarah ke bibirnya. Lelaki itu memandangnya dengan senyum merekah dan alis yang terangkat satu.
Nindya menatap bergantian pada Argan dan juga sendok di tangannya. Ingin rasanya ia merebutnya dengan paksa, namun sudah pasti nantinya akan menimbulkan kekacauan yang tidak perlu. Maka dari itu ia hanya bisa pasrah dan membuka mulut menerima suapannya lagi.
Sambil mengunyah, Nindya berkata, "Aku mau makan sendiri."
"Ada aku disini, kunyah dulu yang benar," namun jawaban yang ia terima ini membuat Nindya mengerutkan alisnya lebih kesal.
Tindakan menjambak yang sempat terbesit dipikiran Nindya langsung terhempaskan saat pintu ruang inapnya terbuka memunculkan Sera dan juga Delon yang tampaknya baru pulang sekolah. Di depan sana Sera mendadak mematung, membuat langkah Delon yang ada di belakangnya juga terhenti dan terhalang olehnya. Baik Nindya maupun Argan juga menoleh mengamati keduanya.
Sera menjatuhkan tasnya secara dramatis ke lantai, lalu dia berlari menghampiri Nindya dengan mata yang dengan cepat memerah. Dia menangis keras sambil memaksa Nindya masuk ke pelukannya. Membuat Nindya menatap dua lelaki yang kini terdiam dengan isyarat meminta bantuan.
Delon menghela nafas sambil meraih tas yang dijatuhkan Sera dan meletakkannya diatas sofa bersamaan dengan tasnya sendiri. Tangis gadis itu berlangsung cukup lama hingga membuat Argan yang memegang nampan merasa pegal, dan Delon yang berdiri diam mulai bergerak tak sabar.
Tetapi kemudian, Sera merebut nampan makan siang Nindya dari Argan dan juga merebut kursi yang ditempati Argan. Otomatis membuatnya menggantikan Argan menyuapi Nindya, walau tampilannya sangat berbeda karena matanya yang memerah. "Aku suapin ya... Nindya harus makan banyak!" ungkap Sera.
Argan yang diusir dari tempatnya kini melangkah keluar dari ruang inap mengikuti kepergian Delon sempat memberi kode untuknya. Saat keduanya sampai di depan dan berdiri agak jauh dari pintu ruang inap, Delon duduk di kursi yang tersedia, memandang Argan yang berdiri bersandar pada dinding, lalu berkata, "Lilyana di skors tiga hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Sun Goes Down
RomanceBagi sebagian orang, menjalani hidup seperti biasa di zona nyaman adalah satu-satunya pilihan. Awalnya Nindya juga begitu, namun ia mendadak berubah pikiran. ~•~ Setelah didiagnosa menderita tumor otak yang tidak memiliki solusi penanganan dan hany...