~07~

65 34 33
                                    

Dalam perjalanan menuju ke kelas setelah makan siang, Nindya dan juga Sera serempak menghentikan langkah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam perjalanan menuju ke kelas setelah makan siang, Nindya dan juga Sera serempak menghentikan langkah mereka. Mereka melewati koridor yang lumayan jarang dilewati karena jalannya yang memutar, tapi keduanya memanfaatkan jalur ini untuk berjalan-jalan guna memperlancar pencernaan.

Tapi kini pemandangan di bawah sana cukup menarik perhatian. Pasalnya Delon sedang menghajar seorang siswa secara membabi buta, tampak tak terkontrol dan diliputi emosi.

Nindya mengenali siswa yang menjadi samsak itu. Dia siswa yang sama di hari pertama sekolah, yang juga di tendang Delon hingga depan kelas. Melihatnya sekarang, ia bisa berasumsi bahwa Delon memiliki dendam kesumat dan siswa itu juga terlihat sama sekali tak membela diri, bagai menerima setiap pukulan yang dilayangkan padanya dengan suka rela.

Nindya mengernyitkan dahi, bertumpu pada kusen jendela dan menonton perkelahian satu arah di bawah sana. Di sebelahnya Sera juga jadi ikut menonton walau sebenarnya ia tidak tertarik. Karena penilaiannya terhadap Delon tak jauh-jauh dari marah, kesal dan sebal, maka saat ini dia menonton aksi Delon sambil cemberut. "Harus dilaporin ke guru kah?" gumam Sera, pasalnya pukulan yang dilayangkan Delon terlihat semakin brutal.

Mengamati Delon sekali lagi, pada akhirnya Nindya menggeleng setelah terdiam agak lama. "Ayo turun," ajak Nindya yang langsung melangkah pergi. Sera terlambat merespon saat ia akhirnya memahami perkataannya, "hah? Turun? Nyamperin mereka!?" buru-buru ia mengejar ketertinggalannya karena langkah Nindya kali ini cukup cepat.

Sera mengikuti temannya itu sambil mencengkram plastik berisi makanan dan minuman ringan di tangannya. Saat keduanya hendak menghampiri dua orang yang berkelahi itu, siswa yang menjadi pelampiasan amarah Delon pada akhirnya sampai pada batasnya, dia jatuh terkapar setelah menerima pukulan Delon yang tak ada habisnya. Walau sudah dalam keadaan seperti itu, Delon masih saja hendak melanjutkan pukulannya.

Nindya menendang batu di dekat kakinya hingga terlempar mengenai ember kaleng hingga menimbulkan suara yang cukup berisik. Tetapi karena interupsi inilah Delon mengurungkan pukulan yang hendak dia layangkan. Dia mengangkat kepalanya dan memandang dua tamu tak diundang dengan tatapan tajamnya. Nafasnya memburu karena amarah, peluh telah menghiasi dahinya yang entah karena lelah memukul atau rasa frustasi yang memancar kuat darinya.

"Sudah cukup. Kamu mau ngebunuh anak orang?" ucap Nindya.

"Aku harap aku bisa," gumam Delon yang masih bisa didengar oleh tiga orang lainnya.

Delon melepas cengkeramannya dari kerah seragam siswa itu dengan kasar, lalu bangkit berdiri dan merapihkan dirinya sendiri. Setelahnya dia menatap Nindya dan juga Sera, "Kalau bisa, biarin aja dia di sini, gak perlu ditolong," ucapnya sebelum berjalan pergi dan menendang sebuah buku di dekatnya.

Dua gadis itu sama-sama menatap punggung belakang Delon yang perlahan menjauh lalu saling menukar pandangan. "Aku tolongin dia dulu Nin, kamu kejar aja Delon, takutnya makin gak waras nanti," ucap Sera yang langsung menghampiri korban amarah Delon.

When The Sun Goes Down Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang