"Dimana Zee?". Tanya Ara yang tengah singgah di mini Market setelah pulang sekolahnya. Duduk di kursi yang ada di depan toko tersebut.
"Galeri Ra, baru sampe juga. Kenapa?". Azizi merogoh kunci Studionya dan mulai membuka pintunya.
"Gue kesana ya?". Ucap Ara lagi.
"Gua sih gak apa2, entar kalo bokap lo tau, bakal marah dia". Jelas Azizi lagi. Dia juga salah satu sahabat Ara selain Adel. Azizi juga tau apa yang terjadi pada Ara selama ini. Tetapi dia juga tidak bisa melakukan apa apa.
"Gak apa2. santai aja, gue otw". Ucap Ara lagi sembari menutup panggilan mereka.
Azizi menatap nanar ponselnya. Dia tidak masalah Ara datang ke galerinya. Tapi yang akan jadi masalah bila Papa Ara tau, dan Ara pasti akan di hajar habis habisan.
Pasalnya galeri Azizi ini adalah galeri Tatto. Yang mana pada sebagain orang tempat seperti ini tu tempat yang tidak baik. Ada sisi negatif sendiri di pandangan orang lain saat melihat tempat tatto atau orang bertato.
Padahal tatto itu seni. Bentuk ekpresi seseorang menyampaikan rasa sukanya pada sebuah seni gambar atau seni lukis tubuh. Tidak ada maksud buruk hanya saja mereka tertarik akan hal itu.
Ara sampai. Memarkirkan mobil sportnya dan turun berjalan masuk ke dalam galeri. Melihat Azizi yang tengah duduk di kursi dengan berbagai macam alat yang ada di atas meja didepannya. Ara menghampirinya dan duduk di samping Azizi.
"Anjr, pake seragam sekolah lo kesini. Buka dulu gak, gue takut ada yang cepuin ke bokap lo". Azizi hanya was was saja pada Ara. Mata mata Danu, Papa Ara bisa ada di mana2.
Ara mendengus. Bangun berjalan ke kamar mandi dan membuka seragam sekolah nya mengantinya dengan hoodie tapi masih memakai bawahan rok sekolah. Dia tidak membawa celana ganti.
Ara keluar dari kamar mandi. Mengundang tatapan Azizi lagi padanya.
Ara langsung menaruh telunjuknya di depan bibirnya saat tau Azizi akan protes lagi. Dan Azizi hanya bisa terdiam menggeleng gelengkan kepalanya.
Ara memperhatikan Azizi yang tengah membersihkan jarum jarum dan tinta bahan pembuatan tatto. Melihat sekelilingnya. Banyak terdapat lukisan lukisan abstrak pasti penuh sirat akan makna. Banyak juga gambar gambar tatto yang bermakna juga di dinding itu.
"Kenapa gak pulang dulu Ra?". Tanya Azizi yang masih dengan kegiatannya itu.
Ara mengangkat bahunya. "Kalo pulang, nanti gak bisa kesini lagi". Jawab Ara. Matanya masih menelusuri ruangan ini.
"Emang tempatnya harus gelap gini ya Zee?". Tanya Ara yang menyadari cahaya dalam galeri ini sangat minim sekali. Kebanyakan hanya menggunkan lampu berwarna kuning saja yang bergelantungan rapi di atas plafon.
Yang mendapatkan pencahayaan maksimal hanya dalam sebuah ruangan yang lebih kecil sedikit, pasti itu tempat dimana orang yang membuat tatto mereka.
"Gak tau emang gini konsepnya. Sepupu gue mau gini, jadi yaudah. Lagian ini punya dia, gue cuma ikut berpartisipasi juga. Karena gue juga suka yaudah deh gabung bareng dia". Aziiz menjelaskannya sekilas pada Ara.
"Sepupu? Kok gue gak tau lo punya sepupu?". Tanya Ara sedikit terkejut.
"Ngapain juga lo harus tau?". Ucap Azizi sambil tertawa.
Ara menggaruk pelipisnya, dia sedikit malu. "Ya kan secara kita udah temenan lama, tapi baru kali ini gue berhasil kesini dan gue gak tau lo punya sepupu. Ini gue nekat banget Zee, bodo soal nanti dirumah bakal dapat apa lagi". Ara menunduk. Kenapa dirinya tidak bisa bebas sepert remaja di usianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST ME ( And I Trust You ). (ON GOING)
RandomAnak satu satunya di tuntut untuk menjadi yang paling sempurna demi mendapat harta warisan sang kakek. Masuk ke dalam dunia dimana bukan jati dirinya yang di temukan di dalam sana. Mempunyai nama belakang yang di pandang hormat oleh orang lain memb...