Chapter 21 : Penegasan⚠️🔞

29.8K 541 23
                                    

WARNING!!
Mohon kebijakan para pembaca sekalian bahwa ini hanyalah fiksi dan seluruh tindak kejahatan tak bisa dibenarkan. Tidak untuk ditiru
.

.

.

⚠️⚠️⚠️
KONTEN CERITA MENGANDUNG BEBERAPA KATA (MUNGKIN) AGAK TRIGGER🙏

.

.

.

⚠️DIMOHON KEBIJAKANNYA YAA WAHAI READERKU YANG BUDIMAN⚠️

MAACIW❤️

.

.

.

*******

ISHA POV


Kesadaranku kembali pulih seakan terhentak oleh sesuatu. Namun yang kulihat hanya hitam dan gelap.

Seperti saat itu.

Mataku ditutup, membuatku tak dapat melihat apapun. Kenangan buruk itu kembali muncul di balik otakku. Tenggorokanku tercekat seakan oksigen berhenti ditengah-tengah.

Aku mengingatnya.

Dingin dari hawa yang mencengkam seakan mencekikku, dingin dari besi yang Dimitri kalungkan saat itu, dingin dari udara yang menusuk tubuhku hingga linu, pembicaraan mereka yang memperlakukanku seakan hanyalah sebuah barang alih-alih manusia, dan harga diriku yang terkoyak saat aku diperlakukan seperti hewan disana.

Aku tak mau itu.

Saat aku akan bergerak, tanganku terkuci. Aku merasakan permukaan kasar tali yang bergesekean dengan kulitku, membuat pergelanganku terasa sakit hingga tulang.

Aku terkesiap. Aku panik. Aku takut. Aku bingung.

Apa yang terjadi?

Sebelum pingsan aku makan bersama Dimitri tadi.

Ya, bajingan psikopat itu.

"S-sir?"

Aku begitu mengharapkan suara rendah nan gelap milik Dimitri menyahutku. Ini pasti ulahnya.

Ya, pasti ulahnya.

Apalagi yang dia rencanakan kali ini?

Aku menunggu sahutan darinya dengan putus asa, namun yang kudapatkan hanya hening, sunyi dan gelap.

Aku dapat mendengar dengung keheningan dalam telingaku, membuat jantungku semakin berdebar dan aku mulai gemetar. Kini rasa panik menyelimuti diriku.

"Sir? Anda di sana kan?"

Ucapku memastikan lagi. Sekali lagi, hanya hening yang ku dapatkan.

Hanya gelap tanpa suara yang menghantam diriku, membuatku mulai frustasi. Segala kemungkinan buruk berputar di otakku, semakin membakar rasa takut dan panikku.

"Sir... A-anda disana kan? S-saya mohon....ini tak lucu"

Suaraku gemetar dan aku mulai terisak. Aku berulang kali menoleh kesembarang arah, merangkak dengan putus asa di atas kasur empuk yang sedang ku duduki. Ada pikiran mungkin aku akan jatuh saat berada di tepian kasur, namun lebih baik aku terjungkal daripada terus seperti ini. Aku sungguh tak suka suasana tak berdaya seperti ini.

Above The Contracts (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang