ISHA POV
Aku menahan nafasku. Rasa penasaran menghantam diriku. Hadiah? Hadiah seperti apa yang akan diberikan Dimitri padaku?Ini pertama kalinya Dimitri mengatakan hal itu.
Aku sedikit menarik wajahku darinya, memberikan sedikit ruang diantara bibir kami yang terlalu dekat sebelum aku bertanya balik padanya.
"H-hadiah?"
Cicitku. Aku menangkap manik biru yang tajam itu, kilat senang seakan dia menikmati semua ini terlihat. Aku menegup ludah, menunggu jawaban apa yang akan terlontar pada bibirnya.
Oh, aku jadi ingin menciumnya.
Shit!
"Ya. Jika kau berhasil menembak tepat pada target, tentu saja"
"Jika saya meleset?"
"Kau tak akan mendapatkan apapun"
"Anda berjanji tak menghukum saya, Sir. Jangan lupakan itu"
Dimitri mengangkat sebelah alisnya.
"Ya. Aku berjanji. Kau akan mendapat hadiah atau tidak ada sama sekali"
Aku kembali menegup ludahku kasar dan menjilat bibirku gugup.
Kemudian aku mengangguk.
"Baiklah, Sir. Saya akan mengikuti apa yang anda katakan"
"Excellent"
Ruangan kembali senyap. Dimitri tak bergeming dari posisinya sama sekali. Tengkukku terasa kaku karena posisi yang sangat canggung ini. Aku memgernyit heran, kenapa dia masih tak melepaskanku?
"S-sir? B-bolehkah saya keluar ?"
Ucapku pelan. Aku bisa merasakan nafasnya yang berhembus pada hidungku. Tanganku masih mencengkram pundaknya. Aku tak berani menatap mata birunya sebab entah kenapa wajahku semakin memanas.
"Hmm? Ah iya"
Ucapnya enteng dengan suara rendahnya yang membuat jantungku berdegup kencang. Kurasakan lututnya yang menekan antara pangkal pahaku.
Dan vaginaku kembali mengedut.
Fuck! Apakah ketahuan?
"Isha, kau mengajakku untuk menyetubuhimu?"
Ucap Dimitri diantara geraman rendahnya sedangkan aku hanya menunduk sembari memejamkan mataku malu, aku mengigit bibirku.
Ya, sepertinya ketahuan.
"I-ini reaksi biologis"
"Aku hanya menekannya dan kau sudah basah, kau tahu?"
Ah! Diam! Tutup mulutmu itu bajingan!
Bajingan itu malah semakin menekan pangkal pahaku, membuat vaginaku teras terhimpit dan tanpa sadar aku mengeluarkan desahan kecil sebelum aku menggigit bibirku sambil menahan rasa malu luar biasa itu.
"S-sir....jangan sekarang..."
Aku kembali mencicit. Kurasakan bibir Dimitri menyapu telingaku membuatku geli.
"Kenapa?"
Bisiknya rendah membuat vaginaku semakin- fuck- basah dan kembali mengedut. Dimitri hanya memggeram meresponnya sedangkan wajahku sepertinya sudah 100 derajat panasnya.
"Saya banyak tugas. L-lagipula, k-kita sudah melakukannya 2 hari yang lalu"
"Tapi aku tak menyetubuhimu. Kita hanya menyentuh satu sama lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Above The Contracts (21+)
ChickLitA story about a villain who got his woman. SINOPSIS Karena kesalahan One night Stand di Chicago malam itu, kini Dimitri memaksa Isha menyetujui kontrak berisi perjanjian untuk menjadi teman tidurnya dalam setahun. Bagi Isha itu merupakan suatu dile...